Fimela.com, Jakarta Para pemimpin perempuan memang sudah harus sadar dengan kecanggihan dunia digital. Untuk mendukung hal ini, Kaukus Perempuan Parlemen Indonesia (KPP-RI) menggelar workshop bertajuk Women in Tech: Kepemimpinan Perempuan di Era Digital, Rabu (29/9/2021).
Workshop ini berisi pembahasan edukatif tentang pengetahuan dan informasi teraktual seputar teknologi digital termasuk isu-isu keamanan siber, serta potensi pemanfaatan teknologi digital untuk pemberdayaan perempuan Indonesia. Workshop ini diharapkan mampu menguatkan peran kepemimpinan legislator perempuan sebagai katalisator aspirasi masyarakat.
Ketua Presidium Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia (KPP-RI) Diah Pitaloka mengakui dinamika 4.0 menuntut para perempuan parlemen untuk ikut memahami isu-isu terkait budaya digital dan menguasai beragam teknologi digital yang mampu menjadi solusi dalam meningkatkan kompetensi sebagai perwakilan suara dan aspirasi rakyat.
Advertisement
“Kepemimpinan digital menjadi kunci fundamental agar perempuan parlemen dapat mengoptimalkan teknologi digital untuk kepentingan peningkatan kompetensi dan mengakselerasi langkah-langkah strategis dalam memberdayakan masyarakat luas serta membantu mewujudkan aspirasi masyarakat,” kata Diah Pitaloka.
“Poin ini sangat penting menimbang jumlah perempuan di parlemen makin meningkat. Saat ini, jumlah perempuan di DPR RI telah mencapai 20,3% sedangkan yang duduk di bangku DPD mencapai 30,8%. Perempuan di parlemen makin berperan dalam membantu mewujudkan aspirasi-aspirasi rakyat,” sambungnya.
Advertisement
Teknologi digital mengubah banyak aspek kehidupan
Teknologi digital telah secara masif mengubah banyak aspek kehidupan kita sehari-hari melalui digitalisasi. Digitalisasi telah meningkatkan pengetahuan kita, memperluas wawasan kita dan menawarkan kepada kita peluang koneksi yang belum pernah terjadi sebelumnya – koneksi antar masyarakat, informasi, layanan, dan sumber daya.
Lebih jauh dari itu, tanpa kita sadari teknologi digital juga dapat mempercepat pemberdayaan kaum perempuan, sehingga mampu mendorong pembangunan sosial dan ekonomi seluruh negara. Ponsel, tablet, laptop, akses ke Internet - setiap hari, alat-alat ini memperluas akses perempuan ke pendidikan, perawatan kesehatan, pelatihan, pekerjaan, kewirausahaan, dll. Digitalisasi bisa mempersempit ketidaksetaraan gender yang selama ini sudah terjadi secara sistemik.
“Sejauh ini, kita di Indonesia masih membutuhkan peningkatan akses digital bagi masyarakat Indonesia, serta tantangan percepatan pemerataan akses digital bagi Indonesia yang memiliki karakteristik wilayah unik,” tutur Diah Pitaloka.
Peran penting pelatihan dalam memperkuat kompetensi para perempuan
Workshop Women in Tech: Kepemimpinan Perempuan di Era Digital ini penting peranannya dalam memperkuat kapabilitas dan kompetensi para perempuan di parlemen untuk menyerap serta menyuarakan aspirasi-aspirasi masyarakat luas yang diwakilinya.
“Pesatnya perkembangan industri digital selama pandemi menjadi lahan subur bagi masyarakat termasuk kaum perempuan untuk memulai bisnis dan teknologi digital membuka pintu bagi UMKM kita untuk naik kelas dan dengan demikian kita berpartisipasi aktif menggunakan teknologi digital untuk turut meningkatkan kesejahteraan umum,” papar ketua DPR RIPuan Maharani.
Workshop Women in Tech ini berlangsung dengan dukungan dari mitra-mitra yang terlibat langsung di workshop ini, terutama para pakar di bidang teknologi digital, seperti Huawei, Gojek, Amartha, serta kolaborasi dengan Kepolisian Republik Indonesia dan Kementerian Kominfo, dunia penelitian seperti KedaiKOPI dan masyarakat akademis.
“Saya berharap di kemudian hari, program kepemimpinan digital bagi anggota perempuan parlemen ini dapat terus berjalan, berkesinambungan, serta makin menjangkau para pemimpin perempuan di seluruh penjuru Indonesia dan kita kaum perempuan bisa bersama-sama berkontribusi menentukan arah pembangunan manusia dan pembangunan ekonomi di negeri ini,” tutup Diah Pitaloka.
#Elevate Women