Fimela.com, Jakarta Apakah kamu pernah merasa kesepain? Atau saat kamu sedang merasa kesepian? Rasa kesepian adalah salah satu perasaan yang umum dirasakan oleh manusia. Tidak ada yang salah dengan merasa kesepian. Tetapi, jika kamu merasa kesepian dalam jangka waktu yang lama atau rasa kesepian itu sering muncul, akan lebih baik jika kamu menghubungi orang terdekat atau psikolog untuk membagikan apa yang kamu rasakan dan meminta bantuan untuk mengatasinya. Rasa kesepian kronis yang tidak segera ditangani dapat berpengaruh buruk pada kesehatan mental.
Tetapi, jika rasa kesepian itu muncul dan bertahan dalam jangka waktu pendek, berikut beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi dan mengatasi rasa kesepian tersebut.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
1. Jadilah teman untuk dirimu sendiri
Kapan terakhir kali kamu memperlakukan dirimu dengan baik? Jika kamu tidak bisa menjawab pertanyaan ini, maka mulai saat ini berusahalah untuk meluangkan sedikit waktu untuk dirimu sendiri. Sedikit waktu luang untuk fokus pada dirimu sendiri. Jangan hiraukan pikiran mengenai pekerjaan, beban, tanggung jawab, dan lain-lain. Lakukan refleksi diri serta berbagai hal yang kamu sukai atau dapat membuatmu merasa lebih baik. Meluangkan sedikit waktu untuk merawat diri sendiri bukanlah hal yang buruk dan dapat membuatmu lebih mengenal dirimu sendiri.
Jika kamu sudah mengenal dirimu sendiri dan berhasil menjadikan dirimu sendiri sebagai teman, maka kamu bisa bergantung pada dirimu sendiri saat rasa kesepian itu muncul. Rasa kesepian itu tidak akan membuatmu terpuruk karena kamu tahu bahwa dirimu sendiri adalah satu-satunya orang yang akan terus hidup dan ada bersamamu selamanya.
2. Sebarkan kasih sayang
Seringkali saat kita merasa kesepian, kita berharap akan ada orang lain yang akan menemani kita melawan rasa kesepian tersebut. Seseorang yang memahami kita dan tidak ragu menjulurkan tangannya serta memberikan kasih sayang untuk kita. Saat orang lain menunjukkan kasih sayangnya dalam berbagai bentuk, kita tentu akan merasa senang dan dicintai. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.
Saat kita menyebarkan kasih sayang, kebaikan, dan hal-hal positif lainnya, kita bisa membantu orang lain merasa senang dan tidak kesepian. Tak lupa, kita juga ikut merasakan kebahagiaan tersebut dan merasa lebih baik setelah rasa kesepian itu muncul karena setidaknya kita sudah membangun interaksi yang bermakna dengan orang lain.
3. Cari seseorang yang memiliki kesamaan dengamu
Rasa kesepian tidak selalu muncul saat kita sendirian. Rasa kesepian juga dapat muncul saat kita dikelilingi oleh banyak orang atau memiliki beberapa teman sekalipun. Biasanya, rasa kesepian tersebut muncul karena kita merasa tidak ada kesamaan antara kamu dan temanmu, sehingga kamu tidak bisa membangun interaksi yang bermakna. Kesamaan tersebut meliputi minat, pola pikir, tujuan, hobi, idola, dan lain-lain.
Setidaknya kita harus mengenal seseorang yang memiliki kesamaan dengan diri kita agar interaksi yang bermakna dapat muncul dan berujung pada hubungan yang sama bermaknanya. Walaupun tidak mudah dan membutuhkan waktu, kamu tetap bisa mencari teman yang memiliki kesamaan yang sama denganmu, terlebih di zaman yang canggih ini. Kamu bisa bergabung dengan komunitas online atau menggunakan berbagai media sosial untuk mengetahui siapa-siapa saja orang yang memiliki kesamaan denganmu.
4. Mengetahui bahwa tidak ada teman yang sempurna
Saat seseorang kesepian, mereka seringkali memiliki bayangan atau harapan jika suatu hari nanti mereka dapat menemukan teman yang sempurna. Teman yang akan menerimamu apa adanya, selalu ada untukmu, mau berkorban untukmu, dan lain-lain. Tapi kenyataannya, tidak ada teman yang sempurna di dunia ini. Harapan akan sebuah pertemanan yang sempurna hanya akan membuatmu semakin kesepian.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang sangat perfeksionis memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi dan memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya karena perasaan terasing, isolasi, dan kesepian yang sangat intens. Sehingga, perfeksionisme dalam bersosialisasi dapat membuat seseorang memiliki harapan dan ekspektasi yang tinggi terhadap sebuah hubungan.
Ditulis oleh: Savitri Anggita Kusuma Wardani