Fimela.com, Jakarta Setiap harinya kita berurusan dengan uang. Menghasilkan uang hingga mengatur uang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian kita. Bahkan masing-masing dari kita punya cara tersendiri dalam memaknai uang. Dalam tulisan kali ini, Sahabat Fimela berbagi sudut pandang tentang uang yang diikutsertakan dalam Aku dan Uang: Berbagi Kisah tentang Suka Duka Mengatur Keuangan. Selengkapnya, yuk langsung simak di sini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Rohial Febriani
Perencanaan dan pengelolaan keuangan sangat penting dilakukan karena bisa saja ada kejadian atau keadaan yang tidak direncanakan kita alami dan membutuhkan uang banyak. Kita sangat perlu menyisihkan pendapatan yang diperoleh untuk situasi darurat dan tidak diduga.
Ini adalah cerita kami sekeluarga di pertengahan bulan Juli 2021 hingga awal Agustus 2021 saat covid-19 menghampiri kami sekeluarga. Berawal dari mama yang sakit dengan keluhan menggigil, mual, muntah, sakit kepala, badan ngilu serta batuk tanpa demam tinggi.
Hari berikutnya, papa yang terlihat mulai sakit. Berselang dua hari kemudian, keponakan berumur empat tahun mengalami demam tinggi disertai batuk. Keesokan harinya, keponakan yang berusia baru dua bulan demam dan hidung mampet. Ipar atau ibu kedua keponakan pun menyusul demam dan batuk, dua hari kemudian. Akhirnya seisi rumah pun sakit dan tersisa hanya aku yang masih bertahan.
Advertisement
Anggota Keluarga Jatuh Sakit
Sejak awal mama sakit, beliau telah didukung dengan vitamin, obat-obatan yang dibeli sendiri juga makanan yang bergizi, tapi semuanya tidak membuahkan hasil. Sebenarnya dari hari pertama mama sakit, aku telah menduga kalau beliau terpapar covid-19 tapi semuanya itu kami tepis serta berharap hanya flu biasa.
Hari ke delapan, aku mulai menghubungi seorang kerabat yang berprofesi sebagai dokter untuk menanyakan obat batuk berdahak. Akhirnya atas saran kerabat tersebut dan juga seorang kepala puskesmas yang dekat dengan tempat tinggal kami, mama diajak ke puskesmas terdekat untuk dilakukan uji SWAB Antigen. Dari empat orang pasien flu, hanya mama yang hasil tesnya positif.
Aku pun menceritakan kondisi anggota keluarga yang lain kepada petugas puskesmas dan kami pun sekeluarga dijadwalkan tes SWAB Antigen dua hari kemudian. Hasilnya hanya aku yang masih bersih dari virus covid-19.
Mama dan papa adalah pasien yang memiliki komorbid dan mengalami gejala sedang yang harus mendapatkan perawatan extra. Kami sekeluarga melakukan isolasi mandiri sejak hari pertama mama sakit terlebih setelah hasil tes SWAB antigen beliau keluar.
Aku begitu cemas dengan kondisi kesehatan orang tuaku. Sedangkan kedua keponakan juga ipar, kondisi mereka jauh lebih baik sehingga aku tidak terlalu cemas.
Semua kebutuhan obat-obatan juga nutrisi untuk semua, dibeli dan sediakan. Mulai dari suplemen herbal seperti madu dan habbatussauda trigona juga jahe instan. Bermacam-macam buah-buahan pun harus selalu tersedia. Susu UHT, telur, ikan juga daging tidak pernah absen dalam menu makanan yang gilir agar tidak bosan.
Oximeter pun dibeli untuk mengukur saturasi oksigen darah. Begitu pun disinfektan, hand sanitizer, minyak eucaliptus serta masker bedah satu kali pakai dilakukan penyetokan. Sedangkan tensimeter, kami memang sudah menyediakan sejak lama.
Jika selama ini aku hanya mendengar dan membaca cerita orang-orang yang pernah melakukan isolasi mandiri itu mahal maka sekarang aku yang mengalami sendiri. Pengeluaran di masa isolasi mandiri menjadi dua atau tiga kali lipat dari biasanya.
Pentingnya Punya Dana Darurat atau Tabungan
Banyaknya pengeluaran ini karena memang kuantitas kebutuhan menjadi meningkat dua atau tiga kali lipat dari biasanya sebagai cara meningkatkan imun tubuh. Sebagai contoh, jika di saat sehat hanya konsumsi buah-buahan itu satu buah maka saat terpapar covid-19, konsumsi buah-buahan menjadi tiga kali lipat sedangkan harga buah-buahan yang kebanyakan buah impor itu sangat mahal. Belum lagi kebutuhan masker bedah yang banyak karena harus diganti setiap tiga sampai empat jam, terutama jika batuk atau bersin.
Uang yang keluar mengalir dengan sangat deras hingga tabungan pun benar-benar terkuras bahkan hampir habis. Beruntung saat itu mendekati awal bulan yang merupakan jadwal gajian. Ketika ada pesan singkat yang masuk ke gawaiku tentang dana masuk, hatiku benar-benar lega.
Kesehatan kedua orang tuaku mulai berangsur pulih dan normal sedikit lebih lama yaitu hampir satu bulan. Sedangkan kedua keponakan juga ibunya, proses sembuh mereka lebih cepat.
Dari sinilah, aku belajar betapa pentingnya pengelolaan keuangan terutama tabungan. Yuk kita kelola pendapatan kita dengan baik guna masa depan atau pun untuk keadaan mendesak!
#ElevateWomen