20 Kata Sindiran Tegas untuk Orang Sok Pintar Wajib Diingat

1. "Kalau kamu ingin membuat dunia menjadi lebih baik, cobalah untuk melihat dirimu sendiri dan buatlah perbedaan."

2. "Kalau kamu terlalu berpikiran terbuka, otakmu akan melompat keluar."

3. "Jangan sia-siakan oksigen yang kamu hirup cuma buat ngurusin hidup orang."

4. "Orang sombong ditandai dengan tatapan mata merendahkan dan ucapan yang meninggikan diri sendiri."

5. "Jika hidupmu habis kamu gunakan untuk mengomentari orang lain, kapan kamu memanfaatkan waktu untuk memperbaiki diri sendiri?"

6. "Jangan suka ngurusin hidup orang jika dirimu saja belum tentu benar."

7. "Kata-kata yang keluar dari mulutmu seperti parfum isi ulang. Wangi, tapi sayangnya palsu."

8. "Percayalah, manusia yang sombong akan ditundukkan dan orang yang angkuh akan direndahkan."

9. "Kesombongan tidak menghantarkan kita menuju tempat yang lebih baik, terkadang itu justru mendorong mundur tanpa kita sadari."

10. "Kamu itu orang apa kalkulator? Kok nggak pernah mau disalahkan?"

11. "Dunia itu tidak sempit. Kamu saja yang mainnya kurang jauh."

12. "Ini hidup saya. Jadi jangan repot-repot ngurusin ya! kamu tahu nama saya, tapi kamu nggak tahu cerita hidup saya."

13. "Orang bijak akan merasa malu jika kata-katanya lebih baik daripada tindakannya.”

14. "Seorang jenius sejati takut terlihat tidak sempurna dan biasanya lebih suka diam daripada mengatakan sesuatu yang tidak berarti."

15. "Konon, tak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Yang ada paling-paling hanya manusia sok sempurna."

16. "Miliki lebih dari yang kau tunjukkan, bicaralah lebih sedikit dari yang kamu tahu."

17. "Seseorang yang luar biasa itu cenderung lebih sederhana dalam ucapannya, tetapi hebat dalam tindakannya."

18. "Orang yang jago bertutur kata, tapi tindakannya tidak benar-benar nyata. Yang terlihat hanyalah kebodohannya saja."

19. "Terkadang aku merasa sedih ketika ada orang yang sok pintar, bijak, dan sok alim mengucapkan sesuatu yang tidak dilakukannya."

20. "Jika kamu tahu semuanya, apa yang tersisa untuk dipelajari?"

*Penulis: Vania Ramadhani Salsabillah Wardhani.

#Women for Women