Fimela.com, Jakarta "Maka aku senang hidup bersamamu, sebab kita punya kesamaan yang penting: kita sama-sama menyukai privasi dalam kehidupan sehari-hari, tapi kita juga ingin belajar melakukan hal-hal yang biasa kita lakukan sendiri berdua. Merencanakan, melakukan, dan memperbaiki segalanya berdua-dua." (Kitab #12: Raihan dan Darius, Surat Cinta Menjelang Kawin)
Raihan dan Darius bukan pasangan yang punya banyak kesamaan. Keduanya punya kehidupan dan karakter berbeda, tetapi ada kenyamanan yang bisa mereka temukan berdua. Ada banyak lika-liku yang dilalui sebelum mereka memutuskan untuk mengikat janji suci. Dalam cerita pendek Kitab #12: Raihan dan Darius, Surat Cinta Menjelang Kawin, salah satu cerita dalam buku kumpulan cerita Kitab Kawin, Raihan dan Darius mengutarakan isi hati masing-masing serta harapan-harapan jelang fase kehidupan baru yang akan dilalui berdua.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Kumpulan Cerita Pendek
Judul: Kitab Kawin
Penulis: Laksmi Pamuntjak
Editor: Hetih Rusli dan Rosemary Kesauly
Desain sampul: Aditya Putra
Desain isi: Fajarianto
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan kedua: Juli 2021
Dalam kumpulan cerita ini, kita bertemu beragam perempuan: pekerja toserba, karyawan, seniman paruh baya, instruktur yoga, hingga ibu-ibu borju. Beragam masalah dihadapi oleh mereka, ada yang selingkuh sebab suaminya dingin di tempat tidur, sampai yang pacaran sana-sini karena suaminya berpoligami. Dari yang mati-matian mencintai istri abangnya, sampai yang naksir menantunya sendiri. Ada yang disodor-sodorkan ke laki-laki lain oleh suaminya demi kepuasan sang suami, dan ada pula yang dihajar oleh suaminya di hadapan orang banyak.
Dari rumah-rumah kelas menengah atas Jakarta, kota kecil di daerah pedesaan Jawa Tengah, atau pedalaman Pulau Buru, kitab-kitab ini tak saja berkisah tentang jiwa-jiwa yang buncah, kesepian dan telantar, serta tubuh-tubuh yang terpasung dan disakiti, tapi juga tentang jiwa-jiwa yang berontak dan merdeka, dan yang berani merumuskan ulang hukum-hukum perkawinan bagi diri mereka sendiri.
***
Membaca kumpulan cerita dalam buku Kitab Kawin ini kita akan diajak untuk menelusuri berbagai dimensi kehidupan perempuan. Tema seputar pernikahan, perselingkuhan, persenggamaan, stereotipe, hingga stigma yang sering diberikan pada perempuan diangkat dalam cerita-cerita pendek di buku ini. Banyak ironi yang ikut dikupas dalam kumpulan cerita pendek ini.
Bahasan tentang kompleksnya kasus pernikahan dini yang masih marak juga dipaparkan dalam salah satu cerita pendek di buku ini. Begitu sedih dan miris nasib para perempuan yang kehilangan masa belianya dan impian-impiannya karena pernikahan yang terlalu dini tanpa kesiapan apa-apa. Belum lagi dengan pilihan-pilihan hidup yang makin terbatas seiring bertambahnya usia, semua itu hanya memperumit kehidupan yang sudah sulit.
Kisah para perempuan dalam kumpulan cerita ini jauh dari bayangan kita soal kisah perempuan yang memiliki akhir cerita bahagia selama-selamanya. Banyak yang berakhir getir dan pahit. Mungkin saat membaca cerita demi cerita dalam buku ini, akan hadir perasaan yang kurang nyaman dalam diri kita. Namun, pandangan dan sudut pandang kita tentang kompleksitas kehidupan perempuan akan semakin luas.
Emosi kita akan diaduk-aduk saat membaca kumpulan cerpen di buku Kitab Kawin ini. Menjadi perempuan yang bisa menemukan kebebasan hingga memerdekakan diri tidak selalu mudah. Selalu ada hal-hal kompleks yang menyertai setiap pilihan, tetapi bukan berarti kita harus lari dari realitas yang ada.