Fimela.com, Jakarta Plastik sachet multilayer dan HDPE menjadi salah satu kontribusi sampah terbesar yang sulit diurai. Dan hingga saat ini, belum memiliki nilai ekonomi.
P&G Indonesia sebagai penghasil produk FMCG dengan kemasan sachet multilayer dan botol HDPE menginisiasi program Conscious Living. Sebagai bentuk tanggung jawab P&G atas dampak bisnis terhadap lingkungan.
Program pemilahan sampah sachet multilayer dan botol HDPE ini sendiri sudah lebih dulu dilakukan secara internal oleh para karyawan P&G Indonesia sejak tahun 2020. Dan menghasilkan lebih dari 5,1 ton sampah untuk didaur ulang.
Advertisement
"Progam ini bertujuan melestarikan lingkungan dan mencegah sampah plastik sachet atau multilayer dan HDPE dari produk P&G tidak akan sampai ke TPA. Serta bukti komitmen kami sebagai perusahaan FMCG untuk mempertanggungjawabkan dampak bisnis pada lingkungan," ujar Asrini Suhita, P&G Indonesia Sales Senior Director & Sustainability Leader dalam peluncuran Program Conscious Living bersama Startup Octopus secara daring, Selasa (5/10/2021).
Advertisement
Program Sirkular Ekonomi
Melihat kesuksesan program Conscious Living yang dilakukan secara internal, P&G melakukan ekspansi dengan melakukan multi-kolaborasi dengan pihak eskternal untuk skala yang lebih besar. Di antaranya pemerintah lokal, startup Octopus selaku operator pemilihan sampah, sampai konsumen P&G sendiri.
Dan yang membedakan 'Conscious Living' adalah, program ini digagas melalui proses pengelolaan sampah yang terintegrasi untuk mencapai sistem ekonomi sirkular. P&G Indonesia dan Octopus memberi insentif atau reward untuk semua pihak di jalur distribusi sampah yang terlibat, dari konsumen yang memilah sampah, pelestari, sampai pengepul.
"Jadi sampah yang sudah dipilah konsumen akan dilaporkan lewat aplikasi Octopus, setelah itu akan diambil oleh pelestari yang berakhir di pengepul. Dari setiap sampah yang dihasilkan, dapat ditukarkan dengan poin yang bisa dijadikan pulsa sampai token listrik sebagai insentif untuk perubahan kebiasaan," beber Asrini Suhita.
Keuntungan juga akan dirasakan para pelestari lewat program ini yang akan meningkatkan taraf hidup mereka dari sampah yang selama ini tidak memiliki nilai ekonomi. Dan pada akhirnya P&G memberikan impact yang akan dirasakan oleh para konsumennya kembali karena sampah sachet multilayer dan HDPE akan dimanfaatkan untuk mengganti energi batubara.
Apresiasi atas Gagasan P&G Indonesia
“Kami senang sekali, karena melalui program Conscious Living ini permasalahan sampah sachet atau plastik multilayer, dan plastik HDPE dapat ditangani. Selama ini, sampah jenis – jenis ini selalu dianggap sebagai sampah yang tidak memiliki nilai. Namun, melalui program ini, kami bersama dengan P&G menciptakan sebuah sistem yang tidak hanya memberikan nilai terhadap sampah tersebut, namun juga memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat, diantaranya adalah konsumen, pelestari, dan pengepul. Dengan ini kami merasa sangat bangga bermitra dengan P&G dan kami berharap bahwa kerjasama ini dapat terus berinovasi dan berkembang ke wilayah lainnya”, ujar Moehammad Ichsan, Co-Founder dan CEO Octopus Indonesia.
Dr.Ir. Prima Mayaningtyas, M.Si, selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat menyambut dengan antusias saat diluncurkannya program ini “Kami mewakili pemerintah provinsi Jawa Barat mendukung penuh program ini, karena program ini sejalan dengan program pengelolaan lingkungan pemerintah provinsi kami. Salah satu tantangan terbesar kami saat ini memang perihal pengelolaan sampah plastik tanpa nilai ekonomi seperti sachet multilayer dan HDPE, dan saya sangat berterima kasih kepada P&G yang memelopori pergerakan yang sangat baik ini di industri FMCG. Terimakasih kepada P&G dan Octopus Indonesia yang telah memilih Bandung Raya sebagai wilayah pertama pelaksanaan program Conscious Living. Kami berharap program ini dapat dilaksanakan di kota dan kabupaten di wilayah Jawa Barat lainnya”, tutup Prima.
#Elevate Women