Fimela.com, Jakarta Tere Liye merupakan seorang penulis yang populer di tanah air. Karya-karyanya selalu masuk kategori best seller, termasuk salah satunya berjudul “Hujan.”
Novel menceritakan tentang Esok dan Lail yang memerankan tokoh utama. Keduanya dipertemukan pasca gunung meletus di tahun 2042. Sedangkan, tokoh pendampingnya ada Maryam yang menjadi sahabat Lail, wali kota beserta istrinya, Claudia, Elijah, ibunya Lail, ibu penjaga asrama dan ibunya Esok.
Advertisement
BACA JUGA
Dilansir dari goodreads.com, novel ini mendapatkan banyak ulasan dari para pembacanya. Beberapa pembaca menyayangkan cara penulis dalam mengarahkan jalan cerita karena menurut kritik, seharusnya penulis bisa mengeksplorasi lebih dalam kehebatan teknologi dalam novel tersebut.
Namun, terlepas dari kritik terhadap novel ini, 'Hujan' merupakan novel yang sangat menarik untuk dibaca karena didalamnya terdapat sejumlah kutipan-kutipan yang akan membuatmu penasaran, bahkan sampai merasa galau. Penasaran ? berikut Fimela.com akan membagikan 9 kutipan galau novel Hujan karya Tere Liye.
Advertisement
Kutipan Galau Novel Hujan yang Penuh Makna
1. “Bagian terbaik dari jatuh cinta adalah perasaan itu sendiri, Kamu pernah merasakan rasa sukanya, sesuatu yang sulit dilukiskan kuas sang pelukis, sulit disulam menjadi puisi oleh pujangga, tidak bisa dijelaskan oleh mesin paling canggih sekalipun. Bagian terbaik dari jatuh cinta bukan tentang memiliki. Jadi, kenapa kamu sakit hati setelahnya? Kecewa? Marah? Benci? Cemburu? Jangan-jangan karena kamu tidak pernah paham betapa indahnya jatuh cinta.”― Tere Liye, Hujan
2. “Bukan melupakan yang jadi masalahnya. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan.”― Tere Liye, Hujan
3. “Jangan pernah jatuh cinta saat hujan. Karena ketika besok lusa kamu patah hati, setiap kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu.”
4. “Tidak ada kabar adalah kabar, yaitu kabar tidak ada kabar. Tidak ada kepastian juga adalah kepastian, yaitu kepastian tidak ada kepastian. Hidup ini juga memang tentang menunggu. Menunggu kita untuk menyadari: kapan kita akan berhenti menunggu.”― Tere Liye, Hujan
5. “Ada orang-orang yang kemungkinan sebaiknya cukup menetap dalam hati kita saja, tapi tidak bisa tinggal dalam hidup kita. Maka, biarlah begitu adanya, biar menetap di hati, diterima dengan lapang. Toh dunia ini selalu ada misteri yang tidak bisa dijelaskan. Menerimanya dengan baik justru membawa kedamaian.”― Tere Liye, Hujan
Kutipan Galau Novel Hujan yang Berbicara Tentang Alam dan Manusia
6. “Kamu tahu, ciri-ciri orang yang sedang jatuh cinta adalah merasa bahagia dan sakit pada waktu bersamaan. Merasa yakin dan ragu dalam satu hela napas. Merasa senang sekaligus cemas menunggu hari esok.”― Tere Liye, Hujan
7. “Kamu tahu kenapa kita mengenang banyak hal saat hujan turun? Karena kenangan sama seperti hujan. Ketika dia datang, kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tetes air yang turun dari langit? Hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya.”― Tere Liye, Hujan
8. “Bukan seberapa lama umat manusia bisa bertahan hidup sebagai ukuran kebahagiaan, tapi seberapa besar kemampuan mereka memeluk erat-erat semua hal menyakitkan yang mereka alami.”― Tere Liye, Hujan
9. “Bagi orang-orang yang sedang menyimpan perasaan, ternyata bukan soal besok kiamat saja yang membuatnya panik, susah hati. Cukup hal kecil seperti jaringan komunikasi terputus, genap sudah untuk membuatnya nelangsa.”― Tere Liye, Hujan
10. “Manusia mungkin saja merasa berkuasa di atas muka bumi, merasa sebagai spesies paling unggul, tapi mereka sebenarnya dalam posisi sangat lemah saat berhadapan dengan kekuatan alam.”― Tere Liye, Hujan