Sukses

Lifestyle

Marak Kasus Begal Payudara, Ini Risiko Kesehatan Mental yang Dialami oleh Korban

Fimela.com, Jakarta Belakangan ini jagat maya dihebohkan dengan maraknya kasus begal payudara yang videonya viral di media sosial.  Salah satu korbannya adalah seorang wanita yang sedang bersepeda seorang diri di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Korban pun langsung syok dan takut. Namun selain dua hal tersebut, korban pelecehan seksual juga berisiko mengalami masalah kesehatan mental.

Dr. Collen Cullen, seorang psikolog klinis, mencatat bahwa korban pelecehan seksual berisiko mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan bahkan gangguan stres pascatrauma (PTSD).

“Beberapa penelitian juga telah menemukan bahwa pelecehan seksual dapat menyebabkan gejala depresi dalam jangka panjang.” ungkapnya, dikutip dari NBC News.

Korban akan menyalahkan diri sendiri dan mengasingkan diri

Menurut psikoterapis berlisensi Dr. Tiffanie Davis, menyalahkan diri sendiri dan mengasingkan diri seringkali menjadi norma bagi korban trauma seksual. Kemarahan juga merupakan respons yang terkenal terhadap trauma, tetapi merupakan emosi sekunder dari rasa sakit hati dan kekecewaan.

“Tidak jarang perempuan yang mengalami trauma mengalami kilas balik dan serangan panik sebagai bagian dari pasca- gangguan stres traumatis. Mereka juga dapat mengembangkan masalah penyalahgunaan zat atau mencoba bunuh diri atau menderita gangguan depresi berat. " ujarnya.

Perawatan pribadi seperti diet, olahraga, dan tidur juga bisa menjadi tantangan ketika seseorang menderita melalui tantangan psikologis yang intens, dan bisa menjadi salah satu tanda awal depresi.

Berdampak pula pada kesehatan fisik

Tidak hanya berpengaruh pada masalah kesehatan mental korban, pelecehan seksual juga berdampak pada kesehatan fisik korban. Para peneliti di University of Pittsburgh menemukan bahwa perempuan yang pernah mengalami pelecehan atau penyerangan, dua kali lebih mungkin mengalami peningkatan tekanan darah dan insomnia.

"Ketika menyangkut pelecehan seksual atau serangan seksual, penelitian kami menunjukkan bahwa pengalaman hidup mungkin memiliki dampak serius pada kesehatan wanita, baik mental maupun fisik," Rebecca Thurston, seorang profesor psikiatri di Pitt School of Medicine, dikutip ABC News.

Apa perawatan yang tepat untuk korban pelecehan seksual?

Reaksi seseorang terhadap trauma seringkali dimulai dengan syok dan kemudian bergerak ke penyangkalan. Padahal konseling dan dukungan bagi korban menjadi sangat penting.

Pada umumnya, perawatan yang efektif untuk korban pelecehan seksual ialah terapi perilaku kognitif dan terapi pemaparan berkepanjangan. Kamu juga bisa mencari terapis yang menyediakan perawatan ini.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading