Fimela.com, Jakarta Tidak bisa dipungkiri kehadirkan Financial Technology alias Fintech mendorong ekosistem keuangan di Indonesia. Hadirnya fintech membuka akses keuangan bagi masyarakat yang tidak terjamah oleh bank konvensial.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyadari peran fintech dalam inklusi keuangan yang lebih di Indonesia.
Advertisement
BACA JUGA
"Ini adalah upaya financial inclusion yang dilakukan fintech bersama pemerintah. Mereka yang selama ini unbanked, bahkan buta keuangan sekarang bisa menikmati layanan jasa keuangan," kata Sri Mulyani.
Dalam survei yang dipaparkan AFTECH 2021 menyebut sebanyak 59% pengguna fintech datang dari segmen pendapatan rendah hingga menengah. Selain itu, fintech juga memberikan akses keuangan dalam hal permodalan industri UMKM. Di mana fintech sendiri telah menjangkau 62% UMKM.
Advertisement
Jangkau UMKM
Sementara itu, sebesar 42% transaksi UMKM berasal dari fintech dengan nominal transaksi sebesar Rp80 miliar. Pendanaan makin menjadi penting karena sudah masuk ke pertumbuhah bisnis dengan tujuan ekspansi
Data ini menunjukkan ekosistem fintech sudah berkontribusi besar dalam menjangkau kalangan yang tidak terjangkau ekosistem ekonomi konvensional. Namun ada beberapa hal yang disoroti oleh AFTECH untuk meningkatkan tata kelola keuangan di Indonesia.
Waspada akan risiko baru
Salah satunya adalah literasi keuangan dan keamanan data dari pengguna fintech. Ketua Umum AFTECH Pandu Syahrir pun menyadari perlinudngan konsumen dalam transformasi digital menjadi penting. Sehingga masyarakat terhindar dari kekerasan siber dan penyalahgunaan data.
"Industri fintech punya potensi besar tapi juga harus proaktif dalam menghadapi risiko baru," tutur Pandu dalam Peluncuran Annual Members Survey AFTECH 2021 pada Kamis (24/3/2022).
Melihat paparan ini, Otoritas Jasa Keuangan sebenarnya fintech center di beberapa universitas. Tujuannya untuk mendorong masyarakat, khususnya mahasiswa yang belajar mengenai teknologi finansial di sektor keuangan.