5 Cara Kuatkan Diri dan Bangkit setelah Mengalami Penolakan

Ya, penolakan memang menyakitkan. Ini adalah hal yang perlu kita sadari dan terima. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Science, para peneliti menggunakan fMRI untuk mengetahui bahwa penolakan mengaktifkan sebagian besar area otak yang sama dengan area yang melibatkan luka fisik. Dengan kata lain, kalau merasa sakit ketika mengalami penolakan, itu adalah hal yang wajar terjadi.

Ambil waktu untuk "kembali ke dalam". Proses perasaan sendiri. Kenali dan telusuri hal-hal yang membuat kita tak nyaman. Bila memungkinkan cari penyebab penolakan tersebut. Dari sini kita bisa coba untuk membuat pilihan baru, apakah ada hal yang perlu diperbaiki dari diri sendiri atau ada hal yang perlu dilepaskan dan fokus pada hal lain.

Saat mengalami penolakan biasanya kita merasa tidak berguna. Seakan harga diri kita sangat rendah. Bahkan membuat kita kehilangan rasa percaya diri. Kalau rasanya keadaan makin sulit saat hanya berdiam diri, cobalah untuk melakukan sesuatu yang bisa memberi kepuasan batin. Entah itu terkait hobi atau mencoba hal baru untuk pertama kalinya.

Penting untuk kembali berbaik hati pada diri sendiri. Saat mengalami penolakan biasanya kita akan menyalahkan diri sendiri. Kita jadi orang yang paling mengkritik diri sendiri. Di sini, kita perlu menyudahinya. Menghadapi penolakan sudah cukup berat, jangan ditambah dengan makin menyalahkan diri sendiri. Sebab dirimu sedang butuh ruang yang lebih banyak untuk memulihkan diri.

Kita sudah mengalami penolakan dan sudah bisa bertahan hingga titik ini. Ini sudah menjadi pencapaian sendiri. Bisa menjalani rutinitas seperti biasa pun merupakan hal luar biasa. Menjalani keseharian seperti biasa bisa bantu menguatkan diri dan bangkit lagi perlahan untuk hari yang lebih baik.

Semoga kita bisa kembali melangkah ke depan dengan hati yang lebih kuat lagi. Setiap penolakan yang bisa kita maknai dengan baik akan membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa lagi.

#WomenforWomen