Fimela.com, Jakarta Selalu banyak cinta dan hal istimewa dalam hubungan seorang anak dan ibu. Mungkin tak semuanya penuh suka cita, sebab ada juga yang mengandung duka lara. Masing-masing dari kita pun selalu punya cerita, seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela untuk mengikuti Lomba Ungkapkan Rasa rindu pada Ibu di Share Your Stories Bulan Desember ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Krisyanti Asri
Tahun ini adalah Desember ke 61 untuk Mama. Ya, Desember adalah bulan ulang tahun Mama. Aku dan adik-adikku sangat bersemangat menyambut bulan ini. Desember banyak sekali hari istimewa untuk kami.
Di tanggal 22 nanti adalah Hari Ibu, tanggal 25 adalah hari ulang tahun Papa, dan tanggal 28 adalah hari ulang tahun Mama. Yang menyedihkan adalah hari ulang tahun Mama jatuh di hari Selasa. Agak bingung bagi kami, anak-anaknya, untuk merayakan ulang tahun Mama ke sebuah tempat yang menyenangkan seperti hotel, villa, atau restoran keluarga. Jadi kadang kami merayakan ulang tahun Mama bersamaan dengan hari ulang tahun Papa di tanggal 25.
Sesuai dengan judul, aku ingin menceritakan kegigihan Mama menjadi seorang ‘Guru Besar’ yang cukup disegani di tempat tinggalnya, di sebuah desa di Kabupaten Bogor. Letaknya cukup jauh dari kota Bogor sehingga Mama dan Papa jarang sekali keluar rumah. Apalagi usia mereka sudah lanjut, tidak banyak lagi tenaga untuk mereka bepergian jauh.
Awalnya mereka bingung apa yang harus dilakukan di sana untuk menghidupkan suasana rumah. Aku dan adik perempuanku tinggal di Jakarta, adik laki-lakiku juga sudah duduk di bangku SMA saat itu.
Advertisement
Mendirikan PAUD untuk Anak-Anak Sekitar
Rumah sering sekali kosong, jadi Mama dan Papa sering merasa kesepian. Mereka mulai membuka warung kecil-kecilan, tapi tidak bertahan lama karena sudah banyak warung di sekitar rumah kami.
Papa mengumpulkan modal untuk buka warung internet, sebagai langkah awalnya mengenalkan internet kepada warga sekitar, terutama anak-anak. Berbekal 3 laptop bekas, warung internet itu mulai ramai dan banyak warga di sana yang sering meminta bantuan Papa untuk belajar teknologi informasi sederhana. Tentunya tetap pada batasan wajar karena kebanyakan yang datang ke warnet adalah anak-anak.
Karena hampir setiap hari kedatangan pelanggan warnet, Mama dan Papa mulai mempelajari pola hidup warga dan kebiasaan mereka sehari-hari. Mama mengaku sangat prihatin dengan pendidikan anak-anak di sana. Ada anak usia 4 tahun masih sulit berbicara, tidak mengenal warna, tidak bisa mengucap salam, membuang sampah sembarangan, bahkan tidak mencuci tangan ketika hendak makan. Di dekat rumah, ada Sekolah Dasar negeri. Tampaknya lembaga pendidikan formal seperti itu pun masih kurang bisa diharapkan untuk memberikan pendidikan moral bagi siswa-siswanya.
Didasari oleh keinginan untuk meningkatkan pendidikan anak-anak, Mama dan Papa mendirikan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di tahun 2013. Karena kebanyakan warga di sana adalah orang-orang kurang mampu, maka mereka menggratiskan biaya pendaftarannya.
Benar sekali, tidak ada biaya yang dipungut sedikit pun oleh Mama untuk mendirikan PAUD. Tentunya hal ini sangat disambut gembira oleh warga yang ingin anaknya bisa mendapat pendidikan sebelum nanti masuk Sekolah Dasar.
Berbagi Ilmu dan Kebahagiaan
Di awal berdirinya PAUD yang diberi nama CRISTATA, cukup banyak murid yang mendaftar. Mama dibantu Papa mengajar kelas kecil setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Anak-anak di sana mulai terbuka pikirannya untuk hidup lebih bersih, rapi, dan tertib.
Mama tidak hanya mengajarkan kepada murid-murid saja. Baginya, guru terdekat mereka adalah orangtuanya sendiri. Jadi apa yang diajarkan kepada anak, juga diajarkan kepada orangtuanya supaya bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari oleh anak-anaknya.
Kegiatan belajar tidak hanya dilakukan di kelas, sesekali Mama akan mengajak murid-muridnya ke luar kelas untuk melihat alam karena daerah tempat tinggal mereka masih dikelilingi sawah dan sungai kecil.
Selain pendidikan formal seperti mengenal warna dan huruf, pendidikan budi pekerti, Mama juga mengajarkan mereka bercocok tanam. Di awal semester, mereka diwajibkan menanam biji sayuran apa saja dan harus dirawat sampai nanti mereka lulus sekolah. Di luar kegiatan belajar, Mama mengajarkan juga kepada anak-anak tentang berbagi kepada sesama. Di hari Jumat, Mama akan mengajak anak-anak dan orangtuanya untuk keliling bersedekah kepada mereka yang membutuhkan, seperti lansia dan janda.
Advertisement
Mamaku, Guru Besarku
Dari cerita Mama ini, aku belajar banyak hal. Salah satunya adalah bersedekah itu tidak selamanya tentang harta.
Mama selalu mengingatkan kepada anak-anaknya bahwa apa yang kita punya bukanlah milik kita sepenuhnya. Tuhan memberikan kita rezeki dan karunia yang cukup tidak hanya untuk kita, tetapi cukup untuk dibagi kepada sesama.
Ilmu yang bermanfaat juga bagian dari rezeki, jadi berikanlah ilmu yang kita punya untuk diajarkan kepada orang lain. Aku ingat betul bagaimana sabar dan tegasnya Mama mendidik kami, anak-anak kandungnya, supaya menjadi anak yang pintar, cerdas, dan mempunyai budi pekerti luhur. Apa yang diajarkan kepada kami dulu, kini diajarkan kepada murid-muridnya di PAUD.
Delapan tahun sudah Mama mengabdikan diri di dunia pendidikan, bersama Papa, anak-anak kesayangannya, dan para sahabat baik Mama yang menjadi donatur tetap PAUD-nya.
Kini Mama membuka kelas untuk Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak. Aku selalu suka mendengar cerita Mama tentang murid-muridnya. Aku bisa melihat passion Mama setiap kali bercerita, tertawa, kadang jengkel dengan murid yang tidak bisa diatur.
Aku tahu bahwa tidak mudah bagi Mama untuk terus bersemangat seperti itu di usianya yang sudah lanjut. Tetapi aku yakin bahwa apa yang Mama kerjakan adalah sesuatu yang Mama sukai.
Terima kasih Mama, Guru Besarku di universitas kehidupanku. Meski belum masuk tanggalnya, izinkan aku mengucapkan selamat ulang tahun untuk Mama. Aku berdoa supaya Mama selalu diberikan kesehatan, umur panjang, rejeki yang cukup untuk diri sendiri, keluarga, dan untuk dibagi kepada yang membutuhkan.
Dari Mama aku belajar kesabaran, kedisiplinan, ketegasan, dan menjadi orang yang passionate dalam berbuat baik. Teladan Mama adalah bekalku menjalani hidup sampai di kemudian hari nanti. Kata Mama, “Teruslah berbuat baik untuk diri sendiri, orang lain, dan lingkunganmu. Kamu akan mendapatkan buah kebaikan di ujung lelahmu nanti.”
#ElevateWoman