Fimela.com, Jakarta Kalau membahas soal definisi kebahagiaan, tiap orang punya cara sendiri dalam memaknai. Bahkan masing-masing dari kita punya cara sendiri untuk merasa dan menciptakan kebahagiaan. Sebagai contoh, ada yang merasa bahagia saat bisa bersantai sepuasnya. Namun, tahukah bahwa punya terlalu banyak waktu bersantai bukan jaminan kebebasan?
Ada penelitian menarik terkait kebahagiaan dan jam bebas. Mengutip buku Hello, Habits menurut penelitian yang dilakukan pemerintah Jepang, tingkat kebahagiaan kita menurun jika kita memiliki lebih dari tujuh jam bebas. Dengan kata lain, berlimpahnya waktu dan kebebasan untuk melakukan hal-hal yang kita inginkan bukan syarat mutlak merasa bahagia.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Tingkat Kebahagiaan Menurun saat Memiliki Lebih dari 7 Jam Bebas
Segala sesuatu yang terlalu berlebihan memang tidak baik. Hal ini tampaknya berlaku juga soal jam bebas atau waktu luang. Terlalu punya banyak waktu luang atau jam bebas kadang malah membuat kita bingung. Bingung harus melakukan apa dan bingung ketika malah merasa hampa saat tidak melakukan apa-apa. Misalnya, terlalu banyak waktu luang membuat kita terlalu banyak melamun dan hal ini malah bisa membuat kita makin stres dan lelah.
Dalam sehari, kita punya 24 jam. Bukan berarti semua waktu itu digunakan untuk bekerja atau hanya bersantai. Perlu ada pembagian waktu yang tepat. Penting memiliki manajemen waktu yang baik agar bisa beraktivitas dan menjalani rutinitas dengan seimbang. Punya lebih dari tujuh jam waktu luang atau waktu bebas kadang malah bisa membuat kita tertekan.
Kadang dengan melakukan sesuatu kita bisa merasa lebih bahagia. Tidak melakukan apa-apa dan terlalu lama bermalas-malasan bisa jadi malah menurunkan tingkat kebahagiaan kita.
Kalau menurut Sahabat Fimela sendiri, sepenting apa pembagian waktu dalam rutinitas sehari-hari? Semoga dalam keseharian ini, kita bisa senantias menjaga tingkat kebahagiaan kita dengan baik, ya.
#ElevateWomen