Fimela.com, Jakarta Ketika seseorang yang pernah menjadi kekasih kemudian memilih untuk pergi, ada kepingan hati yang seakan ikut menghilang. Kita merasa hampa dan kosong saat seseorang yang kita kira menetap untuk selamanya ternyata berubah dan memilih jalan yang berbeda. Meskipun begitu, kekasih yang memilih untuk pergi tak perlu terus diratapi.
Bersabarlah mensyukuri kekasih yang memilih pergi. Ya, ini sulit. Mana mungkin bisa langsung bersabar atau bersyukur saat orang yang tadinya sangat kita cintai ternyata berkhianat? Namun, tak ada yang lebih melegakan selain perlahan melapangkan hati untuk merelakan dia yang sudah tak ingin lagi bersamamu.
Advertisement
BACA JUGA
1. Kamu Berkesempatan Mendapat Cinta yang Lebih Baik
The reason it hurts so much to separate is because our souls are connected. - Nicholas Sparks
Salah satu alasan kenapa perpisahan sangat menyakitkan adalah karena ada hati yang tadinya berada dalam satu ikatan. Ketika ikatan itu terlepas, ada luka yang menghadirkan rasa perih dan pedih. Butuh waktu dan proses sendiri untuk menyembuhkan luka itu. Tak apa perlahan-lahan menyembuhkan diri dari luka itu. Sebab ini awal untuk mendapatkan kesempatan memiliki cinta yang lebih baik lagi.
2. Dia yang Pergi Memang Bukan Orang yang Tepat Untukmu
Some stories don't have a clear beginning, middle and end. - Gilda Radner
Bersyukurlah setidaknya dia memilih pergi lebih awal dari dugaanmu. Sebab dia memang bukan orang yang tepat untukmu. Bersyukur saja bahwa kamu sebenarnya masih diselamatkan dari hubungan yang berpotensi akan makin menghancurkan hidupmu jika terus dilanjutkan. Dia bukan orang yang tepat untukmu, maka relakan dia pergi saat dia memang memilih untuk melakukan itu.
Advertisement
3. Hatimu akan Terasa Lebih Lapang saat Menerima Realitas
Satu hal yang paling sulit untuk dilakukan saat ada seseorang yang memilih untuk pergi adalah menerima realitas yang ada. Realitas bahwa segalanya takkan sama lagi. Realitas bahwa dia tak lagi bersamamu. Namun, ketika kita sudah menerima realitas itu, hati akan terasa lebih lapang. Mungkin prosesnya tidak instan, tapi saat kita memilih untuk bersabar dan bersyukur, kelapangan hati itu akan hadir dengan sendirinya.
4. Kamu Diselamatkan dari Hubungan Toxic Lebih Awal
Why can't we get all the people together in the world that we really like and then just stay together? I guess that wouldn't work. Someone would leave. Someone always leaves. Then we would have to say good-bye. I hate good-byes. I know what I need. I need more hellos. - Charles M. Schulz
Lebih baik dia pergi daripada masih bersamamu tapi memaksakan perasaan dan hatinya padamu. Andai dia terus bersamamu, dia mungkin hanya akan menghancurkan kebahagiaanmu dan membuatmu makin menderita. Dengan dia yang memilih pergi, kamu diselamatkan lebih awal dari hubungan yang berpotensi toxic. Setidaknya kamu tak akan terus menerus "makan hati" lagi jika dia masih bersamamu hingga saat ini.
5. Ada Awal Kisah Baru yang Lebih Indah Untukmu
Don't cry because it's over. Smile because it happened. - Dr. Seuss
Yakin saja ada awal kisah baru yang lebih indah untukmu. Boleh saja menangisi dia yang sudah pergi, tapi setelah itu sudahi. Yang sudah, ya sudah. Dia yang memilih pergi memang tak bisa dipaksakan untuk terus bersama lagi. Kini fokusnya adalah pada dirimu sendiri. Ada awal kisah baru yang lebih indah untukmu, maka cukup melangkah ke depan dengan hati yang baru.
Semoga hatimu segera pulih dari rasa sakit hati. Semoga jiwamu juga lebih tenang setelah ini, ya. Dia yang memilih pergi, biarkan saja. Cukup fokus pada dirimu sendiri untuk mendapatkan cinta yang lebih tepat untukmu.
#ElevateWomen