Fimela.com, Jakarta Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jauh pada tanggal 5 Juni membuat kita harus peduli dengan kondisi bumi. Perubahan zaman membuat kondisi bumi semakin mengkhawatirkan, di mana udara semakin panas dan terkontaminasi polusi dari kendaran hingga pabrik, hutan yang terbakar dan gundul, hingga laut yang tercemar oleh sampah. Itu hanyalah sebagian kecil contoh jika bumi sedang tidak baik-baik saja.
Inilah mengapa, manusia sebagai salah satu penghuni memiliki tanggung jawab untuk menjaga bumi dan melestarikan lingkungan hidup. Hal ini bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk kehidupan generasi selanjutnya.
Advertisement
BACA JUGA
Menjaga lingkungan hidup bisa dimulai dari rumah dan lingkungan sekitar, hal inilah yang harus terus kita tularkan kepada masyarakat sekitar di Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Misalnya saja, membuat kompos sampah organik dari produk makanan, kertas, dan produk berbahan organik. Gunakan komposter, sebuah kontainer yang digunakan untuk membuat kompos yang bisa digunakan untuk tanaman.
Lalu jangan lupa, hindari penggunaan plastik dengan membawa tas belanja sendiri dan tidak menggunakan sedotan plastik. Jika berpergian bawalah botol tumblr sendiri. Lengkapi juga dengan memilih sampah yang bisa didaur ulang.
Perhatikan juga area tempat tinggal dan usahakan untuk membuat lingkungan tidak kumuh dengan buang sampah tidak sembarangan hingga mengecat lingkungan secara rapi, seperti yang dilakukan di Kampung Pelangi Semarang, tepatnya di Jalan DR. Sutomo Nomit 89, Randusari, Kota Semarang, Jawa Tengah. Bahkan lingkungan ini dikenal menjadi wisata favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Advertisement
Sebelum berwarna Kampung Pelangi adalah Kampung Kumuh
Sebelum menjadi Kampung Pelangi, kampung ini bernama Kampung Gunung Brintik yang dikenal sebagai perkampungan kumuh. Namun, berkat inisiasi Hendrar Prihadi sebagai Walikota Semarang, dinding rumah warga telah di cat dengan warna pelangi dan dilengkapi hiasan mural serta lukisan tiga dimensi. Sesuai dengan perubahan tersebut, akhirnya kampung ini diresmikan menjadi Kampung Pelangi pada 18 Mei 2017.
Kepopuleran Kampung Pelangi turut mendorong pihak-pihak lain untuk berkontribusi dalam pelestarian destinasi wisata ikonik di Kota Semarang ini. Di antaranya kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh Nippon Paint Indonesia bersama Grand Edge Hotel Semarang.
“Nippon Paint memberikan donasi untuk Kampung Pelangi dalam bentuk cat eksterior sebanyak 25 pail atau setara dengan 451 kg yang dapat mencakup 6.000 meter persegi bidang cat, atau sebanyak 150 rumah yang dicat ulang. Selain itu, Nippon Paint juga mendukung pengecatan bidang lain seperti Jembatan Kampung Pelangi dengan kreativitas mural,” ujar Regional Sales Manager Jawa Tengah Nippon Paint Indonesia, Marselino Najoan dalam siaran pers yang diterima Fimela.com.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Semarang Indriyasari mengutarakan rasa terima kasih atas perhatian dari Grand Edge Hotel Semarang dan Nippon Paint yang telah berpartisipasi dalam merawat Kampung Pelangi. “Ke depannya, kegiatan serupa dapat menginspirasi perusahaan-perusahaan lainnya untuk memberikan langkah nyata mendukung perkembangan Kota Semarang,” imbuhnya.
Ketua Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Kampung Pelangi Ndan Slawi juga menyambut baik kolaborasi CSR antara Grand Edge Hotel Semarang dan Nippon Paint yang sangat berarti bagi Kampung Pelangi. “Sekarang Kampung Pelangi jadi semakin cantik lagi dan tentunya menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung serta tetap dikenang sebagai ikon destinasi di Kota Semarang. Semoga kegiatan wisata kembali dapat berjalan seperti sediakala setelah pandemi berakhir,” ujarnya.
#elevate women