Fimela.com, Jakarta Tahukah kamu 5 Oktober diperingati sebagai Hari Guru Sedunia? Hari Guru Sedunia ditetapkan oleh UNESCO lewat Rekomendasi ILO/UNESCO 1966 tentang Status Guru.
Hari Guru Sedunia sendiri diperingati untuk merayakan keberadaan semua guru yang berjasa pada dunia pendidikan di berbagai penjuru bumi. Di masa pandemi, peran guru semakin penting untuk memaksimalkan pembelajaran meski dilakukan jarak jauh. Salah satunya dengan memanfaatkan platform digital yang ada sebagai media pembelajaran.
Advertisement
BACA JUGA
TikTok mengapresiasi upaya guru dalam menyukseskan pendidikan bangsa dengan meluncurkan Buku Panduan Keamanan Digital untuk Pengajar di Hari Guru Sedunia. Buku panduan ini bertujuan untuk memberikan sumber daya kepada para guru dan pengajar dalam mendampingi anak dirinya agar aman di dunia daring.
Peluncuran buku panduan ini turut mendapat dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Republik Indonesia dan Siberkreasi sebagai bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital, dan sudah dapat diakses di situs web http://literasidigital.id/books/buku-panduan-keamanan-digital-untuk-pengajar-tiktok/.
Advertisement
Pentingnya keamanan daring
Dilihat dari survei "Neurosensum Indonesia Consumers Trend 2021: Social Media Impact on Kids", sebanyak lebih dari 80% anak-anak di Indonesia sudah terpapar dengan media sosial dan platform digital lainnya sejak usia dini. Hal ini membuat anak dan remaja menjadi lebih rentan terhadap risiko keamanan digital, termasuk mengenai privasi, keamanan, hingga perundungan siber.
"Selain orangtua, peran guru atau pengajar sebagai pembimbing anak dan remaja di sekolah sangat penting untuk membantu mereka meningkatkan kecakapan dalam aman bermedia digital. Literasi keamanan digital ini dibutuhkan generasi muda agar menjadi warga digital yang bijak dan bertanggung jawab," ungkap Novi Kurnia, Dewan Pengarah GNLD Siberkreasi dan Koordinator Nasional Japelidi.
Menurut Novi, dengan memahami ruang digital untuk digunakan secara aman, anak dan remaja bisa lebih siap dalam menghadapi tantangan dunia digital, baik dalam belajar di sekolah maupun interaksi dengan masyarakat.
Buku Panduan Keamanan Digital untuk Pengajar ini menyediakan tiga topik berbeda terkait keamanan di dunia maya, termasuk privasi dan keamanan, perundungan dan ujaran kebencian, serta kesejahteraan digital. Setiap topik akan menyediakan rangkuman, panduan diskusi dan ide untuk aktivitas, yang dapat dengan mudah diadaptasi oleh guru sesuai dengan gaya mengajar dan kebutuhan anak didiknya.
Diapresiasi oleh kalangan pengajar
Kehadiran buku panduan ini diapresiasi oleh para pengajar Indonesia. Salah satunya adalah Ibu Ira Mirawati yang merupakan pengajar yang menjalankan platform sobatmu.com. Menurutnya, pengajar merupakan sosok yang banyak menghabiskan waktu dengan anak didik. Sehingga perlu ruang yang nyaman bagi mereka dalam mendiskusikan dan belajar memahami tentang keamanan privasi dan jejak digital.
"Hadirnya Buku Panduan ini tentu akan sangat membantu para pengajar untuk memahami cara mengangkat topik-topik sensitif ini, tanpa membuat para anak didiknya merasa canggung dan menutup diri,"kata pengajar yang akrab disapa Ibu Ira ini.
Sebagai platform online, TikTok sendiri menempatkan keamanan, keselamatan, dan privasi pengguna di kalangan remaja sebagai prioritas utama. Sehingga TikTok bisa menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk ekspresi diri.
"Harapannya, Buku Panduan Keamanan Digital untuk Pengajar ini bisa menjadi sumber edukasi dan referensi untuk para pengajar di Indonesia untuk bantu menumbuhkan lingkungan dan budaya online yang positif," kata Faris Mufid, Public Policy & Government Relations, TikTok Indonesia.
Untuk mendorong hal tersebut, TikTok telah mempublikasikan Laporan Transparansi, meningkatkan fitur Pelibatan Keluarga, memperbaharui Panduan Komunitas, meluncurkan Toolkit Keamanan Keluarga TikTok, dan bekerjasama dengan mitra lokal termasuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Yayasan Sudah Dong, Pusat Penguatan Karakter, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan GNLD Siberkreasi.
Advertisement
Simak video berikut ini
#elevate women