Fimela.com, Jakarta Selalu banyak cinta dan hal istimewa dalam hubungan seorang anak dan ibu. Mungkin tak semuanya penuh suka cita, sebab ada juga yang mengandung duka lara. Masing-masing dari kita pun selalu punya cerita, seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela untuk mengikuti Lomba Ungkapkan Rasa rindu pada Ibu di Share Your Stories Bulan Desember ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Nelly Marisi Situmeang
Ma, sejak kecil sebelum matahari terbit, kau sudah lebih dulu muncul untuk membangunkanku yang masih terlelap dengan mimpi-mimpi indah. Sebenarnya aku sangat kesal, karena mataku masih sangat mengantuk.
Dengan senyuman, kau berkata, "Bangunlah Nak dan berdoa, bantu mama di dapur, ya." Kulihat wajahmu yang penuh harap, dan membuatku tersadar merasa bersalah. Aku bergegas membantumu, dan kita berdua bersama tersenyum melakukannya. Aku masih ingat tatkala ujian sekolah kau pasti juga membangunkanku. Namun kau menyuruhku belajar, meletakkan air dingin di ember untuk kakiku berendam agar tak mengantuk saat membaca buku.
Ma, kau pasti terharu membaca suratku ini, kau tak menyangkakan kalau aku mengingat setiap detailnya. Saat malam tiba, kau tetap bersinar seperti matahari. Kenapa sih seperti tak ada lelah, kenapa sih ma selalu tersenyum?
Aku ingin saat itu kau lelah, dan tak menyuruhku belajar menyelesaikan semua PR-ku. Tapi kau tak lelah, malah terus bersinar seperti saat pagi tadi kita bersama. Bahkan kau sempatkan dirimu untuk mengajariku terutama matematika yang sangat kau kuasai karena kau seorang guru. Ya kan, Ma?
Advertisement
Terima Kasih, Ma
Ma, ingat nggak, aku pernah mencoba membohongimu supaya aku bisa tak sekolah. Kubilang aku sakit, badanku lemas dan tak merasa enak. Aku sangat berharap kau menyuruhku tidur dan beristirahat.
Apa yang terjadi? Apa mama masih ingat? Mama meraba keningku, lalu memberiku segelas air hangat dan bilang, "Berangkatlah sekolah nanti juga sudah baikan." Dengan berat hati aku ke sekolah. Apa ketahuan ya? Apa aktingku kurang pas ya? Senyumanmu mengisyaratkan sesuatu. Kau tahu kan, Ma kalau aku bohong?
Ma, jangan capek ya membaca suratku ini. Aku hanya suka dan ingin membuatmu tahu bahwa aku mengingat jelas sekecil apa pun kenangan kita.
Sekarang aku sudah dewasa dan sudah juga menjadi mama. Ajaran-ajaran baikmu kuteruskan ke anak-anakku. Didikanmu tetap kulakukan ke anak-anakku. Tak ada hal apa pun yang kurang darimu.
Aku saja yang kurang berbakti, kau selalu memberi tanpa berharap kuberi. Bahkan sampai sekarang bila kutanya kau minta apa, kau hanya bilang untuk selalu sayang sama mertua, suami dan anak anak. Itu sudah pasti loh ma.
Ma, tanggal 10 Desember 2021 tepat 66 tahun usiamu, sekalian kuucapkan Selamat Ulang Tahun ya ma. Bahagialah di hari tuamu.
Sudah dulu ya ma, surat ini belum mewakili semuanya tentangmu wahai sang matahariku.
Bersinarlah terus sampai masamu tiba ya.
Aku menyayangimu, Ma.
Anakmu,
Nelly
#ElevateWomen