Fimela.com, Jakarta Praktik perkawinan anak usia dini yang masih cukup tinggi di Indonesia membutuhkan perhatian khusus bagi masa depan anak-anak. Data yang dihimpun Plan International, sebanyak 650 juta anak dan kaum muda perempuan di dunia terdampat oleh praktik berbahaya.
Praktik perkawinan anak usia dini menimbulkan dampak negatif bagi anak perempuan. Seperti hilangnya akses pendidikan yang berpotensi menghalangi kesempatan mereka untuk mendapat pekerjaan yang layak di masa depan. Selain itu, situasi ini meningkatkan potensi risiko anak perempuan untuk mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
Advertisement
BACA JUGA
Ditambah dengan situasi pandemi COVID-19 yang membuat praktik perkawinan anak usia dini semakin meningkat. Di Indonesia sebanyak 13 juta orang perempuan berisiko menghadapi perkawinan anak usia dini yang didasari oleh faktor ekonomi.
Di saat yang sama, terjadi peningkatan aktivitas teknologi digital, baik untuk kebutuhan sosial maupun pemenuhan ekonomi di masa pandemi COVID-19. Untuk itu, Plan International merekomendasikan sejumlah pemanfaatan teknologi digital untuk menekan praktik perkawinan anak usia dini di Indonesia.
Â
Advertisement
1. Rencana skala dan target program
Upaya penghapusan perkawinan anak usia dini yang paling berhasil banyak terjadi di tingkat lokal, di mana strategi mereka sangat terkait dengan para individu pembuat perubahan (agent of change) serta nilai dan norma masyarakat setempat. Mereplikasi kesuksesan ini dalam skala besar menjadi tantangan bagi para praktisi. Karenanya salah satu keunggulan penggunaan teknologi digital adalah sebagai solusi atas tantangan upaya penghapusanperkawinan anak usia dini dalam skala yang lebih besar.
2. Modifikasi teknologi digital yang ada
Menyesuaikan dan memperbaiki solusi digital yang ada lebih baik daripada mengembangkan sesuatu yang baru dari awal. Sehingga dapat membantu organisasi terhindar dari usaha pengembangan teknologi yang secara intensif mengonsumsi sumber daya yang ada. Serta mendorong kesempatan pengembangan teknologi untuk dapat mencapai hasil program yang diinginkan.
3. Optimalisasi digital yang ramah pengguna
Proses yang efektif tentunya dibutuhkan untuk menentukan teknologi digital apa yang paling efektif, dan cara terbaik untuk merancang teknologi yang ramah dan mudah bagi penggunanya, sehingga konteks program tersampaikan dengan baik.
Â
4. Identifikasi masalah
Tantangan dalam isu penghapusan perkawinan anak usia dini yang teridentifikasi dengan baik dapat memandu pemilihan atau pengembangan solusi digital. Identifkasi masalah juga membantu pemetaan dampak sejak awal serta memengaruhi bagaimana teknologi digital dapat diadaptasi atau dirancang sesuai program.
5. Pengembangan strategi berkelanjutan
Penting untuk dapat mengidentifikasi solusi dan menciptakan kolaborasi yang tepat untuk beradaptasi, mengembangkan, dan meningkatkan kualitas teknologi tersebut sehingga dapat direkomendasikan untuk mengoptimalkan dampak dan meningkatkan keberlanjutan upaya program atau kampanye berbasis teknologi. Sektor swasta perlu terlibat karena perkawinan anak usia dini berdampak pada penurunan jumlah pemimpin perempuan di masa depan.
6. Tentukan dampak dari penggunaan teknologi digital
Penentuan tujuan dan identifikasi dampak dengan jelas di awal proses pengembangan teknologi dapat menyelaraskan desain teknologi dengan lebih efektif untuk menghasilkan capaian yang diinginkan. Selain itu, peninjauan dampak secara berkala juga penting untuk mengetahui bagaimana teknologi memengaruhi kelompok sasaran utama. Sedangkan kerusakan pada teknologi digital atau konsekuensi penggunaan yang tidak diinginkan juga harus dilacak dan ditangani.
7. Alokasi anggaran
Anggaran terpisah membantu memastikan bahwa upaya penggunaan teknologi digital memiliki sumber daya yang dibutuhkan agar secara efektif dapat dikembangkan, direplikasi dan berdampak positif.
Advertisement
Simak video berikut ini
#Elevate Women