Fimela.com, Jakarta Virus Corona varian Delta yang pertama kali ditemukan di India sudah sampai di Indonesia. Varian Delta yang sebelumnya disebut dengan virus corona varian B.1617.2 atau varian India pertama kali ditemukan di Kudus, Jawa Tengah.
Hal tersebut dikonfirmasi Kementerian Kesehatan pada Minggu, 13 Juni 2021. Sebanyak 28 kasus virus Corona varian Delta ditemukan.
Advertisement
BACA JUGA
Melansir dari health Liputan6.com, temuan varian Delta di Kudus menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia selama seminggu terakhir. Hal itu karena varian Delta memiliki kemampuan menular yang sangat cepat.
Hal senada juga dikatakan Guru Besar sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Profesor Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH bahwa virus Corona varian Delta memiliki kemampuan menular yang sangat cepat.
"Barusan lihat di website Gisaid untuk update kasus mutasi ternyata dalam 4 minggu terakhir terjadi peningkatan 51,4 persen dari varian Delta India di Indonesia," kata Ari dalam sebuah pernyataan resmi, Senin, 14 Mei 2021.
Advertisement
Virus Corona Varian Delta Timbulkan Gejala Parah
Ari juga menyebut bahwa varian Delta dapat menimbulkan gejala yang lebih parah. Yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hilang pendengaran, nyeri ulu hati, dan mual.
Pasien yang tertular virus Corona varian Delta pun harus dirawat di rumah sakit dan memerlukan suplementasi oksigen. Tidak hanya itu, varian Delta India juga bisa menimbulkan berbagai komplikasi.
"Kemampuan varian Delta ini menginfeksi lebih mudah dan cepat. Jika kita berada dalam satu ruangan dengan orang dengan varian Delta ini, dan orang tersebut bersin atau berbicara, virus akan lebih cepat berpindah," katanya.
Varian Delta Teridentifikasi di Banyak Negara
WHO pada Kamis, 3 Juni 2021, menyebut bahwa varian Delta telah teridentifikasi di 62 negara per 1 Juni 2021. Warga dunia pun diminta untuk waspada dan tidak mengendurkan protokol kesehatan lantaran varian Delta adalah Virus Corona yang menjadi variant of concern (VOC) dari WHO atau berbahaya dengan tingkat penularan yang lebih cepat.
"Kami tahu bahwa varian Delta tidak mengalami peningkatan tranmisis, yang berarti dapat menyebar lebih mudah antar manusia," kata Van Kerkhove dikutip dari situs Business Today.
Selain itu, Profesor Kedokteran di Rutgers New Jersey Medical School dan Profesor Biostatistik dan Epidemiologi di Rutgers School of Publik Health, Stanley Weiss MD, mengatakan, varian virus Corona seperti varian Delta dapat dengan cepat mengambil alih dan menjadi strain utama yang beredar di satu wilayah.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa varian Virus Corona India tersebut memiliki keunggulan dalam hal bertahan hidup.
"Di tempat-tempat seperti India, di mana kita telah melihat begitu banyak orang terinfeksi, terbukti bahwa varian Delta dapat menyebar dengan cepat," ujarnya dikutip dari situs Health.
Advertisement
Simak Video Berikut
#Elevate Women