Fimela.com, Jakarta Kita semua pasti pernah merasakan perasaan tak nyaman seperti rendah diri, sedih, kecewa, gelisah, dan tidak tenang dalam hidup. Kehilangan rasa percaya diri hingga kehilangan harapan hidup memang sangat menyakitkan. Meskipun begitu, selalu ada cara untuk kembali kuat menjalani hidup dan lebih menyayangi diri sendiri dengan utuh. Seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Bye Insecurities Berbagi Cerita untuk Lebih Mencintai dan Menerima Diri Sendiri ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Milka
Saat sedang berkuliah, ketika semua teman-teman berusaha tampil terbaik dan mulai memperbaiki penampilan, aku malah semakin tidak peduli dengan penampilanku. Aku benar-benar seperti orang tidak terawat, apalagi tugas kuliah yang harus dikerjakan sampai begadang dan aku yang mengerjakan selalu mepet deadline dan akhirnya tidak bisa mandi apalagi dandan. Benar-benar tidak ada waktu, pikirku.
Bahkan temanku juga sudah memarahi diriku yang benar-benar tidak rapi, bahkan sering bau badan. Aku pun menjadi lebih tertutup dan rendah diri karena aku benar-benar seburuk itu. Walaupun di jurusanku, pergi ke kampus pun sangat normal jika menggunakan pakaian rumah dan sandal japit saja. Hingga aku pun terhanyut sampai lulus kuliah.
Advertisement
Kondisi Tubuh Semasa Kuliah
Aku merasakan penyesalan, karena foto wisudaku adalah refleksi dari diriku saat kuliah, sungguh kelam. Ketika temanku yang lain berusaha tampil maksimal dan menjadi berbeda saat kelulusan, aku malah tidak.
Aku juga tidak bisa merasa percaya diri dalam mencari pekerjaan apalagi dalam proses wawancara. Badanku yang gemuk ini, sampai kupikir kegemukan ini karena faktor keturunan dan tidak mungkin bisa diubah. Aku pikir inilah aku dan aku harus menerima kenyataan ini, seperti kebanyakkan jargon tentang insecurity, seperti cintailah dirimu sebagaimana bentuknya. Masalahnya, saat itu, aku kesulitan melakukan hal tersebut. Aku tidak cinta.
Akan tetapi, empat bulan setelah kelulusan, aku mendapatkan kesempatan kerja baru di kantor yang lokasinya di dalam kampusku. Karena dari depan stasiun tidak ada bus langsung yang berhenti di depan kantor, akhirnya aku dan beberapa rekan kerja harus naik sepeda umum.
Perubahan saat Mulai Masuk Dunia Kerja
Sepeda ini pun laku sekali, hingga kami harus berebut dengan orang lain, bahkan datang lebih pagi untuk bisa menggunakan sepeda. Dari situ aku mulai sadar bahwa ternyata selama ini aku tidak memaksimalkan kemampuan tubuhku, dan saat itu aku memilih untuk mengubah kekelaman dan perasaan insecure ini untuk mencapai versi yang lebih baik dari diriku.
Setiap hari aku bersepeda atau jalan kaki sekitar 2 km, aku juga menyeimbanginya dengan menjaga makananku. Aku mulai mengurangi konsumsi nasi putih, minuman/makanan manis, dan goreng-gorengan. Biasanya tiap siang aku makan bakso atau soto di kantin, atau bahkan telur saja. Ternyata hal yang kulakukan ini cukup ekstrim, tapi memang terlihat hasilnya dalam dua bulan. Aku mulai melihat angka timbangan yang turun.
Advertisement
Merawat Diri dengan Lebih Baik
Dari dua bulan di kantor itu, aku pindah ke kantor lain yang lokasinya dekat dengan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Aku juga mulai ikut sebuah komunitas olahraga di GBK, aku tahu komunitas ini juga dari guru les!
Semenjak itu, aku benar-benar mulai tersadar untuk memantapkan kemampuan tubuhku. Aku tidak ingin hanya mengurangi timbangan, tapi aku juga ingin tampak sehat dan berstamina. Jadi, yang sekarang kufokuskan adalah, olahraga dan menjaga makanan, terutama yang cepat saji dan manis.
Betapa terkejutnya aku sampai di posisi sekarang, yang awalnya aku merasa tidak bisa berbuat apa pun, tidak mungkin bisa mengurangi berat badan karena keturunan. Ternyata, bisa! Ternyata selama ini aku saja yang diam dan tidak mencoba.
Oh, iya, semenjak olahraga dan menjaga pola makan, bau badan saat tidak mandi pun berkurang banget! Jadi sekarang aku sudah tidak panik lagi kalau tidak bawa parfum. Aku bisa berjalan dengan lebih tegap karena aku sudah bisa mengalahkan perasaan insecure terhadap badanku. Akhirnya, aku bisa mulai bisa mencintai badanku.
#WomenforWomen