Fimela.com, Jakarta Buku novel berjudul Laut Bercerita karya dari Leila S. Chudori, adalah buku yang menceritakan tentang masa kelam pada aksi 1998, berkaitan dengan orang-orang yang diculik dan yang ditinggalkan.
Ada dua bagian yang terdapat dalam buku novel ini. Pada bagian pertama bercerita untuk Biru laut tentang kronologi penculikan dan menghilang. Sedangkan bagian kedua bercerita untuk Asmara Jati yang ditinggalkan dan menunggu kabar dari orang yang hilang.
Novel tentang kisah nyata ini termasuk novel best seller, yang bisa membuat para pembaca turut merasakan emosi para tokoh dalam cerita. Dalam novel ini juga terdapat beberapa makna kehidupan yang dapat dipelajari para pembacanya. Berikut kutipan novel Laut Bercerita:
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Kutipan Novel Laut Bercerita
1. “Ketidaktahuan dan ketidakpastian kadang-kadang jauh lebih membunuh daripada pembunuhan.”
2. “Matilah engkau mati, kau akan lahir berkali-kali...”
3. “Kematianku tak lebih dari seperti saat seorang penyair menuliskan tanda titik pada akhir kalimat sajaknya.”
4. “....jangan menganggap bahwa hidup adalah serangkaian kekalahan.”
5. “Rasa ingin tahu adalah kualitas terbaik dalam jurnalisme.”
6. “Kita harus belajar kecewa bahwa orang yang kita percaya ternyata memegang pisau dan menusuk punggung kita."
7. "Kita tidak bisa berharap semua orang akan selalu loyal pada perjuangan dan persahabatan.”
8. “Aku tak tahu apakah aku sudah membuat jejak atau belum selama hidupku."
9. "Sudah. Kamu membuat bait pertama dari puisi hidupmu. Kamu melawan.”
10. “Orang yang suatu hari berhianat pada kita biasanya adalah orang yang tak terduga, yang kau kira adalah orang yang mustahil melukai punggungmu.”
11. “Pengkhianat ada di mana-mana, bahkan di depan hidung kita, Laut. Kita tak pernah tahu dorongan setiap orang untuk berkhianat: bisa saja duit, kekuasaan, dendam, atau sekadar rasa takut dan tekanan penguasa."
12. "Kita tak bisa berharap semua orang akan selalu loyal pada perjuangan dan persahabatan.”
13. “Kita tak boleh jatuh, tak boleh tenggelam, dan sama sekali tak boleh terempas karena peristiwa ini."
14. "Kebenaran ada di tangan mereka yang memihak rakyat."
15. “Kita tak ingin selama-lamanya berada di bawah pemerintahan satu orang selama puluhan tahun, Laut. Hanya di negara diktatorial satu orang bisa memerintah begitu lama...seluruh Indonesia dianggap milik keluarga dan kroninya"
Kutipan Novel Laut Bercerita
16. "Mungkin kita hanya nyamuk-nyamuk pengganggu bagi mereka. Kerikil dalam sepatu mereka. Tapi aku tahu satu hal: kita harus mengguncang mereka."
17. "Kita harus mengguncang masyarakat yang pasif, malas, dan putus asa agar mereka mau ikut memperbaiki negeri yang sungguh korup dan berantakan ini, yang sangat tidak menghargai kemanusiaan ini, Laut."
18. “Mungkin aksi Payung Hitam setiap hari Kamis bukan sekadar sebuah gugatan, tetapi sekaligus sebuah terapi bagi kami dan warga negeri ini; sebuah peringatan bahwa kami tak akan membiarkan sebuah tindakan kekejian dibiarkan lewat tanpa hukuman."
19. "Payung Hitam akan terus-menerus berdiri di depan istana negara. Jika bukan presiden yang kini menjabat yang memberi perhatian, mungkiin yang berikutnya, atau yang berikutnya....”
20. “Setiap langkahmu, langkah kita, apakah terlihat atau tidak, apakah terasa atau tidak, adalah sebuah kontribusi, Laut."
21. "Mungkin saja kita keluar dari rezim ini 10 tahun lagi atau 20 tahun lagi, tapi apa pun yang kamu alami di Blangguan dan Bungurasih adalah sebuah langkah."
22. "Sebuah baris dalam puisimu. Sebuah kalimat pertama dari cerita pendekmu...."
23. “Laut itu, Asmara, tak hanya terdiri dari ikan cantik dan kuda laut, tetapi juga pada masanya ada badai dan ombak besar yang hanya bisa dijinakkan oleh tembang merdu para nelayan."
24. “Yang paling sulit adalah menghadapi ketidakpastian. Kami tidak merasa pasti tentang lokasi kami; kami tak merasa pasti apakah kami akan bisa bertemu dengan orangtua, kawan, dan keluarga kami, juga matahari; kami tak pasti apakah kami akan dilepas atau dibunuh; dan kami tidak tahu secara pasti apa yang sebetulnya mereka inginkan selain meneror dan membuat jiwa kami hancur...."
25. “Asmara...kita hidup di negara yang menindas rakyatnya sendiri. Bapak senang berada di antara anak-anak muda yang mengerti bahwa bergerak, meski hanya selangkah dua langkah, jauh lebih berharga dan penuh harkat daripada berdiam diri."
Advertisement
Kutipan Novel Laut Bercerita
24. “Yang paling sulit adalah menghadapi ketidakpastian. Kami tidak merasa pasti tentang lokasi kami; kami tak merasa pasti apakah kami akan bisa bertemu dengan orangtua, kawan, dan keluarga kami, juga matahari; kami tak pasti apakah kami akan dilepas atau dibunuh; dan kami tidak tahu secara pasti apa yang sebetulnya mereka inginkan selain meneror dan membuat jiwa kami hancur...."
25. “Asmara...kita hidup di negara yang menindas rakyatnya sendiri. Bapak senang berada di antara anak-anak muda yang mengerti bahwa bergerak, meski hanya selangkah dua langkah, jauh lebih berharga dan penuh harkat daripada berdiam diri."
26. “Diskusi-diskusi itu perlu agar kami semua bisa belajar dengan kritis. Kita tak bisa hanya menelan informasi yang dilontarkan pemerintah."
27. "Mereka bisa bikin sejarah sendiri, kami mencari tahu kebenaran. Kita tak bisa diam saja hanya karena ingin aman.”