Fimela.com, Jakarta Hari Ibu yang jatuh setiap 22 Desember adalah waktu penting yang dirayakan untuk mengingat kembali jasa para ibu. Begitu juga bagi para kelompok ibu-ibu asal Bandung bernama Sensei All Star yang tak hanya mengenang jasa para ibu, tapi juga vokal terhadap pentingnya hidup mandiri bagi para perempuan.
Tidak hanya peran perempuan di dalam keluarga, mereka juga ditanyai pandangannya tentang perempuan dalam berkarier dan menjadi mandiri secara finansial.
Sensei All Star sendiri merupakan sebuah kelompok bisnis jaringan yang lahir di Bandung dan didominasi oleh perempuan. Kini, kelompok yang berdiri sejak Februari 2021 tersebut telah memiliki 3.500 orang anggota. Tujuan utama dari Sensei All Star adalah sebagai wadah untuk bertransformasi, mengembangkan diri, dan meraih mimpi.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
1. Jadi wanita harus mandiri, karena gak melulu ada kehadiran suami
Bagi Qisthina Ghaisani, Founder dari Sensei All Star, perempuan harus mampu hidup mandiri karena banyak alasan yang melatarbelakanginya. Dengan hidup mandiri, kata dia, perempuan dapat melawan kultur keliru di Indonesia di mana pria sering kali dipandang lebih mampu mengoptimalkan potensinya dalam berkarier, bekerja dan berpendidikan.
“Banyak perempuan yang terkungkung dalam peran istri dan anak, yang pada akhirnya perempuan harus menggantungkan hidup pada suami. Padahal pada dasarnya seseorang tidak boleh menggantungkan hidup pada orang lain,” kata Qisthi, dalam rilis yang diterima pada Hari Ibu, Rabu (22/12/21).
Kemandirian juga diperlukan karena ada beberapa waktu di mana perempuan tak dapat didampingi oleh suaminya dalam memutuskan sesuatu. “Bisa jadi kita (perempuan) akan ditinggal suami. Ya, suami bisa saja pergi meninggalkan kita (atas alasan perceraian hingga meninggal dunia), dan kita sebagai ibu harus tetap bisa melindungi anak dan diri sendiri,” katanya.
Di sisi lain, ketika seorang perempuan apalagi yang telah menyandang status ibu mampu mencapai kemandirian, ketika itu pula ia bisa menjadi role model untuk anak-anaknya.
2. Perempuan yang ideal ialah perempuan yang berdaya
Setiap perempuan, lanjut Qisthi, pasti menyimpan harapan untuk menjadi ideal dalam menjalani kehidupan. Namun sering kali orang salah kaprah dalam mendefinisikan ideal bagi perempuan.
Bagi Qisthi, perempuan ideal adalah ia yang cerdas dan mencintai dirinya sendiri. Tak hanya itu, perempuan ideal juga adalah mereka yang bisa menjalankan banyak peran dalam saktu waktu.
“Yang bisa menjalankan peran sebagai anak, kakak atau adik, istri, ibu, hingga menantu yang baik. Di sisi lain, bagi saya, perempuan ideal juga adalah dia yang bisa menginspirasi dan membanggakan sekitarnya,” tutur Qisthi.
Setali tiga uang, Amanda Fardani yang juga merupakan Foudner Sensei All Star, memandang jika perempuan yang ideal adalah perempuan yang berdaya dan sadar betul akan potensi dirinya.
“Karena potensi diri seorang wanita itu luar biasa kalau dimaksimalkan,” katanya.
3. Hari perempuan bagi Sensei All Star
Hari ini, perempuan di seluruh dunia tengah merayakan Hari Ibu. Amanda bercerita jika Sensei All Stars betul-betul memaknai hari ibu, karena memang sebagian besar diikuti oleh perempuan mandiri yang mau berpenghasilan tambahan.
Di Sensei All Star, Amanda melihat sendiri bagaimana perjuangan seorang ibu yang memegang banyak peran. Tidak hanya mengurus anak dan keluarga, mereka juga mengurusi setumpuk urusan lain hingga sering kali membuatnya lupa akan diri sendiri.
“Percayalah jika seorang ibu ingin menjadi sempurna untuk keluarganya walau dia sendiri merasa gak sempurna. Percayalah mereka selalu ingin menjadi yang terbaik,” katanya.
Mewakili Sensei All Star, Amanda berharap jika setiap perempuan dapat memaknai Hari Ibu secara mendalam. Agar wanita dapat mencintai dirinya sendiri. “Karena dengan seutuhnya mencintai diri sendiri, wanita dapat memberikan cinta yang utuh dan penuh untuk keluarganya,” ujar Amanda.
#Elevate Women