Fimela.com, Jakarta Tak hanya kaya dengan legenda atau kisah-kisah rakyat di masa lalu, di Indonesia juga masih berkembang banyak sekali mitos yang dipercaya masyarakat hingga saat ini. Salah satunya adalah mitos tentang jodoh, baik itu berupa pantangan atau anjuran. Dan hal inilah yang menjadikan masyarakat Indonesia menjadi unik karena ciri khasnya tersebut. Dan inilah beberapa mitos tentang jodoh yang berkembang hingga saat ini.
BACA JUGA
Advertisement
1. Duduk di depan pintu mempersulit datangya jodoh
Mitos ini mungkin hampir bisa ditemui di Sebagian besar daerah di Indonesia. Namun, tidak tidak tahu dari mana mitos ini bermula dan bisa berkembang sampai sekarang. Duduk di depan pintu ini mungkin dikaitkan dengan pintu sebagai jalan keluar dan masuk, sehingga dilarang untuk berdiam di depan pintu karena bisa menghalangi orang yang ingin beraktivitas.
2. Menyapu tidak bersih jodohnya brewokan
Ini juga salah satu mitos yang sering kita dengar dari orangtua zaman dahulu, biasanya bagi perempuan yang tidak menyapu secara bersih atau tuntas akan ditakut-takuti bahwa kelak ia akan berjodoh dengan seseorang yang brewokan. Konsep ini mungkin dikaitkan bahwa saat melakukan sesuatu jangan sampai setengah-setengah dan usahakan hingga benar-benar selesai.
Advertisement
3. Memberi baju ke pasangan mengakibatkan putus
Mitos ini banyak berkembang di daerah Jawa, sehingga bagi orang yang percaya dengan mitos ini pantang bagi mereka untuk menghadiahi pasangan dengan pakaian karena takut hubungannya akan kandas. Menurut penuturan orangtua zaman dahulu, baju yang sering dicuci nantinya warnanya akan luntur. Sehingga akan berpengaruh pada lunturnya hubungan juga.
4. Menolak lamaran membuat susah jodoh
Mitos ini mungkin punya alasam yakni terkait dengan nilai sosial, bahwa tidak baik menolak lamaran seseorang. Akan tetapi, perasaan atau cinta adalah hal yang tidak bisa dipaksakan, terlebih jika seseorang yang datang melamar belum memiliki kedekatan emosional satu sama lain. Jadi ada baiknya untuk bisa lebih dekat, bisa lebih mengenal sehingga merasa cocok. Karena bagaimana pun memilih pasangan tak bisa dilakukan sembarangan.
5. Mendapatkan bunga yang dilempar pengantin, tanda akan segera menikah
Salah satu kebiasan saat pernikahan adalah pasangan pengantin akan melempar bunga kepada tamu undangan. Dan bagi siapa saja yang berhasil menangkapnya, dipercaya akan segera menyusul ke pelaminan atau akan bertemu jodoh dalam waktu dekat. Oleh karena itu, biasanya tamu undangan, terutama yang masih lajang akan berlomba-lomba untuk mendapatkan bunga yang dilempar tersebut.
6. Pasangan yang wajahnya mirip itu jodoh
Mungkin mitos ini banyak dipercaya, karena banyak ditemui orang yang memiliki kemiripan berjodoh dengan pasangannya. Hal ini mungkin merujuk pada kemiripan sifat atau perilaku juga yang menjadikan seseorang merasa cocok. Tetapi ini juga ada penelitiannya, seperti yang dilansir dari Reader Digest, Robert Zajonc, seorang psikolog di Universitas Michigan menganalisis foto-foto pasangan yang diambil saat mereka masih menjadi pasangan baru. Hasilnya, setelah 25 tahu menikah, ternyata semakin lama bersama pasangan akan memiliki kemiripan satu sama lain.
7. Sesama anak sulung tidak cocok menikah
Mitos ini banyak terdengar di daerah Jawa, bahwa pernikahan sesame anak sulung tak akan mendapatkan kecocokan, hal ini juga berlaku dalam pasangan sesame bungsu. Sehingga, idealnya anak sulung menikah dengan anak bungsu. Hal ini mungkin berkaitan karena sesama anak sulung memiliki ego yang tinggi atau kesamaan sifat lainnya, sehingga dalam menjalani hubungan mereka akan sulit mengalah satu sama lain. Tetapi juga ada sebuah penelitian yang menemukan bahwa pernikahan terbaik ditemui dari pasangan sulung dan bungsu. Jadi, sebenarnya ini tergantung pada kedewasaan sikap masing-masing orang dalam hubungan.
Wah sangat unik sekali ya mitos-mitos yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia. Apakah, di tempat Sahabat Fimela juga ada mitos-mitos seperti ini? Yuk, bagikan juga ceritamu di sini!
#ElevateWomen