Fimela.com, Jakarta Begitu banyak yang bisa terjadi di dunia olahraga, bahkan hanya dalam rentan empat tahun saja. Sepanjang siklus Olimpiade ribuan atlet memiliki karir yang panjang, salah satunya pesenam Oksana Chusovitina yang berasal dari Uzbekistan.
Cabang olahraga senam di Olimpiade biasanya didominasi remaja. Namun Chusovitina berbeda, pada Olimpiade Tokyo 2020 ini usia dirinya sudah mencapai kepala 4. Bahkan, Olimpiade kali ini menjadi kedelapannya kalinya yang ia ikuti dalam karir yang telah berlangsung selama tiga dekade.
Advertisement
BACA JUGA
Sayangnya, ia mengatakan kepada wartawan di Tokyo bahwa Olimpiade ini akan yang menjadi terakhir baginya. Namun Chusovitina juga pernah berkata akan pensiun setelah kejuaraan dunia 2009 namun tidak jadi, lalu ia berkata lagi pada 2012 ingin mengakhiri kariringa tetapi ia selalu termotivasi, dan terus tampil di level tertinggi.
Hingga akhirnya pada usia 46 ia masih menjadi atlet pesenam. Dan telah dikaruniai putra yang kini berusia 22 tahun.
“Putra saya berusia 22 tahun dan saya ingin menghabiskan waktu bersamanya. Saya ingin menjadi ibu dan istri,” kata Chusovitina melansir Guardian.
Advertisement
Karir yang gemilang
Banyak orang fokus hanya melihat usianya, hingga dapat menutupi betapa hebatnya dia, dan betapa umur panjangnya merupakan bukti kemampuannya. Chusovitina telah memenangkan 13 medali dunia, termasuk Olimpiade, lalu rekor sembilan medali kejuaraan dunia di lompat, dengan perak di Beijing pada tahun 2008.
Dia pada dasarnya telah menjadi salah satu dari delapan pelompat teratas di dunia sepanjang sebagian besar karirnya, terakhir di kejuaraan dunia 2018, berusia 44 tahun.
Saat berusia 16 tahun, Saat itulah dia naik ke panggung internasional, 30 tahun lalu di kejuaraan dunia 1991, tiba dengan tim Soviet di Indianapolis sebagai alternatif. Dia dipanggil untuk menggantikan rekan setimnya yang cedera Yelena Grudneva.
Dia memulai kompetisi internasional debutnya sebagai pengganti dan kini ia sebagai bintang, memenangkan medali emas di lantai dan di kompetisi tim. Dalam kompetisi itu saja, dia mendaftarkan tiga keterampilan baru dalam kode poin, termasuk full twisting double layout (full out) di lantai dan full twisting double tuck.
Chusovitina kemudian menambahkan keahliannya yang paling penting 11 tahun kemudian ketika dia melakukan handspring vault dengan layout 1,5 putaran. Pada kejuaraan dunia 2002, dia dengan tak terlupakan.
Karir Chusovitina telah membentang empat tim nasional: Uni Soviet, Tim Serikat pada tahun 1992 setelah runtuhnya Uni Soviet, negara asalnya Uzbekistan, Jerman dan kemudian Uzbekistan lagi. Di tengah karirnya yang berkembang, ia pindah ke Jerman pada tahun 2002 setelah putranya Alisher didiagnosis menderita leukemia limfositik akut.
Terlepas dari bagaimana karir internasionalnya berakhir, dia telah menunjukkan keunggulan dan kelas selama 30 tahun.
#elevate women