Fimela.com, Jakarta Tidak berasal dari keluarga berada bukan menjadi halangan untuk meraih cita-cita setinggi mungkin. Justru kita dapat membuktikan, jika kita mampu mencapai apa yang kita inginkan di dalam keterbatasan.
Berjuang meraih cita-cita pun dirasakan perempuan bernama Elizabeth Mansum. Ia memiliki keinginan menjadi seorang tentara atau Kowad TNI. Sayanganya ia tidak berasal dari keluarga berada, orangtuanya melarang untuk mengikuti tes Korps Wanita TNI Angkatan Darat. Bahkan gadis muda ini sempat dipaksa untuk menikah muda.
Untuk makan saja susah dan harus hutang apalagi mengurus biaya tes masuk tentara, begitu yang dirasakan keluarganya tersebut. Maka tak heran jika ia kerapa menerima cacian untuk menjatuhkan semangatnya.
Advertisement
BACA JUGA
"Orangtua tidak setuju. Kadang saya dimarahi, dicaci maki. 'Buat apa tes Kowad. Kita makan saja sudah susah, orangtua kadang pinjam uang, jadi buat apa'. Kata papa saya tes Kowad itu butuh biaya yang banyak. Tapi saya menjelaskan TNI itu tidak perlu biaya," papar Elizabeth.
"Tapi di situ orangtua menjatuhkan saya, mereka tidak mendukung saya. Saya bilang kepada kedua orangtua saya, bagi Tuhan semua itu tidak ada yang mustahil," imbuhnya.
Namun, tidak ada kata menyerah di kamus hidup Elizabeth. Ia pun memberanikan diri pergi dari rumah, lalu menginap di Kodam tanpa memberi tahu orangtua.
Serangkaian tes di Kodam berhasil dilaluinya. Elizabeth pun dikirim ke Bandung untuk melanjutkan pendidikan. Meski begitu, orangtua masih saja tak percaya anaknya tinggal di Kodam.
"Puji Tuhan saya diterima. Dan waktu itu saya tidak sempat kasih izin ke orangtua. Saya ditelepon harus cepat ke Kodam. Saya ke Kodam tidak balik-balik dan langsung tinggal di mess. Orangtua saya panik, saya pun jelaskan. Tapi mereka tidak percaya. Karena gosip di kampung," cerita Elizabeth.
Advertisement
Bercita-cita mengenakan seragam dengan menjadi tulang punggung keluarga
Semasa kecil, Elizabeth Mansum kerap menjumpai para tentara di Komando Daerah Militer XVIII/Kasuari. Diakuinya penampilan para TNI tampak memukau dan menjadikan penyemangat bagi Elizabeth.
"Sebetulnya saya dari kecil, dulu ketika lihat di Manokwari ada Batalyon, sebelum jadi Kodam XVIII/Kasuari. Ada bapak-bapak tentara baju loreng, saya ingin sekali bisa memakai juga. Itu jadi cita-cita saya. Saya enggak tahu namanya waktu itu, cuma bilang baju kacang hijau," kata Elizabeth seperti melandir Merdeka.com yang mengutip kanal YouTube TNI AD.
Sayang kedua orangtua menolak mentah-mentah dengan alasan fisik. Orangtuanya menyebutkan jika fisiknya lemah. Justru di situ Elizabeth tertantang untuk berusaha dengan mengikuti tes Kowad. "Saya izin, tapi orangtua enggak ngizinin, katanya fisik saya lemah. Tujuan saya biar bisa jadi tulang punggung keluarga," ungkapnya sambil menangis.
Dipaksa Menikah Muda
Elizabeth kerap disuruh lekas menikah. Tapi di sisi lain, Elizabeth masih ingin menggapai cita-citanya.
"Mereka sering bicara-bicara saya, kapan kamu nikah, kapan nikah? Tapi saya hanya fokus gimana caranya supaya saya bisa sukses dan membanggakan orangtua saya. Karena bapak saya tidak punya pekerjaan. Kadang sakit," ujar Elizabeth.
Apalagi melihat kondisi adiknya yang keburu hamil. Sontak rasa ingin membanggakan orangtua kembali menggebu.
"Awalnya orangtua mengharapkan adik saya yang cewek, cuma karena hamil akhirnya dia nikah. Di situ saya melihat di antara kita belum ada yang bisa membanggakan keluarga. Saya pun terus fokus berusaha, berdoa, berdoa minta yang terbaik dari Tuhan," imbuhnya.
Seusai tamat sekolah, Elizabeth memutuskan untuk membantu di gereja. Di sana ia banyak memanjatkan doa memohon petunjuk dan jalan terbaik.
"Saya tamat dari sekolah, pekerjaan sehari-hari saya membantu di gereja. Di situ kadang saya berdoa, Tuhan bantu saya. Saya ingin jadi orang yang sukses," paparnya.
Setelah Elizabeth diterima dan harus pergi ke Bandung untuk melanjutkan pendidikan Kowad. Kasih ibu pun luluh juga. Keluarga datang dan ibunda memohon maaf. Tak lupa sang ayah berpesan untuk selalu berbuat baik, tidak sombong dan berdoa kepada Tuhan.
"Saya mengikuti tes dan lulus, dengar hasilnya malam. Saya pun telepon orangtua dan jelaskan, ma saya diterima dan besok pagi diberangkatkan ke Bandung. Tapi mereka tidak percaya. Saya pun menangis, bilang ini terakhir kali kita ketemu karena saya mau ikut pendidikan. Akhirnya keluarga mau datang, mama nangis minta maaf," pungkasnya.
#elevate women