Fimela.com, Jakarta Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman bersama Badan Riset dan Inovasi (BRIN) jadi topik hangat mengawali 2022. Isu yang ramai dan jadi topik trending di media sosial ini jadi sorotan.
Hal ini berkaitan dengan isu kabar hilangnya pekerjaan ratusan peneliti dan ilmuwan yang sebelumnya bekerja untuk Eijkman usai sinergi tersebut.
Topik ini peryama kali mencuat pada media sosial, Minggu (2/1/2022) kemarin. sebanyak 30,9 ribu kicauan di media sosial membicarakan “Eijkman” dan sebanyak 6.912 cuitan tentan BRIN.
Advertisement
Netizen mengkhawatirkan nasib para ilmuwan dan peneliti Eijkman. Dan berharap mereka tidak kehilangan mata pencahariannya tersebut.
BACA JUGA
Advertisement
Peran ilmuwan dan peneliti yang jadi sorotan
Kabar ini kian jadi sorotan, karena warganet mengungkapkan jika jasa dan peran para peneliti dan ilmuwan tidak dihargai dan mengaitkannya dengan politik. terintegrasinya Eijkman ke BRIN, mereka akan bisa mendapatkan lebih banyak pendanaan serta akan lebih banyak proyek yang disetujui. Tentu saja, pernyataan ini mendapatkan perdebatan dari warganet lainnya.
Penjelasan kabar peleburan BRIN dan Eijkman
Kabar tersebut rupanya ditepis oleh Laksana Tri Handoko yang mengatakan jika LBM Eijkman sebagai unit kerja resmi maka para periset dari instansi tersebut bisa diangkat menjadi peneliti dan mendapatkan hak finansialnya.
Keterangan fakta
Mengutip Liputan6.com, Handoko lewat pernyataan resmi yang diterima Liputan6.com, Minggu (2/1/2022) menjelaskan, selama ini LBM Eijkman bukan lembaga resmi pemerintah dan berstatus unit proyek di Kemenristek.
"Kondisi inilah yang menyebabkan selama ini para PNS Periset di LBM Eijkman tidak dapat diangkat sebagai peneliti penuh, dan berstatus seperti tenaga administrasi," ujarnya.
Di sisi lain lanjut Handoko, ternyata LBM Eijkman banyak merekrut tenaga honorer yang tidak sesuai ketentuan yang berlaku. "Untuk itu BRIN telah memberikan beberapa opsi sesuai status masing-masing."