Fimela.com, Jakarta Persiapan pernikahan seringkali dipenuhi drama. Ada bahagia, tapi tak jarang juga ada air mata. Perjalanan menuju hari H pun kerap diwarnai perasaan campur aduk. Setiap persiapan menuju pernikahan pun selalu punya warna-warninya sendiri, seperti kisah Sahabat Fimela dalam Lomba Share Your Stories Bridezilla: Perjalanan untuk Mendapat Status Sah ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Lita Hapsari
Meski pernikahanku sudah lebih dari 7 tahun lamanya, namun awal mula pertemuan dengan jodoh yang menjadi pasangan sekarang masih menyisakan kenangan lucu tapi manis. Berawal dari bimbingan belajar, pertama kali aku tahu namanya. Kami berbeda SMA namun kami selalu dipertemukan di bimbel yang sama. Kami tak pernah mengobrol, hanya saling senyum tanpa makna ketertarikan.
Lulus SMA tak menyangka kami dipertemukan lagi di kampus PTN yang sama. Satu angkatan dan selalu satu ruangan saat kuliah. Sikap kami masih sama, tidak pernah mengobrol dan selalu bertegur sapa saja saat berpapasan, seperti, “Pulang duluan ya!”
Rasanya awal pertemuan kami tak ada yang istimewa. Karena aku dan dia ya biasa saja, tak ada harapan untuk bersama apalagi saling suka.
Lima tahun berlalu, saat itu aku sudah menjadi perempuan mandiri. Sudah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri, sudah mencapai segala angan dan ingin. Di waktu yang bisa dikatakan tidak berharap bertemu jodoh karena menikmati hidup menjadi seorang yang sudah mandiri secara finansial, tetapi Tuhan mempertemukan aku dan dia di momen yang tidak pernah masuk rencanaku. Sejak saat itu, hati kami terbuka untuk memulai obrolan berdua.
Oh... ternyata dia tidak sedingin yang aku kira. Dia humoris, bisa membuat aku tertawa, bisa berpikir hal-hal yang kurang lebih sama, ya, kami ternyata satu cara merasa.
Advertisement
Jodoh Tidak Jauh
Rencana Tuhan selalu indah. Tepat di usia 26 tahun, aku dilamar oleh dia. Jodoh yang ternyata tidak jauh. Dan ternyata masih ada kekerabatan jauh dengan keluarga dari pihak ayahku dan pihak ayahnya. Lucunya kami tidak pernah dipertemukan saat ada perkumpulan keluarga. Namun ternyata keluarga besarku sudah saling kenal dengan ayahnya jauh sebelum kami dipertemukan di bimbingan belajar.
Jika jodoh, maka semua akan dimudahkan. Bersyukur tiada drama-drama jelang pernikahan. Karena kami ternyata saudara jauh yang diberi izin oleh Tuhan untuk saling berbagi rasa. Bersyukur pekerjaanku dan pekerjaannya tak terganggu dengan persiapan pernikahan.
Acara pernikahan yang digelar di halaman rumah orangtuaku. Semua saudara, teman, sahabat, kerabat jauh dan dekat berkumpul. Halaman rumah orangtuaku menjadi saksi bahwa kekerabatan jauh ternyata bisa menjadi jodoh dan berakhir di jenjang pernikahan. Aku pun percaya, jodoh tidak jauh.
#ElevateWomen