Fimela.com, Jakarta Rantau 1 Muara adalah novel karya dari Ahmad Fuadi. Novel ini termasuk novel ketiga dari seri trilogi Negeri 5 Menara, yang diterbitkan pada tahun 2013.
Novel ini mengisahkan tentang Alif yang sudah lulus dari kuliahnya, kemudian melanjutkan untuk bekerja di lembaga penerbitan yang terkenal. Alif bekerja dengan sangat giat, agar bisa pergi ke Amerika yang merupakan negara impiannya.
Akhirnya Alif berhasil pergi ke Amerika dan kuliah diĀ George Washington University. Novel ini juga menceritakan tentang kisah Alif bertemu dengan istrinya, yaitu Dinara. Penulis juga menuliskan banyak kata-kata movitasi yang penuh makna dalam novel ini. Berikut kutipan novelĀ Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi:
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Kutipan Novel Rantau 1 Muara Penuh Makna
1.Ā "Man saara ala darbi washala."
(Siapa yang berjalan di jalannya akan sampai ke tujuan).
2.Ā "Tentulah aku beruntung. Seandainya dia tahu dan merasakan bagaimana aku mengorbankan kenikmatan-kenikmatan sesaat untuk bisa sampai "beruntung". Berapa ratus malam sepi yang aku habiskan sampai dini hari untuk mengasah kemampuanku, belajar, membaca, menulis, dan berlatih tanpa henti. Melebihkan usaha di atas rata-rata orang lain agar aku bisa meningkatkan harkat diriku."
3.Ā "Jika kau bukan anak raja juga bukan anak ulama besar, maka menulislah."
4.Ā "Jangan gampang terbuai keamanan dan kemapanan. Hidup itu kadang perlu beradu, bergejolak, bergesekan. Dari gesekan dan kesulitanlah, sebuah pribadi akan terbentuk matang. Banyak profesi di luar sana, usahakanlah untuk memilih yang paling mendewasakan dan yang paling bermanfaat buat sesama. Lalu kalau kalian nanti sudah bekerja, jangan puas jadi pegawai selamanya, tapi punyailah pegawai."
5.Ā "Memang impian bisa jadi nyata tapi yang nyata bisa jadi hampa."
6. "....Dulunya ulat yang lemah dan jelek kini jadi rama-rama bersayap indah. Sesuatu itu bisa indah pada waktunya."
7.Ā "Jangan takut pada manusia. Dunia itu rata, di atas langit, di bawah tanah. Yang membatasi kita atas dan bawah itu cuma langit dan tanah. Semua kita sama. Kenapa takut?"
8.Ā "...innamaal yusri yusra. Bersama setiap kesulitan itu ada kemudahan."
9.Ā "Kita tidak perlu mengharapkan tepuk tangan dan pertemanan yang bersekongkol, lebih baik kita sendiri di jalan yang terang."
10.Ā "Kalau kau ragu untuk terus jadi wartawan, ya jangan terus disini. Percuma. Udah tenaga habis, gak kaya-kaya pula. Tapi bagiku, jurnalistik adalah jalanku, passion-ku, mengalir di urat darahku. Bahkan sudah mulai mencandu. Bagiku gaji itu nomor dua. Yang utama apakah hatiku sejalan dengan pekerjaan. Kepuasan batin."
Kutipan Novel Rantau 1 Muara yang Memotivasi
11.Ā "Finding your passion at work."
12.Ā "A couple who travel together, grow together."
13.Ā "Find what you want to do and do it. Temukan apa yang ingin kamu lakukan dan lakukan itu."
14.Ā "Love what you are doing. Cintai apa yang kamu lakukan."
15.Ā "Sidney Sheldon berbagi resep kesuksesan bekerja adalah ketika kita jatuh cinta dengan apa yang kita kerjakan. Sampai kita asyik masyuk mengerjakannya. Sampai lupa diri dan waktu. Sampai tidak pernah melihat jam dinding. "When you love what you are doing, you do not look at the clock. It is just wonderful."
16.Ā "Resep dia yang lain adalah "give yourself more than expected." Memberikan sesuatu lebih dari yang diharapkan. Kalau perlu bangun jam 4 subuh untuk mulai bekerja. "No way you can not go to the top." Aku mengangguk-angguk. Resep ini sejiwa dengan man jadda wajada dan i'malu fauqa ma amilu seperti yang aku pelajari dulu di PM dulu."
17.Ā "Carilah pekerjaan yang kamu cintai dan kamu tidak akan pernah lagi bekerja satu hari pun sepanjang hayat."
18.Ā "Hidup ini seni menjadi. Menjadi hamba Tuhan, sekaligus menjadi penguasa alam. Kita awal mulanya makhluk rohani, yang kemudian diberi jasad fisik oleh Tuhan dengan tugas menghamba kepada Dia dan menjadi Khalifah untuk kebaikan alam semesta. Kalau kedua peran ini bisa kita jalankan, aku yakin manusia dalam puncak bahagia. Berbakti dan bermanfaat. Hamba tapi Khalifah."
19.Ā "I have to go the extra mile."
20.Ā "Kalau di pesantren kami diajarkan nasihat Nabi yang bilang: khairunnas anfa'uhum linnas. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bernamfaat buat orang lain. Nah bermanfaat kan bisa pakai apa saja yang kita punya. Bahkan tersenyum saja sudah manfaat untuk menyenangkan hati orang yang melihatnya. Manusia yang bermanfaat adalah manusia yang terbaik. The most succesful person. "
Advertisement
Kutipan Novel Rantau 1 Muara yang Menginspirasi
21.Ā "An nasu a'dau ma jahilu. Manusia itu musuh terhadap apa yang dia tidak tahu."
22.Ā "Lif. Jangan bermain-main dengan hati perempuan. Hatinya dalam dan sensitif, bisa menghanyutkan dan menenggelamkan. Tapi juga tangguh, bisa menguatkan, menumbuhkan, dan menjelmakan mimpi-mimpi kita. Hati perempuan bisa memaafkan, tapi tidak bisa melupakan apa yang pernah singgah di pedalaman hatinya. Kalau tidak serius, jangan main-main."
23.Ā "Aku percaya dengan man yazra' yahsud. Siapa yang menanam, akan menuai."
24.Ā "I am always a student at heart. My main interest is research and the history of knowledge. Katanya ketika aku tanya bagaimana dia bisa tahu begitu banyak hal. Seorang profesor yang selalu merasa dirinya seorang murid."
25.Ā "Mungkin pekerjaan yang aku cintai itu sebetulnya menuntut ilmu. Mungkin tujuan yang ingin aku tuju itu adalah ilmu, dan jalan yang aku lalui adalah belajar. Belajar dari buaian sampai liang lahat. Itu doktrin yang aku dapatkan di Pondok Madani dulu."
26.Ā "Jangan menunda-nunda sesuatu yang penting, karena kalau hilang, bisa hilang selamanya. Yang ada hanya penyesalan yang akan hadir selamanya."
27.Ā "War is not the answer."
28.Ā "...dunia perkawinan adalah dunia berbagi dan saling mengerti. Bukan dunia meminta dan berharap."
29.Ā "Saatnya untuk i'timad ala nafsi. Harus bertopang pada diri sendiri dan Yang Mahakuasa."
30.Ā "Allah tahu yang terbaik. Yang kita kira baik, belum tentu baik buat kita."
31.Ā "Kehilangan memang memilukan. Tapi kehilangan hanya ada ketika kita sudah merasa memiliki. Bagaimana kalau kita tidak pernah merasa memiliki? Dan sebaliknya kita jangan terlalu merasa memiliki. Sebaliknya, kita malah yang harus merasa dimiliki. Oleh Sang Maha Pemilik."