Fimela.com, Jakarta Beberapa orang beranggapan memendam emosi lebih baik daripada mengeluarkannya, karena hal tersebut memalukan atau dapat merepotkan orang lain. Padahal, memendam emosi adalah sebuah kebiasaan yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan, baik kesehatan mental maupun fisik. Tidak ada salahnya merasakan dan meluapkan emosi negatif karena kita adalah manusia biasa.
Berikut adalah enam tanda kamu suka memendam emosi.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Jarang Menangis
1. Kamu jarang berteriak atau menangis, tetapi saat kamu mengalami masalah sepele, kamu akan ‘meledak’. Ketika seseorang ‘meledak’ untuk hal-hal sederhana, ini bisa menjadi indikasi adanya emosi yang sudah dipendam sejak lama. University of Texas pernah melakukan penelitian tentang memendam emosi. Pada saat itu, terdapat dua kelompok yang diminta untuk menonton film horor. Satu kelompok harus menahan diri dan dilarang memberikan reaksi apapun selama menonton, sedangkan kelompok lainnya dipersilahkan untuk bereaksi seperti biasa. Hasilnya, kelompok yang harus menahan diri dan dilarang memberikan reaksi menjadi lebih agresif saat diminta mengungkapkan apa yang ia rasakan saat menonton film tersebut.
2. Kamu menghindar atau mengalihkan diri dari hal-hal yang membuatmu tidak nyaman. Saat menghadapi masalah atau hal-hal yang membuatmu tidak nyaman, kamu cenderung menghindari masalah atau hal-hal tersebut dengan melakukan hal lain, seperti menonton televisi, bermain video game, atau tidur secara berlebihan. Seseorang cenderung melakukan hal-hal tersebut untuk menghindari pikiran-pikiran yang datang dari masalah yang ada.
3. Kamu merasa kamu adalah dua orang yang berbeda, yaitu dirimu saat kamu sendiri dan dirimu saat bersama orang lain. Mereka yang suka memendam emosi biasanya secara alami akan memiliki dua versi dari dirinya sendiri, versi pertama adalah diri mereka berdasarkan apa yang mereka lihat dan versi kedua adalah diri mereka berdasarkan apa yang orang lain lihat. Secara alami, mereka akan berperilaku berdasarkan dua sudut pandang tersebut dan hal tersebut terkadang membuat mereka tidak mengenali dirinya sendiri.
Kurang Nyaman Disekitar Orang yang Emosional dan Ekspresif
4. Kamu seringkali merasa tidak nyaman saat berada di sekitar orang yang sangat emosional dan ekspresif. Hal tersebut terjadi karena kamu beranggapan bahwa mengungkapkan apa yang kamu rasakan, seperti marah atau menangis, adalah hal yang memalukan. Sedangkan bagi orang yang sangat emosional dan ekspresif, tidak sulit bagi mereka untuk mengungkapkan perasaan dan emosi mereka. Selain itu, rasa tidak nyaman juga muncul karena kamu tidak tahu harus bereaksi apa saat mereka mengungkapkan perasaan dan emosi nya.
5. Kamu melihat dan menjalani hidup dari sudut pandang orang ketiga. Saat kamu memendam emosi, kamu tidak hanya berusaha menjaga jarak dengan emosi-emosi negatif seperti marah dan sedih, tetapi secara alami kamu pun akan kesulitan mengungkapkan emosi-emosi positif seperti bahagia. Oleh karena itu, saat kamu menghabiskan waktu bersama orang terdekat, kamu tidak ikut merasakan apa yang mereka rasakan karena kamu cenderung mengamati mereka. Kamu menjaga jarak dengan emosi orang-orang terdekatmu.
6. Kamu menghindari konfrontasi dan tidak bisa secara gamblang mengungkapkan alasan saat kamu merasakan sesuatu. Orang yang suka memendam emosi terkadang merasa bahwa mereka tidak memiliki kontrol akan kehidupannya karena mereka sendiri tidak memahami diri mereka sendiri. Walaupun memendam emosi, kamu akan tetap merasa marah dan sedih, tetapi kamu memilih untuk terus merasakan hal tersebut hingga akhirnya kamu mati rasa.
Advertisement
Hal yang Harus Diingat
Seorang psikologis menjelaskan bahwa emosi tidak seharusnya dipendam. Emosi ada karena sebuah alasan. Kerap kali, emosi menjadi sebuah pertanda saat sesuatu sedang tidak baik-baik saja. Kamu bisa belajar meluapkan emosi mu dan menggunakannya untuk mengidentifikasi perubahan yang harus kamu lakukan untuk terus tumbuh menjadi versi dirimu yang lebih baik lagi.
Ditulis oleh: Savitri Anggita Kusuma Wardani