Sukses

Lifestyle

5 Cerita Paling Menteskan Air Mata dari Erupsi Gunung Semeru, Berlari Sejauh 13 Meter hingga Selamatkan Anak di Dalam Jas Hujan

Fimela.com, Jakarta Jelang akhir tahun Indonesia kembali diguncang bencana. Tak hanya banjir di sejumlah daerah, namun Gunung Semeru erupsi pada Sabtu (4/12/2021). Hingga kini, Erupsi Gunung Semeru merenggut 34 korban jiwa, bahkan dilaporkan 16 orang masih hilang dan dalam proses pencarian. 

Ribuan warga juga terpaksa harus mengungsi karena rumah yang mereka tempati di bawah kaki gunung rusak akibat erupsi Gunung Semeru yang terjadi. Tak sedikit pula yang rumah dan harta bendanya hancur tak tersisa. 

Namun di balik perjuangan para pengungsi erupsi Gunung Semeru, terdapat sejumlah kisah pilu yang membuat kita meneteskan air mata, tak hanya cerita Rumini, ada sejumlah cerita lainnya yang kami rangkumkan untuk Sahabat Fimela di rumah. Simak kisahnya berikut ini.

 

1. Rumini dan ibunya ditemukan meninggal saling berpelukan

Kisah pertama yang viral di jagat maya adalah cerita Rumini perempuan 28 tahun yang meninggal bersama sang ibu, Rumanah berusia 70 tahun. Keduanya adalah warga Desa Curah Kobokan, kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur. 

Keduanya ditemukan meninggal dalam posisi berpelukan, akibat tak bisa menyelamatkan diri. Salamah adalah adik ipar Legiman yang jadi saksi kejadian tersebut. Ia menceritakan jika ketika Gunung Semeru meletus, semua orang berlari menyelamatkan diri. Namun, Salamah tak bisa berjalan karena faktor usia. Rumini pun tak tega meninggalkan ibunya.  Hingga akhirnya, keduanya meninggal bersama dan ditemukan oleh petugas pencarian korban erupsi, di mana keduanya saling berpelukan dan sudah tidak bernyawa. 

2. Ibu yang berlumuran debu erupsi berhasil selamatkan sang anak

Kisah ini viral melalui unggahan TikTok @klomank_ml yang memperlihatkan seorang ibu menggunakan jas hujan, dengan tubuh dan wajah berlumuran debu erupsi. Ibu tersebut mengendarai motor menyelamatkan diri dan di dalam jas hujan ia melindungi buah hatinya. 

Ibu tersebut berhasil menyelamatykan diri dari erupsi dan singgah di sebuah rumah untuk meminta air guna membasuh wajahnya yang sudah tertutup debu. Anaknya berhasil selamat dan terlindungi dari debu vulkanik. 

Seperti yang diketahui jika abu vulkanik sangat berbahaya bagi kesehatan. Bahkan saat terkena mata rasanya sangat perih, kegigihannya menyelamatkan buah hatinya berbuah manis, keduanya selamat dari erupsi Gunung semeru. 

3. Kisah seorang ibu yang meninggal bersama anak di gendongannya

Naluri ibu untuk melindungi buah hatinya dengan segenap nyawa benar-benar dibuktikan. Hal ini dialami oleh seorang warga dari Dusun Curah Kobokan, Desa Penanggal, Kecamatan Pronojiwo Lumajang. 

Saat tim relawan melakukan penyusuran di lokasi, mereka melihat telapak tangan manusia di permukaan tumpukan lumpur. Saat digali, mereka menemukan empat jenazah termasuk perempuan yang menggendong anak kecil dalam pelukannya, dan sudah tidak bernyawa.

 

4. Suami istri yang terpisah selama 24 jam

Rasa panik akibat erupsi yang terjadi membuat semua orang berusaha menyelamatkan dirinya sampai banyak yang terpisah dari anggota keluarganya. 

Sepasang suami istri menangis saat bertemu kembali, rupanya mereka terpisah selama 24 jam. Pasutri itu terpisah saat melarikan diri dari rumah yang terdampak abu vulkanik suhu panas.

Dijelaskan dalam video, pasangan tersebut sudah 24 jam terpisah tanpa komunikasi apapun setelah kejadian. Satu sama lain sempat mengira tidak selamat dari bencana, namun takdir akhirnya menyatukan mereka kembali dalam sebuah pertemuan yang mengharukan.

"Terpisah 24 jam tanpa komunikasi. Mengira satu sama lain tidak selamat dari bencana, tapi takdir akhirnya berhasil pertemukan kembali dipengungsian," tulis pemilik akun dalam video.

Pada video tersebut terlihat pasangan suami istri yang menangis haru dan berpelukan satu sama lain setelah terpisah saat bencana.

Dalam video tersebut dijelaskan bahwa kondisi saat kejadian adalah pukul 16.00 WIB. Di mana dalam tragedi itu, ada yang kehilangan anak, suami, bahkan istri. Mereka semua panik berhamburan menyelamatkan diri.

5. Berlari sejauh 13 meter

Ada juga cerita dari Sinten (60) dan Dewi Novitasari yang harus berlari sepanjang 13 kilometer untuk menyelamatkan diri. 

Awalnya keduanya berlari ke rumah tetangga sejauh 1 kilometer, setelah itu berlari ke masjid berjarak 5 kilometer ke arah Dusun Gunung Sawur. 

Beruntung keduanya tertolong oleh pick up yang membawa mereka menjauh dari lokasi. Namun salah satu anggota keluarga mereka tidak selamat, Samsul yang menjaga portal tambak di dekat semeru tak sempat menyelamatkan diri karena Gunung Semeru meletus dengan cepat.

#Elevate Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading