Fimela.com, Jakarta Selama dua tahun pandemi, anak-anak di seluruh dunia selalu dihadapkan pada layar. Membuat mereka sibuk dengan rutinitas swipe dan scroll sehingga melupakan aktivitas fisik. Padahal aktivitas fisik menjadi penting bagi anak selama proses pertumbuhan.
Aktivitas fisik yang seharusnya didorong semasa tumbuh kembang anak berpengaruh ada perkembangan kognitif maupun motorik. Namun pandemi membuat anak kehilangan kesempatan untuk memaksimalkan aktivitas fisikt tersebut.
Advertisement
BACA JUGA
Untuk mengembalikan kembali kesempatan anak dalam eksplorasi aktivitas fisik, Museum MACAN menghadirkan pameran edukasi anak bertajuk "Kembara Biru". Menggandeng seniman asal Yogyakarta, Theresia Agustina Sitompul, pameran ini akan dibuka pada 9 April - 30 Oktober 2022.
"Kita memang tidak dapat pergi kemana-mana, tetapi kita selalu bisa membuat karya seni dari bahan-bahan paling sederhana. Kembara Biru mengajak kita untuk berhenti sejenak dari layar digital yang menghubungkan kita dengan mereka yang jauh. Akan tetapi, proyek ini membuat kita untuk kembali terkoneksi dengan hal-hal sederhana yang dekat dan yang kita sayangi: rumah, tangan dan kreativitas kita,” kata Theresia.
Advertisement
Mendorong aktivitas fisik pada anak
Theresia sendiri mengakui bahwa pameran ini terinspirasi dari pengalamannya saat berada dirumah selama pandemi. Ia mentransformasi meja dapur dan ruang keluarga menjadi arena berimajinasi agar anak-anak dan keluarga. Sehingga menciptakan interaksi dan belajar di lingkungan yang menyenangkan.
"Sebagai seorang ibu dan seniman, melihat aktivitas anak-anak itu online selama pandemi . Bagaimana membuat anak-anak kreativitas berubah dan motoriknya berkembangan," jelas Theresia Agustina Sitompul.
Uniknya, pameran ini memanfaatkan kertas karbon sebagai media artistik yang digabungkan dengan benda-benda kecil, seperti kancing dan perban. Lewat alat-alat ini, Theresia mendorong anak-anak untuk berhenti sejenak dan menjauh dari layar digital mereka.
Anak-anak justru didorong untuk menjelajahi lingkungan rumah serta diajak untuk menciptakan benda-benda menggunakan tangan mereka sendiri. Lewat proyek ini, Theresia meyakini semua orang bisa berkarya dengan memanfaatkan bahan-bahan yang paling sederhana.
Dalam instalasi
Pameran ini berlokasi di Children's Art Space Museum MACAN, menampilkan instalasi fisik dari kertas karbon dan sejumlah kegiatan fisik. Saat masuk ke area ini akan disambut dengan juntaian kain yang menggambarkan tangan anak-anak yang bisa melakukan apapun yang mereka mau.
Kemudian kamu akan melihat ruangan serba biru yang dihiasi oleh karya-karya yang dicetak dengan bahan kertas karbon. Terdapat dua meja terpisah berisikan alat-alat yang dibutuhkan. Di meja ini, anak-anak bisa mencoba sendiri bagaimana membuat karya dengan menggunakan kertas karbon pada media kertas A5.
Advertisement
Anak-anak diajak berkreasi langsung
Menggarap proyek ini, Theresia membutuhkan waktu kurang lebih satu tahun untuk menggodok konsep hingga eksekusi. Ia pun harus memastikan penggunaan kertas karbon cukup aman bagi anak-anak. Sebagai solusi, setiap karya yang dilihat dalam instalasi memiliki lapisan untuk memastikan serbuk karbon tidak terhirup oleh anak-anak.
Karena masih dalam pembatasan, ruangan instalasi hanya boleh diisi oleh 10 orang. Sehingga berkreasi di setiap meja sebanyak lima orang. Selain itu, Museum MACAN memastikan setiap alat yang digunakan disanitasi secara berkala setelah dan sebelum digunakan kembali.
Setiap anak bisa membawa pulang karya mereka atau menitipkannya di Museum MACAN untuk nantinya akan dipamerkan dan menjadi inspirasi bagi anak-anak lain.
Simak video berikut ini
#women for women