Sukses

Lifestyle

Meski Tak Bisa Lagi Memeluk Ibu, Semua Hal Baik Tentangnya Kuingat Selalu

Fimela.com, Jakarta Selalu banyak cinta dan hal istimewa dalam hubungan seorang anak dan ibu. Mungkin tak semuanya penuh suka cita, sebab ada juga yang mengandung duka lara. Masing-masing dari kita pun selalu punya cerita, seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela untuk mengikuti Lomba Ungkapkan Rasa rindu pada Ibu di Share Your Stories Bulan Desember ini.

***

Oleh:  Nitis Sahpeni

Bojonegoro, Desember 2021

Untuk ibu tercinta di alam keabadian

Assalamualaikum, Bu.

Apa kabarmu hari ini?

Kalau kabarku di sini baik-baik saja, hanya sedang terserang flu dan demam, Bu. Ah, kalau aku sakit begini aku teringat akan kasih sayangmu saat merawatku. Meskipun aku sudah besar, kau masih memperlakukanku seperti masa kecil dulu. Menyelimuti tubuhku yang menggigil, membuatkan jamu kunir-madu, dan menyuapiku. Sekarang, aku membuat jamu resep ibu untukku sendiri dan anak-anak jika sedang sakit.

Hai, Bu. Kau tahu aku sedang merindu semua tentangmu. Saat ibu tersenyum lebar usai berbelanja ke pasar dengan naik sepeda. Membawa jajanan yang kami, anak-anakmu minta. Aku juga rindu dengan masakan yang selalu enak di lidahku. Bagiku, tidak ada makanan terenak di dunia yang bisa menandingi masakanmu. Ah, mungkin ini klise, tetapi sungguh tidak ada yang mampu menggantikan aroma dan kelezatan makanan yang kau buat, Bu. Kini, semua hanya bisa merindu, tidak lagi bisa menikmatinya.

Merindukan Ibu yang Kini Ada di Alam Keabadian

Aku juga rindu saat-saat Ibu sedang bercanda bersama murid-murid yang datang untuk belajar mengaji kepadamu, Bu. Senyum dan tawa selalu menghiasi sudut bibirmu tiap mereka mendengar kau bercerita tentang kisah para nabi, atau saat membicarakan tentang ilmu baca tulis Al-Quran. Itulah dirimu, Bu.

Kau selalu berbinar dan antusias mengajarkan tentang ilmu agama kepada anak-anak tetangga yang datang. Kau mengajar mereka tanpa meminta balasan. Keikhlasanmu membuat mereka merasa sangat kehilangan saat kepergianmu untuk selamanya tujuh tahun lalu.

Terima kasih, Bu. Aku akan selalu mengingat hal baik tentangmu. Mengajarkan budi pekerti kepada kedua anakku seperti dulu engkau menasihatiku. Bu, maafkan aku yang belum bisa berbakti kepadamu. Bahkan, engkau selalu memaafkan kesalahan demi kesalahan yang telah kulakukan.

Kasihmu tidak pernah berkurang meskipun kita pernah berselisih paham. Al fatihah untukmu, Ibu. Semoga Allah memberi tempat terindah dan terbaik di sisi-Nya. Engkau yang kini tak lagi bisa kupeluk.

Waasalamualaikum

Dari anakmu, yang sangat merindukanmu. 

Nitis Sahpeni

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading