Fimela.com, Jakarta Suami Ann Gorewitz menggunakan mesin pernapasan, tidak bisa bicara, atau meninggalkan tempat tidur selama 3 bulan setelah menjalani operasi. Awalnya, ia menggunakan iPadnya untuk streaming film, membaca berita, dan mengirimkan pesan kepada Ann.
Itu adalah cara keduanya untuk saling memberitahu bahwa mereka baik-baik saja. Dalam waktu dua bulan, saat suaminya tidak bisa berkonsetrasi lagi menggunakan teknologi, ia mulai menulis di buku catatan yang pada awalnya jelas, lalu nyari tidak, sampai ia tidak bisa lagi menulis sama sekali.
Advertisement
BACA JUGA
Buku itu adalah satu-satunya yang tersisa dari hari-hari terakhir mereka. Namun, buku itu tidak ditemukan di manapun.
Ann dan suaminya Steve tumbuh di lingkungan Brooklyn yang sama, namun mereka tidak saling mengenal saat itu. Bertahun-tahun kemudian, sebagai guru sekolah dasar, mereka berdua menghadiri lokakarya yang sama di Lower East Side dan Ann melihat Steve di antara 20 peserta lainnya.
Saat Ann diberhentikan dari posisinya dan dipindahkan ke sekolah lain, Steve adalah orang pertama yang ia lihat ketika Ann memasuki gedung. Sejak saat itu, Ann berusaha mendekati Steve, sampai suatu hari Steve mengatakan bahwa dirinya lebih menyukai pria, daripada perempuan.
Ann dan Steve telah menikah selama 45 tahun. Tidak masalah bagi Ann jika Steve terkadang menemukan pria yang menarik baginya.
Â
Â
Advertisement
Steve telah menjalani hidup sebagai biseksual dengan ijin Ann, bahkan setelah menikah
Banyak orang bereksperimen di tahun 1976. Steve biseksual dan tidur dengan pria sebelum mereka menikah, dan terus melakukannya setelah mereka menikah dengan restu Ann, sampai AIDS datang.
Steve merasa jika kebiasaan tersebut terlalu berbahaya jika diteruskan. Ann juga tidur dengan pria lain, selain Steve.
Steve memprotes hal tersebut, bahwa melakukan hal itu mungkin berarti Ann akan terlibat secara emosional dengan orang lain, tapi itu tidak pernah terjadi. Bagi Ann, Steve adalah sahabat, belahan jiwanya, dan tidak ada yang bisa membandingkannya.
Selama bertahun-tahun, satu-satunya hal yang benar-benar mengganggu Ann adalah jika Steve lupa hari ulang tahunnya. Dengan masa kecil yang sulit, Ann dewasa merasa bahwa ulang tahun itu adalah peristiwa penting baginya.
Tahun lalu, di puncak pandemi COVID-19, anjing kesayangan Ann dan Steve meninggal, lalu mereka mencari anjing lainnya, tapi tidak berhasil menemukannya. Semua orang sepertinya menginginkan hewan peliharaan untuk meringankan kesendirian, yang berarti mereka bersaing dengan banyak orang.
Di saat yang sama, Steve mengalami beberapa jenis pneumonia yang berbeda dan dirawat di rumah sakit, karena ia harus terhubung dengan ventilator. Ann telah menyaksikan bagaimana Steve menaklukan begitu banyak penyakit selama bertahun-tahun, dari kanker tenggorokan hingga penggantian katup aorta, tapi kali ini terasa berbeda.
Ann memutuskan tidak melakukan resusitasi kepada Steve setelah kondisinya semakin memburuk
Ketika kondisi Steve semakin memburuk, tim dokter membujuk Ann untuk menandatangani formulir tidak melakukan resusitasi. Tim dokter merasa sudah tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan untuk membuat Steve bertahan hidup.
Ann sangat ketakutan, bagaimana ia akan hidup tanpa Steve? Tiga bulan terakhir adalah siksaan mutlak bagi Ann.
Setelah Steve meninggal, seorang peternak anjing menghubungi Ann untuk mengabarkan ketersediaan seekor anjing untuknya. Ann menganggapnya sebagai hadiah ulang tahun Steve untuknya.
Sepanjang pernikahan mereka, Ann mempertahankan nama gadisnya, tapi untuk anjingnya, ia akan memberi nama belakangnya dan Steve sebagai penghormatan terhadap kehidupan yang telah mereka lalui bersama. Hubungan mereka mungkin tidak terduga dan tidak biasa, Ann bisa saja pergi ketika Steve memberitahunya bahwa ia lebih tertarik kepada pria, namun ia tidak melakukannya.
Selama bertahun-tahun, mereka menjadi tidak terpisahkan. Steve mengajari Ann untuk memiliki keyakinan pada diri sendiri dan melakukan lebih dari yang pernah Ann pikirkan.
#Elevate Women