Fimela.com, Jakarta Hanya beberapa menit tersisa, seorang guru SMA Hahnville di Boutte, Louisiana, bertukar sepatu dengan seorang siswa. Agar sang siswa bisa menghadiri kelulusannya setelah diduga ia melanggar perarturan berpakaian.
Sang siswa tersebut ialah Daverius Peters. Melansir CNN.com ia datang ke kelulusan sekolah menengahnya dengan sepasang sepatu kulit hitam Alexander McQueen, dan siap berjalan melintasi panggung kelulusan untuk mendapatkan diploma.
Sayangnya dia dihentikan, di pintu masuk. Anggota fakultas memberi tahu dia bahwa alas kakinya melanggar aturan berpakaian, dan dia tidak akan diizinkan mengikuti wisudanya.
Advertisement
BACA JUGA
Menurut Peters, para siswa diwajibkan memakai sepatu berwarna gelap dan tidak boleh memakai sandal, sepatu atletik, atau sepatu berujung terbuka. Dia pikir sepatunya sesuai dengan persyaratan.
Dia mulai mondar-mandir, dan segera melihat guru, John Butler, yang telah membimbingnya beberapa kali selama karir sekolah menengahnya. Putri Butler juga lulus dihari yang sama dan Butler sedang menunggu istrinya ketika Peters dengan panik mendekatinya.
"Saya memberi tahu Tuan John, 'Tuan John, dia bilang saya tidak bisa lulus dan berjalan melintasi panggung karena sepatu saya,'" kata Peters.
Butler bingung dengan situasinya, kemudian mengantar Peters kembali ke pintu dengan harapan menjernihkan kesalahpahaman. Sayangnya, anggota fakultas masih tidak mengizinkan Peters untuk memasuki upacara.
“Pada saat itu saya tidak punya waktu untuk marah atau bolak-balik dengannya - itu tidak perlu dipikirkan lagi," kata Butler.
Butler melepas sepatunya, ukurannya terlalu besar untuk Peters. Akhirnya ia diijinkan masuk hanya beberapa menit sebelum memulai upacara, dan Butler menghadiri upacara tanpa alas kaki.
"Anda tidak menghentikan seorang anak untuk menerima ijazah sekolah menengahnya, yang sudah menjadi momen terpenting dalam hidup mereka hanya karena sepatu. ," kata Butler.
Advertisement
Mendapatkan sepatu membawa kembali kegembiraan hari ini
Peters mengatakan dia malu, tetapi mendapatkan sepatu Bulter membawa kembali kegembiraan hari itu. "Rasanya menyenangkan berjalan melintasi panggung dan mendengar semua orang menyebut nama saya," kata Peters.
Saat dia berjalan terseok-seok di atas panggung, menggulung jari-jari kakinya agar sepatu besar itu tidak jatuh, ibu Peters, Jima Smith, mengatakan dia bahkan tidak tahu bahwa itu adalah putranya.
"Saya melihatnya di atas panggung dan bertanya-tanya, 'Sepatu siapa yang dia pakai?'" kata Smith.
Peters bahkan tidak memberi tahu ibunya apa yang terjadi sampai baru-baru ini, dan Smith mengatakan dia sedih tentang apa yang terjadi pada putranya.
"Saya benar-benar tidak percaya dengan semua yang terjadi, dan saya tidak tahu anak saya melalui semua ini berjuang untuk mendapatkan ijazahnya," katanya.
Stevie Crovetto, direktur informasi publik di Sekolah Umum Paroki St. Charles, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka ingin merevisi aturan berpakaian kelulusan.
"Ini seharusnya tidak terjadi pada anak, orangtua, atau guru mana pun, ini menempatkan kita semua dalam situasi yang buruk. Kami menghargai ini menjadi perhatian sehingga dapat melanjutkan pekerjaan menuju praktik yang lebih inklusif dan adil. Kami memuji Tuan Butler atas sikap baik dan tindakannya yang tanpa pamrih," kata pernyataan itu.
#elevate women