Fimela.com, Jakarta Setiap harinya kita berurusan dengan uang. Menghasilkan uang hingga mengatur uang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian kita. Bahkan masing-masing dari kita punya cara tersendiri dalam memaknai uang. Dalam tulisan kali ini, Sahabat Fimela berbagi sudut pandang tentang uang yang diikutsertakan dalam Aku dan Uang: Berbagi Kisah tentang Suka Duka Mengatur Keuangan. Selengkapnya, yuk langsung simak di sini.
Oleh: MD
Uang merupakan sesuatu yang apabila tidak dimiliki dapat membuat seseorang kesulitan dalam hidupnya. Walaupun kita sering mendengar uang bukan penjamin kebahagian seseorang tapi menurutku tanpa uang kita juga belum tentu bahagia. Di sini aku ingin bercerita sedikit pengalamanku dengan uang. Aku dilahirkan di keluarga yang sederhana. Ayahku bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta, sedangkan ibuku adalah ibu rumah tangga.
Advertisement
Aku mempunyai 4 saudara dimana kami semua masih bersekolah. Dengan hanya mengandalkan gaji ayahku tentu saja hal tersebut tidak cukup untuk membiayai hidup kami. Oleh karena itu orangtuaku mencari kerja sampingan dengan berjualan madu. Sehabis pulang kerja, ayahku dan ibuku membungkus madu untuk dijual kepada teman-temannya yang ingin membeli.
Sedikit demi sedikit orangtuaku kumpulkan hasilnya untuk memenuhi kehidupan kami. Karena itulah kami menjadi anak yang tidak bisa membeli apa saja yang kami inginkan. Bahkan di saat anak-anak lain jajan di sore hari, kami hanya bisa melihat mereka dari jendela rumah. Hal itulah yang membuatku ketika diberikan uang selalu menghabiskannya. Aku berpikir karena jarang jajan, inilah waktunya untuk memuaskan diriku untuk membeli sesuatu yang kuinginkan. Aku tidak pernah menyisihkan uangku sedikit pun.
BACA JUGA
Advertisement
Belajar untuk Mengolah Keuangan ke Ibu
Aku benar-benar tidak pandai mengelola keuanganku, hingga setiap aku membutuhkan sesuatu aku tidak bisa membelinya. Sebenarnya orangtuaku selalu mengajarkan apabila ingin membeli sesuatu kami harus menabung. Namun tetap saja aku kesulitan menabung dan selalu tergoda untuk membeli sesuatu yang lebih sering tidak berguna.
Sampai pada akhirnya aku bertanya kepada ibuku bagaimana cara mengatur uang mengingat walaupun selama ini kami hidup pas-pasan, kami tidak pernah sampai kekurangan apalagi sampai berhutang ke orang lain. Dari situlah ibuku mengajariku untuk membagi setiap uang sesuai kebutuhan dan setiap ada uang yang berlebih itu dimasukkan ke dalam celengan.
Awalnya aku kesulitan,namun aku terus belajar setiap diberikan uang aku berusaha mengelompokkan mana uang untuk jajan, mana uang untuk ditabung. Setiap uang-uang tersebut aku gulung lalu aku berikan kertas sebagai penanda itu untuk uang apa. Dan setiap ada uang lebih yang diberikan orang tuaku aku selalu memasukkannya ke dalam celengan yang sulit untuk dibuka agar tidak tergoda untuk mengambilnya.
Lama kelamaan aku yang terbiasa seperti itu akhirnya bisa mengelola keuangan dengan baik hingga aku dewasa. Sekarang aku sudah memiliki tabungan walaupun tidak banyak tetapi aku bisa sedikit demi sedikit mengurangi beban orangtuaku. Aku berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan kecil dari uang yang kusisihkan. Dan semenjak dewasa juga orangtuaku memberikan kami masing-masing uang jajan full untuk sebulan. Dari situ kami diajarkan untuk mengelola keuangan kami sendiri. Kami harus mengatur bagaimana agar uang tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan kami selama sebulan.