Fimela.com, Jakarta Thinking, Fast and Slow adalah sebuah buku karya Daniel Kahneman, yang diterbitkan di tahun 2011. Buku ini berisi tentang dua sistem pemikiran yang berbeda, yaitu pemikiran cepat dan pemikiran lambat.
Sistem pimikiran cepat adalah pemikiran yang penuh dengan naluri dan emosional. Sedangkan pemikiran lambat adalah pemikiran dengan pertimbangan dan penuh logika. Dalam buku ini, pembaca bisa memahami tentang ilmu psikologi di bidang keuangan.
Ada banyak hal menarik yang bisa dipelajari dalam buku ini. Bahkan Daniel Kahneman menuliskan banyak sekali kutipan penuh motivasi. Berikut kutipan buku Thinking, Fast and Slow yang bisa menginspirasi pembaca:
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Kutipan Buku Thinking, Fast and Slow Penuh Motivasi
1. Ini tanggapan murni Sistem 1. Dia bereaksi terhadap ancaman sebelum sadar bahwa itu ancaman.
2. Ini Sistem 1 Anda yang berbicara. Perlambat dan biarkan Sistem 2 Anda mengambil alih.
3. Saya tidak akan coba selesaikan soal ini sambil menyetir. Ini pekerjaan yang bikin lebar pupil. Butuh usaha mental!
4. Yang langsung muncul dalam kepalaku itu intuisi dari Sistem 1. Aku harus mulai lagi dan sengaja mencari dalam ingatanku.
5. Dia tidak perlu bersusah payah mengerjakan tugas berjam-jam. Dia ada dalam keadaan mengalir.
6. Sayangnya dia cenderung mengatakan apa yang pertama muncul dalam pikirannya. Dia barangkali juga punya masalah tidak bisa menunda keinginan mendapat imbalan. Sistem 2 lemah.
7. Dunia ini lebih tak bisa dimengerti daripada yang kamu pikir. Koherensinya sebagian besar datang dari cara kerja akal budimu.
8. Saya MEMBUAT diri saya tersenyum dan saya jadi merasa lebih enak!
9. Jangan tolak rencana bisnis mereka hanya karena jenis hurufnya susah dibaca.
10. Kita pasti terpengaruh untuk percaya karena hal itu sering sekali diulang-ulang, tapi ayo kita pikirkan lagi.
Kutipan Buku Thinking, Fast and Slow yang Menginspirasi
11. Keakraban menimbulkan rasa suka. Ini efek paparan belaka.
12. Waktu muncul pelamar kedua yang ternyata teman lama saya juga, saya tidak begitu kaget lagi. Pengulangan sedikit saja sudah cukup membuat pengalaman baru terasa normal!
13. Ketika menyurvei reaksi terhadap produk-produk ini, ayo kita pastikan tidak hanya berfokus ke rata-rata. Kita harus memikirkan seluruh kisaran reaksi normal.
14. Dia tak tahu apa-apa tentang keahlian manajemen orang ini. Dia Cuma mengandalkan efek halo dari presentasi yang bagus.
15. Mereka tidak mau tambahan informasi yang bisa merusak cerita. WYSIATI.
16. Menilai orang menarik atau tidak itu bukan penilaian dasar. Suka tidak suka Anda melakukan penilaian dasar secara otomatis, dan penilaian itu memengaruhi Anda.
17. Ada sirkuit dalam otak yang menilai dominasi dari bentuk wajah. Wajahnya cocok untuk peran pemimpin.
18. a, studio itu sudah membuat tiga film yang sukses sejak CEO baru mengambil alih. Tapi sekarang masih terlalu cepat untuk berkata dia bertangan dingin.
19. Sampel pengamatan terlalu kecil untuk membuat kesimpulan. Jangan ikuti hukum jumlah kecil.
20. Rencana itu skenario terbaik. Mari kita hindari menjadikan rencana sebagai jangkar ketika memperkirakan hasil sesungguhnya. Berpikir mengenai bagaimana rencana bisa gagal itu salah satu caranya.
Advertisement
Kutipan Buku Thinking, Fast and Slow yang Penuh Makna
21. Tujuan kami dalam negosiasi adalah membuat mereka terjangkar ke angka ini.
22. Karena kebetulan ada dua pesawat jatuh bulan lalu, sekarang dia lebih suka naik kereta api. Itu konyol. Risikonya tidak berubah, itu bias ketersediaan saja.
23. Dia kebanyakan menonton film mata-mata baru-baru ini, jadi dia melihat konspirasi di mana-mana.
24. Dia memuji-muji satu inovasi yang katanya bermanfaat besar dan tidak ada biayanya. Saya curiga ada heuristik afeksi.
25. Ini kucuran ketersediaan: satu kejadian tidak penting dibesar-besarkan media dan masyarakat sampai terus ada di layar TV dan dibicarakan semua orang.
26. Lapangan rumputnya dipangkas rapi. Resepsionisnya kelihatan kompeten, dan perabotannya menarik, tapi bukan berarti perusahannya dikelola dengan baik. Saya harap dewan direksi tidak mengikuti keterwakilan.
27. Mereka terus membuat kesalahan yang sama: memprediksi peristiwa langka dari bukti lemah. Kalau buktinya lemah, sebaiknya tetap berpegang ke nilai dasar.
28. Mereka menambahkan hadiah murah ke produk mahal sehingga keseluruhannya jadi kurang menarik. Dalam kasus ini, kurang itu lebih.
29. Biasanya, perbandingan langsung membuat orang lebih hati-hati dan logis. Tapi tidak selalu. Kadang intuisi mengalahkan logika, biarpun jawaban yang benar ada tepat di depan kita.
30. Kita tidak bisa menganggap mereka akan belajar apa pun dari statistika saja. Mari kita tunjukkan satu atau dua kasus individual yang mewakili, untuk memengaruhi Sistem 1 mereka.
31. Tak perlu khawatir informasi statistik itu diabaikan. Sebaliknya, informasi ini akan langsung dipakai untuk membentuk stereotipe.