Fimela.com, Jakarta Terlepas dari semua inovasi dan terobosan di bidang teknologi, terdapat berbagai statistik yang menunjukkan kenyataan bahwa perempuan masih kurang terwakili, dan dalam banyak kasus dibayar lebih rendah, diremehkan, dan didiskriminasi.
Dalam laporan Harvard Business Review yang dirilis Februari lalu, startup yang dipimpin perempuan hanya menerima 2,3% dari pendanaan VC pada tahun 2020. Namun, pada kenyataannya, keragaman sebenarnya menciptakan keuntungan yang lebih tinggi bagi para investor; serta produk dan layanan yang lebih baik untuk masyarakat.
Advertisement
BACA JUGA
Ketiga perempuan hebat yaitu Avina Sugiarto, Venture Partner of East Ventures; Sharlini Eriza Putri, Co-Founder & CEO Nusantics; dan Tita Ardiati, Co-Founder & CEO Mindtera memberikan pandangan nyata tentang situasi dan tantangan sehari-hari yang dihadapi oleh ibu yang bekerja.
Mereka mengakui dan berbagi bahwa menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga merupakan hal yang menantang, namun tidak menutup kemungkinan akan adanya solusi. Sharlini memberikan pendapatnya tentang pentingnya menerima dan memahami tantangan yang perempuan hadapi agar bisa menemukan solusi terbaik dengan pikiran yang jernih.
“Perempuan tidak boleh merasa lebih rendah, karena pada kenyataannya perempuan memiliki peluang besar mengingat perempuan merupakan negosiator yang lebih baik,” ujar Sharlini dalam forum Women with Impact 2022 yang diselenggarakan East Ventures, perusahaan venture capital (VC), pada Rabu (16/2).
Bekerja di venture capital, industri yang biasanya digambarkan “lebih cocok” untuk laki-laki, telah membuat Avina sadar pentingnya keterlibatan perempuan dalam venture capital.
"Perempuan mampu membawa perspektif dan pengalaman yang lebih beragam dalam mengambil keputusan, terutama untuk beberapa keputusan investasi yang mengharuskan perempuan atau bahkan ibu untuk memahami kesulitan (pain points) yang dihadapi," ujarnya.
Tita berbagi tips dalam menciptakan batasan yang sehat supaya working mom dapat tetap menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Ia berbagi tentang pentingnya untuk berkesadaran penuh dalam setiap kegiatan. Misalnya, dia menghabiskan 10-15 menit waktunya dengan keluarganya tanpa gangguan.
“Dengan melakukan hal tersebut, dapat sepenuhnya berbaur dengan keluarga dan merasakan dampak yang positif,” ujar Tita.
Para panelis mengakhiri diskusi dengan memberikan beberapa tips untuk semua perempuan. Pertama, menikahlah dengan orang yang tepat karena ia akan sangat membantu dan memahami sebagai pasangannya.
Kedua, jangan terlalu keras pada diri sendiri; Tidak apa-apa bagi kita untuk memiliki jeda dalam karir dan kehidupan.
Ketiga, penting bagi perempuan untuk berteman dan menjalin persahabatan dengan perempuan lain untuk mendukung satu sama lain.
Keempat, perempuan harus lebih proaktif dan tidak selalu merasa bersalah.,
Advertisement
Stereotip terhadap perempuan di industri teknologi
Beberapa stereotip terhadap perempuan di industri teknologi dari sudut pandang laki-laki, didiskusikan oleh Roderick Purwana, Managing Partner of East Ventures; Italo Gani, Ventures Partner of East Ventures; dan Ferry Tenka, CEO of Entrepreneur Solutions at SIRCLO.
Para panelis diskusi dengan berbagi pentingnya menyadari isu- isu perempuan, karena hal tersebut akan menjadi titik awal bagi kita semua untuk memahami cara untuk menghadirkan kemajuan.
Melalui kesempatan ini, Roderick juga berbagi tentang bagaimana tim East Ventures memiliki latar belakang dan gender yang beragam, sehingga membuat East Ventures dapat mengidentifikasi masalah yang seringkali diabaikan dan memahami pasar lebih dalam.
Ia juga turut mendorong para startup di bawah portofolionya untuk mengadopsi nilai yang sama: memberikan kesempatan dan akses yang sama bagi perempuan dalam memasuki industri kerja, khususnya di bidang teknologi.
Co-Founder and CEO of Tinkerlust, Founder of Stellar Women, Samira Shihab berbagi tentang pentingnya menciptakan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi perempuan; yang mereka terapkan melalui tunjangan pendidikan yang diberikan oleh perusahaan dalam membantu dan mendukung pekerjanya untuk melanjutkan studi mereka.
Dia juga mengangkat isu tentang bagaimana terdapat istilah untuk mompreneur, dan tidak ada istilah untuk dadpreneur. Serta percaya bahwa penting bagi masyarakat untuk turut menyadari tantangan yang dihadapi oleh laki-laki, sehingga akan tercipta beberapa kebijakan yang berujung pada pemberdayaan perempuan.
“Kami mengapresiasi inisiatif East Ventures, terutama di saat kita membutuhkan lebih banyak upaya untuk mendukung perempuan di bidang teknologi. Hal ini merupakan inisiatif awal yang tepat, dan kami sangat berantusias untuk melihat lebih banyak lagi kampanye pemberdayaan perempuan dari ekosistem teknologi kedepannya,” katanya.
#women for women