Fimela.com, Jakarta Kenangan pada masa kecil takkan pernah terlupakan. Hari-hari dan waktu yang kita lewati saat masih anak-anak akan selalu membekas di hati. Masing-masing dari kita pun pasti punya kisah atau cerita paling membekas soal masa kecil itu, seperti pengalaman yang dituliskan Sahabat Fimela dalam Lomba My Childhood Story: Berbagi Cerita Masa Kecil yang Menyenangkan ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Litha Cil
Buku Filosofi Teras menyadarkanku tentang begitu banyak orang-orang yang merasa khawatir pada hidupnya lewat survei Khawatir Nasional. Menginjak usia dewasa membuat kita dihadapkan banyak persoalan hidup, kita kadang merasa berat dan merasa lelah dengan hidup. Namun ternyata ada banyak pula yang bahkan hidup mereka lebih sulit dengan apa yang kita alami, membuat kita yakin, dihidup ini bukan masalah yang semakin kecil tapi kita yang makin kuat.
Kadang ingat dengan kisah-kisah masa kecil yang menyenangkan, dan penuh dengan rasa bahagia, tapi bahagia itu datang dari mindset kita sendiri bukan hadir tiba-tiba. Kalau bahagia datang tiba-tiba, seharusnya orang yang sudah berlimpah harta tidak merasa selalu kurang dan mencarii-cari bahagia kan? Tapi kenapa banyak yang mencari cari bahagia di luar sana? Kalau bahagia hadir bagi mereka yang terkenal, kenapa banyak pula orang terkenal yang merasa tertekan dan akhirnya mengakhiri hidup?
Bahagia itu tidak bisa diukur dari standar orang lain, bahagia datangnya dari kita sendiri.
“If you live according to what others think, you will never be rich,” Seneca (Letters)
Kita bahagia bukan karena kita kaya, namun kekayaan sesungguhnya ketika kita hidup sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Jujur, kadang aku bingung deh kenapa ya nggak semua orang memiliki mindset seperti itu dalam memandang bahagia, dan ternyata setelah dikulik dari curhatan banyak orang sekitarku akhirnya aku menyadari betapa eratnya kaitan masa kecil seseorang dengan masa dewasanya.
Masa kecil adalah fondasi awal manusia dalam menyikapi hidupnya. Sehingga masa kecil yang begitu aku ingat dan kukenang hingga detik ini tentang betapa menyenangkan dan beruntungnya aku memiliki sosok ayah dan sosok bunda yang sangat percaya dengan versi terbaik anaknya. Hingga terus diasah hingga saat dewasa aku mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang aku cintai.
Dulu waktu kecil papaku selalu menyalurkan bakat-bakatku lewat sanggar tari. Mamaku juga menyalurkan bakatku untuk ikut casting, modeling, cheerleading, dll. Hingga papaku selalu menceritakan banyak pengalaman hidupnya setiap sebelum aku tidur dan banyak menenamkan petuah positif yang ternyata itu sangat berharga untuk hidupku bahkan saat menginjak usia 25 tahun.
Bahkan papaku juga membawaku ke hadapan banyak kerabat dan saudaranya untuk mengajarkan ku silaturahmi dan membawa pada pengalaman-pengalaman menyenangkan seperti mengenal pekerjaannya.
Advertisement
Membangun dan Melanjutkan Kembali Mimpi Itu
Hingga akhirnya aku tidak menyadari sosok role model paling menginspirasiku sebenarnya mama papaku sendiri. Dan di usia 18 tahun aku menjalankan perjalanan impian yang aku bangun sendiri.
Saat krisis 1998, perusaan percetakan papa terdampak. Perusahaan tutup tapi papaku tetap menjalankan impiannya dengan membuka kembali di rumah. Hingga selalu ada saja pekerjaan papa yang membuat aku mengenal serunya dunia yang papa geluti.
Hingga saat aku dewasa, papa memutuskan untuk berhenti dan sampah bekas percetakan menumpuk di gudang percetakannya. Pada tahun 2016 awal perjalananku melanjutkan impian papa yang kini menjadi impianku.
Aku menggeluti bidang kreatif seperti yang papa jalani dengan mindset yang tertanam di masa kecilku dulu. Aku membangun bisnis konsultan kreatif yang banyak mengubah hidupku dan selalu semangat mengejar impian besarku, dan semua hal ini terjadi karena masa kecilku yang dipenuhi dengan motivasi, mindset, dan penanaman tentang versi terbaik diri.
Dari sanalah aku juga sadar ternyata seperti itulah kaitan erat sebuah masa dewasa dengan masa kecil kita yang saling berkaitan. Dan dari bisnisku bocil_inc aku membangun program non profit yang menjadi misi 1.001 petualangan impian soal aku ingin lebih banyak lagi orang seberuntung aku memiliki orang tua yang percaya impian anaknya.
Aku banyak mengajak anak muda memaafkan luka masa kecil dan berubah untuk tidak bisa mengubah masa kecil, tapi bisa membentuk masa kecil anaknya untuk percaya dengan versi terbaik dirinya.
Betapa berharganya masa kecilku. Terima kasih kedua orangtuaku yang selalu percaya dengan potensiku, izinkan aku untuk membalas semua hal ini dengan memberikan kalian bahagia menikmati banyak tempat indah di Indonesia bahkan dunia.
#ElevateWomen