Sukses

Lifestyle

Ketahui Penyebab Bencana Alam yang Paling Umum, Lengkap Beserta Langkah Mitigasinya

Fimela.com, Jakarta Bencana alam adalah peristiwa geologis atau meteorologis berskala besar yang berpotensi menyebabkan hilangnya nyawa atau harta benda. Peristiwa buruk seperti ini berpotensi menyebabkan kematian dan kehancuran fisik yang sangat besar.

Bencana alam sering tidak terduga dan dapat membuat seluruh masyarakat menderita. Orang yang pernah terlibat dalam suatu bencana dapat mengalami tekanan emosional. Perasaan cemas, terus-menerus khawatir, sulit tidur, dan gejala seperti depresi lainnya adalah respons umum terhadap bencana sebelum, selama, dan setelah kejadian.

Banyak orang dapat bangkit kembali dari bencana dengan bantuan dari keluarga dan masyarakat, tetapi yang lain mungkin membutuhkan dukungan tambahan untuk mengatasi dan bergerak maju di jalur pemulihan. Untuk itu, menjadi penting bagi kamu tahu banyak hal mengenai bencana alam dan mitigasinya sebagai langkah preventif. 

Berikut Fimela.com kali ini akan mengulas beberapa penyebab bencana alam yang paling umum beserta langkah mitigasinya. Dilansir dari Merdeka.com, simak ulasan selengkapnya di bawah ini. 

 

1. Bencana Tanah Longsor

Tanah longsor merupakan perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran, yang kemudian bergerak ke bawah atau keluar lereng sehingga menimbun bangunan atau apa pun yang berada di bawahnya. Penyebab tanah longsor sendiri cukup beragam.

Beberapa penyebab bencana alam di antaranya curah hujan yang tinggi, erosi tanah, getaran, lereng tebing yang terjal, bendungan susut, tanah tidak padat, pertanian di lereng gunung, dan tumpukan sampah. Berikut langkah mitigasi pencegahan tanah longsor yang bisa dilakukan:

  • Menghindari membangun rumah atau pemukiman serta fasilitas umum di bawah atau dekat tebing.
  • Membuat sengkedan atau terasering di lereng terjal apabila ingin mendirikan kawasan pertanian dan pemukiman.
  • Menghindari membangun kolam atau perkebunan di lereng yang dekat dengan pemukiman warga.
  • Apabila terlihat ada retakan di tanah, segera tutup retakan tersebut dengan tanah yang kemudian dipadatkan sehingga air hujan tidak bisa menerobos celah-celah tanah.
  • Hindari melakukan pemotongan tebing sehingga menjadi tegak lurus.
  • Jangan melakukan penebangan pohon di dekat lereng, pohon menjadi penyangga tanah dan resapan air.
  • Hindari mendirikan pemukiman di tepian sungai, hal itu karena rentan terkena erosi. Jadi carilah daerah lain yang lebih aman untuk mendirikan rumah.
  • Buatlah saluran pembuangan air (SPA) yang otomatis bisa menjadi saluran penampungan air tanah (SPAT). Saat terjadi curah hujan dengan intensitas yang tinggi, saluran menjadi SPA, tetapi ketika intensitas hujan rendah dapat berubah menjadi SPAT.
  • Menanam jenis tanaman keras dan ringan, yang memiliki perakaran yang menancap dalam di wilayah curam.
  • Mengembangkan usaha pertanian yang ramah longsor lahan, contohnya yaitu menanam makanan ternak dengan cara panen pangkas.
  • Lakukan sosialisasi dengan jangkauan semua penduduk yang tinggal di lereng supaya bisa melakukan evakuasi yang benar dan tepat saat terjadi tanah longsor.

2. Bencana Tsunami

Tsunami adalah gelombang laut besar yang disebabkan oleh gerakan tiba-tiba di dasar laut. Gerakan tiba-tiba ini bisa berupa gempa bumi, letusan gunung berapi yang kuat, atau tanah longsor bawah laut.

Dampak meteorit besar juga bisa menyebabkan tsunami. Tsunami berjalan melintasi samudera terbuka dengan kecepatan tinggi dan membentuk gelombang mematikan yang besar di perairan dangkal garis pantai.

Jika kamu tinggal di dekat laut dan berpotensi besar tsunami, maka perlu untuk menyiapkan persiapan atau mitigasi pra-bencana untuk menghadapi tsunami yang tiba-tiba, berikut caranya:

  • Menyiapkan rencana untuk penyelamatan diri apabila gempa bumi terjadi.
  • Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan saat gempa bumi, seperti merunduk, perlindungan terhadap kepala, berpegangan ataupun dengan bersembunyi di bawah meja.
  • Menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar, dan persediaan obat-obatan.
  • Membangun konstruksi rumah yang tahan terhadap guncangan gempa bumi dengan fondasi yang kuat. Selain itu, Anda bisa merenovasi bagian bangunan yang sudah rentan.

3. Bencana Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan suatu peristiwa bergetarnya atau berguncangnya permukaan bumi akibat tumbukan antar lempeng bumi, aktivitas sesar (patahan), letusan gunung api, maupun runtuhan bebatuan.

Bukan karena kebetulan, gempa bumi yang kerap terjadi di Indonesia disebabkan karena Indonesia terletak di antara tiga lempengan tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Hindia-Australia. Kondisi ini mengakibatkan Indonesia rentan mengalami bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung api.

Jika bencana ini terjadi, terdapat beberapa langkah mitigasi yang bisa kamu lakukan agar selamat dari gempa bumi, berikut beberapa langkah mitigasinya: 

  • Guncangan gempa bumi akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu tersebut, upayakan keselamatan diri kamu dengan cara berlindung di bawah meja untuk menghindari dari benda-benda yang mungkin berjatuhan dan jauhi jendela kaca. Lindungi kepala dengan bantal atau pun helm, dan bisa pula berdiri di bawah pintu. Bila sudah terasa aman, segera lari keluar rumah.
  • Apabila kamu sedang memasak, segera matikan kompor serta cabut dan matikan semua peralatan yang dialiri listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran.
  • Bila keluar rumah, perhatikan kemungkinan pecahan kaca, genteng, atau material lain. Tetap lindungi kepala dan segera menuju ke lapangan terbuka, jauhi tiang, pohon, atau sumber listrik atau gedung yang mungkin roboh dan menimpa anda.
  • Jangan menggunakan lift apabila sudah terasa guncangan. Gunakan tangga darurat untuk evakuasi keluar bangunan. Apabila sudah di dalam elevator, tekan semua tombol atau gunakan interphone untuk panggilan kepada pengelola bangunan.
  • Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti pada sudut bangunan.
  • Apabila kamu berada di dalam bangunan yang memiliki petugas keamanan, ikuti instruksi evakuasi.

4. Bencana Gunung Meletus

Selain itu, gunung meletus juga tidak luput dalam daftar jenis-jenis bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Bencana alam yang satu ini ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik atau perut bumi yang aktif. Indonesia sendiri mempunyai beberapa gunung berapi aktif yang sering mengeluarkan awan panas, hingga terjadi letusan berapi.

Peristiwa bencana alam gunung meletus pun pernah terjadi pada Gunung Merapi di Yogyakarta. Bencana ini terjadi pada 26 Oktober 2010 silam. Bencana ini pun menelan sedikitnya 353 korban jiwa akibat awan panas, termasuk di antaranya Mbah Maridjan yang disebut sebagai juru kunci Gunung Merapi.

Berikut langkah pra-bencana yang bisa kamu lakukan jika tinggal di sekitar gunung berapi dan mengalami erupsi:

  • Perhatikan arahan dari PVMBG dan perkembangan aktivitas gunungapi.
  • Siapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengatasi debu vulkanik.
  • Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak berwenang.
  • Menyiapkan skenario evakuasi lain jika dampak letusan meluas di luar prediksi ahli.
  • Siapkan dukungan logistik, antara lain makanan siap saji, lampu senter dan baterai cadangan, uang tunai yang cukup serta obat-obatan khusus sesuai pemakai.

5. Bencana Kekeringan

Bencana alam yang satu ini sering kali terjadi ketika memasuki musim kemarau. Di musim ini ketersediaan air mulai berkurang atau bahkan habis, sehingga warga tidak dapat mencukupi kebutuhan air sehari-hari, baik untuk dikonsumsi, aktivitas mandi cuci kakus, hingga untuk pengairan lahan sawah.

Beberapa waktu lalu, Indonesia juga mengalami kekeringan di beberapa wilayah karena tidak turunnya hujan. Bahkan berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada agustus 2018, sejumlah kabupaten/kota di 8 provinsi mengalami kekeringan di Indonesia yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, NTB,Jawa Timur, DIY, Banten, NTT, Lampung.

Jika daerah kamu kerap mengalami kekeringan di musim kemarau, maka kamu harus terbiasa melakukan mitigasi prabencana sebelum musim kemarau, berikut caranya seperti yang dilansir dari buku saku siaga bencana BNPB:

  • Menjaga sumber/mata air.
  • Menggunakan air dengan bijak.
  • Tidak merusak hutan/kawasan cagar alam
  • Secara kolektif membuat waduk atau embung untuk menampung air hujan dan dipergunakan saat musim kemarau.
  • Dalam konteks pertanian, memanfaatkan mulsa. Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
  • Memenuhi kebutuhan keluarga, membuat tandon air di sekitar pekarangan rumah untuk menampung air hujan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading