Fimela.com, Jakarta Pandemi virus COVID-19 masih terus berlangsung dan berdampak pada berbagai pihak. Selain jumlah kasus positif yang terus meningkat, banyak perusahaan yang tidak bisa beroperasional secara maksimal dan merugi.
Beberapa langkah tengah dikondisikan, salah satunya keputusan Pemerintah RI menarik rem darurat lewat PPKM Darurat seiring dengan meningkatnya kasus COVID-19. Namun hal ini memunculkan kekhawatiran tersendiri di kalangan pengusaha.
Dilansir dari rilis yang diterima oleh Fimela.com dari Lifepal, Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) cukup khawatir bahwa kebijakan ini bisa memunculkan gelombang besar PHK yang sulit dihindari. aHal serupa pun diutarakan oleh Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja dalam pernyataannya di Detik, 1 Juli 2021.
Advertisement
BACA JUGA
Perencana keuangan sekaligus Financial Educator Lifepal, Aulia Akbar, CFP®, AEPP®, menyebutkan bahwa, pandemi COVID-19 memang menciptakan ketidakpastian ekonomi yang bisa memberikan tekanan serius ke sejumlah industri.
Maka, bukan tidak mungkin sejumlah pengusaha akan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK kepada para karyawannya dengan alasan efisiensi. Tidak ada yang mau kehilangan penghasilan dan pekerjaan di masa sulit ini. Namun ,bila kondisi itu harus dialami diri kita, maka beberapa hal di bawah ini patut dilakukan.
Hitung jumlah aset dan kewajiban
Lakukan pencatatan ulang terhadap segala jenis aset yang kita miliki, mulai dari aset riil (dalam bentuk fisik), dan aset keuangan (tabungan, uang pesangon, reksa dana, saham, dan lainnya). Catat pula berapa jumlah total utang Anda yang belum terbayar.
Lunasi utang-utang tersebut untuk mengurangi beban pengeluaran Anda setiap bulan. Namun, pastikan bahwa Anda masih memiliki uang di rekening yang bisa mencukupi kebutuhan pokok Anda untuk enam bulan ke depan.
Bila total utang tersebut sangat besar dan nilainya melebihi aset Anda, dan Anda sendiri keberatan dalam mencicil utang tersebut, lakukanlah negosiasi dengan pihak pemberi kredit untuk meminta keringanan.
Advertisement
Ubah gaya hidup
Tidak ada salahnya untuk puasa belanja barang-barang yang kurang dibutuhkan atau mengeluarkan uang untuk aktivitas self reward.
Di saat Anda kehilangan penghasilan, fokuskanlah pengeluaran untuk hal-hal yang Anda “butuhkan” dan wajib dibayar (cicilan utang, dan tagihan-tagihan rumah).
Waspadai pengeluaran
Pengeluaran seperti tagihan listrik, air, BBM, maupun pulsa, tergolong sebagai pengeluaran yang sifatnya tidak tetap. Ada kalanya meningkat atau sebaliknya.
Sangat penting untuk mengontrol pengeluaran-pengeluaran seperti di atas, mengingat kita lebih sering di rumah di kala pandemi, sangat mungkin terjadi kenaikan tagihan listrik maupun air yang tak terduga.
Advertisement
Pastikan jaminan kesehatan
Jaminan kesehatan adalah bagian dari kebutuhan yang juga harus dipenuhi, lebih tepatnya adalah kebutuhan manajemen risiko.
Mengingat biaya berobat yang tidak murah, dan akan terus mengalami kenaikan setiap tahunnya, maka milikilah setidaknya BPJS Kesehatan jika premi asuransi kesehatan dinilai terlalu mahal bagi Anda untuk saat ini.
Jangan biarkan tabungan Anda terkuras atau hilang karena menjalani pengobatan. Ingatlah bahwa saat Anda terkena PHK, ketersediaan tabungan menjadi hal yang harus diperhatikan.