Fimela.com, Jakarta Persiapan pernikahan seringkali dipenuhi drama. Ada bahagia, tapi tak jarang juga ada air mata. Perjalanan menuju hari H pun kerap diwarnai perasaan campur aduk. Setiap persiapan menuju pernikahan pun selalu punya warna-warninya sendiri, seperti kisah Sahabat Fimela dalam Lomba Share Your Stories Bridezilla: Perjalanan untuk Mendapat Status Sah ini.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: A
Kata orang, mantan biarlah menjadi kenangan, tapi bagaimana ketika mantan tiba-tiba hadir menjadi saudara sepupumu? Mungkin ini adalah patah hati terhebatku. Sekaligus meninggikan level ikhlasku. Tahun 2020 benar-benar menjadi titik balik kehidupanku, tak hanya pandemi yang semakin menyesakkan tapi juga kehidupan percintaan yang tidak baik-baik saja.
Akhir 2019 lalu aku memutuskan untuk berpisah dengan mantan. Dengan alasan klise, kami tidak bisa sepaham lagi. Dia yang ingin aku ikut dengannya sementara aku tidak bisa meninggalkan ayah di rumah sendiri. Ternyata, menjalin hubungan lebih dari 5 tahun tidak membuatnya memahamiku.
Selama beberapa bulan kami kehilangan komunikasi. Tiba-tiba Ramadan 2020 lalu, sepupuku mengabari akan menikah akhir tahun 2020 nanti. Ikut bahagia tapi juga terbesit rasa iri. Sesama saudara yang sudah berusia 30-an dan ditinggal menikah pun terbesit rasa duka. Sepupuku memintaku untuk total membantu semua acara pernikahannya. Ya, sepupuku cukup sibuk karena ia dan calon suaminya LDR. Bahkan si calon suami bekerja di luar negeri. Deg! Rasanya mirip.
Lebaran tiba, sepupuku menyempatkan ke rumah. Ia bercerita tentang detail rencana pernikahannya. Tentu menikah di masa pandemi dan pasangan yang berada di beda negara bukanlah hal yang mudah. Semua masih baik-baik saja, sampai ia ingin mengenalkan calon suaminya kepadaku. Lewat sambungan video kami berbincang, aku terdiam cukup lama sampai akhirnya tersenyum bingung. Yang di hadapanku adalah mantanku. Ia tak kalah kikuknya denganku.
Advertisement
Tetap Membantu Mempersiapkan Pernikahan Sepupu
Aku berusaha untuk fokus dengan perkenalan itu, tapi sulit. Setelah selesai obrolan itu, sepupuku memberi banyak PR. Tentang rencana pernikahannya dan apa saja yang harus diurus. Aku hanya mengiyakan. Setelah sepupuku pulang aku menangis sejadi-jadinya, yang kusesali ternyata ayahku sudah tahu karena beliau ikut waktu menerima lamaran sepupuku dan mantan awal tahun 2020.
Sebagai sepupu yang baik akhirnya aku benar-benar menyibukkan diri untuk menyiapkan pernikahannya. Entah apa yang Tuhan rencanakan buatku. Setelah patah hati begitu hebat karena gagal menikah setelah 5 tahun menjalin hubungan, aku justru mengantarkan mantanku untuk menikah. Lucu, ya?
Berkali-kali sepupuku bilang, semua rekomendasi vendor, desain undangan hingga pilihan tempat bulan madu pun selalu diiyakan calon suaminya. Bagaimana mungkin tidak? Semua yang kukonsepkan adalah impian pernikahanku dengan mantan, hal yang selalu kami bicarakan berulang kali di sela obrolan betapa melelahkan hubungan jarak jauh ini.
Apakah sepupuku akhirnya tahu jika suaminya adalah mantanku? Iya, dan semua begitu mudah dijelaskan oleh mantanku. Sesederhana itu. Mungkin Tuhan benar-benar sedang bercanda denganku. Hingga aku lupa bagaimana wujud patah hati yang sebenarnya.
Apakah aku marah? Mungkin berbulan-bulan lalu iya. Sekarang aku sadar, berani melepaskan mantan adalah langkah bertemunya ia dengan orang yang tepat. Aku menyelamatkan 2 orang untuk segera bertemu dan menikah. Seandainya aku tetap bebal dengan keinginanku untuk bersama mantan, mungkin tak hanya kami yang terluka tapi sepupuku yang sedang menunggu pasangan hidupnya.
#ElevateWomen