Fimela.com, Jakarta Setiap perempuan selalu memiliki kisahnya sendiri. Caranya untuk berjuang tentu tak sama dengan yang lainnya. Perempuan berdaya dan hebat dengan caranya masing-masing. Tiap pengalaman dan kisah pun memiliki inspirasinya sendiri seperti tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba The Power of Women: Perempuan Berdaya dan Hebat adalah Kamu berikut ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Nur Hikmah
Halo, namaku Nur Hikmah. Aku lahir di Banjarmasin. Keluargaku berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ayahku hanya sebagai supir kelotok (perahu menggunakan mesin), sedangkan ibuku hanya sebagai ibu rumah tangga. Dulu kami tidak memiliki rumah, hanya menyewa rumah milik orang lain. Hingga saat aku lahir, baru kami memiliki rumah. Rumahku terletak di belakang rumah orang lain.
Aku adalah anak keempat atau anak bungsu. Aku memiliki satu orang kakak laki-laki dan dua orang kakak perempuan.
Ayah dan ibuku memang dulunya tidak berharap kami dapat sampai mengenyam bangku perguruan tinggi. Namun, aku dan kakakku berusaha dapat mengenyam bangku perguruan tinggi. Usaha yang kami lakukan tidak sia-sia. Aku dan dua orang kakak perempuanku berhasil lulus dari perguruan tinggi. Kedua kakakku dulunya kuliah sambil bekerja.
Sekarang kakak keduaku bekerja di perusahaan kelapa sawit dan kakak ketigaku bekerja di sebuah toko. Sedangkan aku kuliah berhasil mendapatkan beasiswa Bidikmisi. Aku kuliah lulus tepat waktu yaitu selama empat tahun. Sekarang, aku bekerja menjadi asisten pembimbing.
Advertisement
Dukungan Keluarga yang Luar Biasa
Sebelum kami lulus dari perguruan tinggi, memang sering mendapatkan omongan yang merendahkan keluarga kami, tetapi kami tidak patah semangat untuk tetap bisa lulus dari perguruan tinggi.
Sebenarnya, ada singkat cerita mengenai kesedihan dan sakit hati yang hingga saat ini masih terasa. Saat aku akan selesai kuliah semester lima, ayahku mengalami sakit stroke hingga akhirnya ayahku meninggal.
Aku merasa sakit hati akan hal ini, begitu juga dengan bu dan kakak-kakakku. Aku merasa seperti hampa dan ibuku merasa kehilangan arah akan hal ini. Tetapi, aku yakin dapat menyelesaikan kuliah hingga tepat waktu.
Ibuku pun percaya aku dapat menyelesaikan studi tepat waktu. Ibuku tidak pernah lelah bekerja menjadi pedagang sayur dan aku pun berusaha sekuat tenaga untuk cepat selesai kuliah.
Selain itu, kakakku juga membantu secara materi untuk kuliahku jika ada kekurangan uang. Semua usaha dari aku, kakakku, dan ibuku berbuah manis. Aku dapat selesai kuliah dan akhirnya wisuda. Aku sangat berterima kasih atas dukungan keluargaku selama ini.
#WomenforWomen