Fimela.com, Jakarta Banyak orang pasti mengira bahwa sifat perfeksionis identik dengan kecerdasan otak yang tinggi pada seseorang. Ternyata, anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Secara ilmiah, orang cerdas justru seringkali tidak perfeksionis.
BACA JUGA
Advertisement
Hal ini dibuktikan oleh sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Personality yang menemukan bahwa para remaja dengan kemampuan kognitif yang lebih baik sebenarnya kurang peduli apakah ia membuat kesalahan atau tidak.
Penulis penelitian, yang dipimpin oleh Jeroen Lavrijsen dari KU Leuven, mengatakan bahwa temuan sebelumnya mengenai hubungan antara perfeksionisme dan kecerdasan seringkali salah dipahami.
Advertisement
Cerdas tidak selalu perfeksionis
Sebagai peneliti, ia telah berulang kali menemukan fakta bahwa seseorang yang cerdas memang cenderung khawatir berlebihan, salah satunya khawatir melakukan kesalahan.
Namun khawatir melakukan kesalahan bukanlah satu-satunya pengukur kecerdasan seseorang. Peneliti mengambil data berskala besar sebanyak 3.168 siswa dari kelas 7 dari 27 sekolah di Belgia. Hasilnya, remaja dengan kecerdasan kognitif yang lebih baik memiliki harapan tinggi terhadap dirinya sendiri, tetapi tidak terlalu khawatir melakukan kesalahan.
Dengan kata lain, anak-anak cerdas sebenarnya justru lebih berani mengambil risiko dan tak masalah melakukan kesalahan karena mereka merasa 'jika tidak dicoba, maka tidak tahu hasilnya'. Tentu saja kecerdasan anak tidak lepas dari pengasuhan orangtua di rumah dan berbagai macam faktor lainnya.
Jeroen Lavrijsen pun menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui lebih jauh mengenai hubunga kecerdasan otak dan perfeksionisme, apalagi selama ini banyak orang lebih familiar meyakini bahwa punya sifat perfeksionis adalah tanda kecerdasan otak yang tinggi.
#ElevateWoman with Fimela