Fimela.com, Jakarta Di bulan Oktober yang istimewa kali ini, FIMELA mengajakmu untuk berbagi semangat untuk perempuan lainnya. Setiap perempuan pasti memiliki kisah perjuangannya masing-masing. Kamu sebagai perempuan single, ibu, istri, anak, ibu pekerja, ibu rumah tangga, dan siapa pun kamu tetaplah istimewa. Setiap perempuan memiliki pergulatannya sendiri, dan selalu ada inspirasi dan hal paling berkesan dari setiap peran perempuan seperti tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Elevate Women: Berbagi Semangat Sesama Perempuan di Share Your Stories Bulan Oktober ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Retno Septyorini
“Parameter bertumbuhku adalah aku di masa lalu. Bukan kesuksesan temanku. Bukan pencapaian kerabatku. Bukan pula cerita haru biru dari anaknya teman bapak ataupun ibu”.
Pada suatu siang yang terik dan cukup melelahkan, saya pernah merasa begitu terpukul saat membaca komentar seorang kawan terkait pekerjaan yang empat tahun terakhir saya tekuni.
“Kalau cuma review, ngapain repot-repot nulis di blog? Kan rate produknya bisa dilihat langsung di masing-masing aplikasi," tulisnya.
Agak sedih juga rasanya membaca komentarnya sesaat setelah saya memposting link ulasan di feed Instagram.
“Apa di matanya mengulas suatu produk di blog itu sebegitu tidak berharganya sehingga ia tega berkomentar demikian?” batin saya dalam hati.
Karena rasa “sesak” dan tak enak yang muncul berulang kali, akhirnya saya memutuskan untuk mengajak diskusi seorang kawan terkait kegiatan ngeblog yang saya jalani beberapa tahun terakhir.
Di luar dugaan, kawan saya tersebut menjawab dengan cerita singkat yang cukup mengena di hati.
Advertisement
Bangga sebagai Blogger
“Aku punya teman, Ret. Sebut saja ia Maya. Dia punya hobi nulis kayak kamu. Nulis di blog. Suatu hari ia ditanya sama temanku yang lain. May, kamu sibuk apa sekarang? Tahu nggak dia jawab apa?”
Aku hanya menggelengkan saja. Antara tidak tahu dan cukup malas untuk berpikir.
“Saya aktif mengulas kuliner di blog pribadi. Ini blog saya," jawab Maya dengan penuh percaya diri.
“Kamu lho Ret, sudah puluhan kali memenangi kompetisi kok dapat komen nggak ngenakin dikit aja sudah merasa hina dan tidak berguna," cerocos kawan saya dengan nada yang cukup serius.
Deg!
Rasanya ada yang mencelos dari dada. Semacam ada suntikan energi baik yang membuat hati saya merasa hangat dan kembali bersemangat.
Sejak saat itu, setiap kali saya mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari siapa pun itu, saya akan kembali pada “mantra” bahwa parameter bertumbuhku adalah aku di masa lalu. Bukan kesuksesan temanku. Bukan pencapaian kerabatku. Bukan pula cerita haru biru dari anaknya teman bapak ataupun ibu. Apalagi komen kawan medsosku. Titik.
Boleh jadi mereview di blog dianggap sebagai pekerjaan yang teramat sia-sia olehnya. Tapi tidak semua review dapat mengantarkan seseorang diundang untuk menikmati special tour menjelajah Anak Gunung Krakatau bersama Tim BKSDA seperti yang saya lakukan pada 2017 silam, bukan?
Tentu ini merupakan momen yang sangat langka dan berharga. Apalagi untuk menjelajah Anak Gunung Krakatau memang diperlukan izin khusus pada instansi terkait. Dan saya mendapat kesempatan baik ini karena menulis di blog.
Boleh jadi menulis di blog juga dilabeli sebagai hobi yang kurang menghasilkan. Tapi lewat blog pula lah saya pernah mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.
Lalu saya ingat-ingat lagi berbagai kabar menggembirakan yang pernah dapatkan karena hobi mengikuti beragam kompetisi menulis di blog.
Terus Bertumbuh dan Mengasah Kemampuan
Saat butuh kamera, di tahun yang sama saya menjadi salah satu pemenang favorit di Ajang Anugerah Pewarta Astra dengan hadiah sebuah kamera digital. Saat ponsel tiba-tiba ngadat, tak berselang lama saya mendapat gantinya karena memenangkan lomba menulis dari Kominfo.
Pun saat merasa jenuh karena rutinitas harian, tiga kali sudah saya diundang ke Jakarta untuk menghadiri awarding lomba menulis di blog. Pertama oleh DJJPR Kemenkeu, selanjutnya oleh Kemenkes dan KPK. Ternyata ada banyak kesempatan berharga sekaligus langka yang saya dapatkan dari aktivitas ngeblog.
Saat di DJJPR Kemenkeu, selain menjemput hadiah, saya juga dibekali dengan berbagai pengetahuan terkait investasi yang dijamin negara yang langsung disampaikan oleh berbagai narasumber terpercaya di bidangnya.
Persis seperti peribahasa sambil menyelam, dua tiga pulau terlampaui. Sudah dapat teman baru, eh dibonusi ilmu baru melalui acara super seru yang disiarkan langsung lewat akun media sosial DJJPR Kemenkeu. Jadi dobel-dobel deh senengnya.
Tak lama berselang, saya juga diundang Kemenkes untuk menghadiri awarding Kompetisi Publikasi Kesehatan Tahun 2019. Diluar dugaan saya menyabet juara pertama untuk Kategori Media Sosial Blog.
Menariknya, piagam penghargaan ini ditandatangani langsung oleh Ibu Nila Farid Moeloek, Menteri Kesehatan kala itu. Piagam ini merupakan piagam penghargaan kedua yang disertai logo Garuda Pancasila. Ah, bahagia rasanya.
Kabar baiknya lagi, di penghujung tahun 2019 saya juga diundang untuk menghadiri awarding Apresiasi Jurnalis Lawan Korupsi. Waktu itu, saya merupakan satu dari dua perempuan yang memenangkan lomba menulis yang diadakan oleh KPK. Bangga rasanya menjadi salah satu pemenang ajang bergengsi yang satu ini.
Sejak saat itu, saya selalu berusaha untuk membentengi diri dengan afirmasi positif. Bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti berkesempatan untuk mendulang kesuksesan sekaligus kebahagiaan. Jangan sampai hanya karena omongan teman, kita memutuskan untuk berhenti menyalakan impian.
Asal tidak malu untuk senantiasa bertumbuh, pasti selalu ada jalan untuk memecah setiap kesulitan.
Salam hangat dari Jogja,
Retno
#ElevateWomen