Fimela.com, Jakarta Invasi Rusia yang terus berlanjut membuat sejumlah perusahaan kuliner global menghentikan operasionalnya. Sebut saja Starbucks, Pepsi, Coca-Cola dan McDonalds.
Starbucks, Pepsi, Coca-Cola dan McDonalds memberikan dukungan kepada Ukraina dengan menutup operasional di Rusia.
Advertisement
BACA JUGA
Dilansir dari Reuters, Pepsi dan McDonald's menjadi perusahaan Amerika Serikat pertama yang bekerja dengan Uni Soviet. Pepsi sendiri telah berada di Rusia dengan menjual cola selama lebih dari 60 tahun. Sementara McDonald's juga membuka gerai pertamanya di Iron Curtain di Moskow, beberapa bulan setelah runtuhnya Uni Soviet.
Dikutip dari CNBC, Starbucks, Pepsi, Coca-Cola dan McDonalds sebenarnya sudah mendapat kritik karena masih terus beroperasi di Rusia. Di saat sejumlah perusahaan Amerika Serikat memutuskan untuk menghentikan penjualannya.
Advertisement
Hanya menjual kebutuhan pokok
"Hati kami bersama orang-orang yang menanggung dampak buruk dari peristiwa tragis di Ukraina. Kamu akan terus memantau dan menilai situasi," kata Coke dalam pernyataan singkat.
PepsiCo Inc akan menangguhkan semua iklan di Rusia sekaligus menghentikan penjualan merek minumannya, seperti Pepsi-Cola, 7Up, dan Mirinda. Sembari terus menjual kebutuhan pokok, seperti susu dan makanan bayi.
McDonald's akan membayar gaji 62ribu karyawannya di Rusia meski harus menutup 847 gerai yang ada. McDonald's mempertimbangkan kerugian yang lebih besar jika terus beroperasi akibat situasi ekonomi yang memanas dan mendorong penurunan ekonomi.
Sumbangan untuk Ukraina
Starbucks pun ikut menutup operasionalnya di Rusia dan menentang serangan yang digencarkan Rusia kepada Ukraina. CEO Starbucks Kevin Johnson menyebut akan menyumbangkan royalti di Rusia untuk tujuan kemanusiaan.
Selain itu, Starbucks akan memberikan dukungan kepada hampir dua ribu karyawannya yang tinggal di Rusia. Penutupan aktivitas operasional ini tidak hanya pada gerai, melainkan juga pengiriman produk Starbucks.