Sukses

Lifestyle

Studi Sebut Perempuan Masa Kini Bisa Manfaatkan Teknologi Berkat Kartini

Fimela.com, Jakarta Perjuangan Raden Ajeng Kartini bukan hanya sekadar sejarah. Berkat jasanya, perempuan masa kini mendapatkan keseteraan hak untuk memperluas peran di berbagai aspek kehidupan.

Perempuan masa kini yang lebih berdaya dan mampu berkarya sambil memberikan dampak nyata berkat perjuangan Kartini. Namun, jalan menuju kesetaraan masih panjang, banyak perempuan yang masih merasakan ketimpangan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Survei Angkatan Kerja Februari 2020 yang menyebutkan bahwa perempuan memiliki pendapatan 23 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki. Kesenjangan serupa juga dapat dilihat dari kesempatan perempuan untuk menduduki posisi strategis dalam perusahan. Perempuan hanya menempati seperempat dari pekerjaan manajerial dan penyelia yang bergaji tinggi. Bahkan untuk pekerjaan ini, perempuan dibayar lebih rendah dibanding laki-laki.

Sementara itu, dalam riset United Nations (UN) Women pada Juli 2020, misalnya, perempuan terpantau banyak memanfaatkan internet untuk keperluan usahanya dibandingkan laki-laki. Bahkan, sebanyak 54 persen perempuan Indonesia mengadopsi penggunaan internet guna untuk mendorong usahanya. Persentase ini jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan persentase laki-laki yang memanfaatkan internet, yaitu sejumlah 39 persen.

 

Perempuan penggerak UMKM

Tak heran, jika kemudian perempuan menjadi kunci penting dalam kemajuan UMKM di Indonesia. Sebab, merujuk pada data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), perempuan mendominasi pelaku UMKM. Misalnya, di tingkat usaha mikro, 52 persen dari 63,9 juta pelaku usaha mikro di Indonesia adalah perempuan. Dominasi perempuan juga dirasakan pada tingkat usaha kecil yaitu sebesar 56 persen dari 193 ribu usaha kecil dan tingkat usaha menengah sejumlah 34 persen dari 44,7 ribu menengah.

Meski demikian, stigma yang melekat pada perempuan tidak lantas hilang. Perempuan masih dianggap bertindah secara emosional dan dan memiliki logika berpikir di bawah laki-laki. Sehingga, perempuan sering kali dianggap tidak memiliki kapasitas untuk memimpin karena pengambilan keputusannya dipengaruhi oleh perasaan serta dianggap rapuh dan tidak stabil. Sementara itu, dominasi laki-laki terus hadir di berbagai kelas dan struktur.

Selain itu, tantangan peran ganda yang harus dijalani perempuan kerap disalahartikan dengan minimnya fokus terhadap pekerjaan yang dijalankan. Namun, DANA berusaha mematahkan stigma tersebut dengan memberi kesempatan yang sama bagi perempuan untuk menempati divisi teknologi dan posisi strategis lainnya.

 

Edukasi berkelanjutan bagi perempuan

Melihat kedekatan perempuan akan pemanfaatan teknologi dan internet dalam kesehariannya, diperlukan edukasi bagi perempuan secara berkelanjutan. Salah satu wujudnya adalah dengan menjalin kerja sama dengan Mercy Corps Indonesia (MCI) melalui program CAMELIA (COVID-19 Recovery for Women-led Small Businesses in Greater Malang) yang difokuskan pada program pemberdayaan bagi pengusaha perempuan yang terkena dampak COVID-19, menggandeng DANA untuk mengoptimalkan kebutuhan UMKM terhadap pemanfaatan layanan keuangan digital.

Selain itu, DANA juga berkolaborasi dengan Women's World Banking dalam melakukan penelitian pengujian lapangan, dan mengembangkan solusi untuk mempromosikan pengiriman uang sebagai contoh transaksi yang dapat diaplikasikan di kalangan pekerja domestik. Tujuannya untuk meningkatkan literasi keuangan digital bagi pekerja rumah tangga serta memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan tantangan yang ada untuk menyejahterakan keluarga mereka.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading