Fimela.com, Jakarta Tanaman porang belakangan ini menjadi perbincangan publik setelah Presiden Jokowi yang menyebut porang sebagai makanan sehat dan akan menjadi pengganti beras di masa depan.
Jokowi juga melihat potensi ekonomi dan komoditas porang. Hal ini dikarenakan porang memiliki kandungan kalori yang rendah dan rendah gula. Karena kadar gulanya yang rendah, ia menilai porang dapat menjadi pengganti beras di masa depan.
Advertisement
BACA JUGA
"Saya kira ini menjadi makanan sehat ke depan. Saya sudah menyampaikan ke menteri pertanian agar kita betul-betul seriusi komoditas baru ini," ujar Jokowi, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Advertisement
Namun, apa itu tanaman porang?
Melansir dari laman Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (PUSLITBANGTAN), porang pada dasarnya termasuk jenis umbi-umbian dalam spesies Amorphophallus muelleri blume. Di beberapa daerah, porang dikenal dengan nama iles-iles. Sama seperti umbi lainnya, porang juga dapat dikonsumsi.
Buah porang bisa menjadi bahan makanan Jepang seperti mi shirataki, konjac atau konayaku. Dengan potensinya tersebut, Porang bisa menjadi salah satu komoditas ekspor ke Negeri Sakura.
Dilansir dari laman Kementerian Pertanian, porang juga mengandung glucomannan yang merupakan serat alami serta larut dalam air. Glucomannan ini biasa digunakan sebagai aditif makanan sebagai emulsifier dan pengental atau pengganti agar-agar. Oleh karena itu, porang bisa digunakan sebagai bahan pengental es krim.
Porang juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku/campuran membuat lem ramah lingkungan, kertas, cat, kain katun, wol, pengkilap kain, pembersih air, isolator listrik, kosmetik, dan pembuatan komponen pesawat terbang.
Selain berguna sebagai bahan baku industri, tanaman porang juga memiliki sejumlah manfaat untuk kesehatan. Di antaranya seperti menurunkan kolesterol, baik untuk diet, aman untuk dikonsumsi penderita diabetes, serta baik untuk pencernaan dan daya tahan tubuh.
Punya nilai jual tinggi
Belum cukup sampai di situ, umbi porang juga memiliki nilai jual yang tinggi karena kandungan glucomannan dan kalsiumnya yang cukup tinggi. Terlebih penanamannya relatif mudah.
Porang bisa beradaptasi pada berbagai jenis tanah dengan ketinggian lahan bervariasi, yakni dari 0 hingga 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Porang juga dapat ditanam secara tumpang sari dengan toleransi naungan 60 persen.
Dengan berbagai kelebihan tersebut, tak heran porang unggul dari segi ekonomi. Umbi porang juga bisa dijual dalam berbagai variasi, baik bentuk basah, irisan kering, tepung, dan glucomannan. Mengutip dari berbagai sumber, untuk harga umbi basah ditaksir sekitar Rp4 ribu hingga Rp15 ribu per kg. Sementara bila sudah dikeringkan, harganya mencapai Rp 55 ribu hingga Rp65 ribu per kg.
Satu hektare lahan bisa ditanam 6.000 bibit dengan hasil 15-24 ton. Harganya mencapai Rp 40 juta dalam 8 bulan. Menurut data dari Kementerian Pertanian (Kementan), nilai ekspor porang pada 2020 mencapai Rp923,6 miliar. Jumlah ini amat menjanjikan untuk menyejahterakan petani atau masyarakat yang membudidayakan porang.
#Elevate Women