Fimela.com, Jakarta Semua orang tentu tahu, sayur-sayuran baik untuk kesehatan. Namun sayangnya, tidak semua orang suka menyantapnya. Apalagi jika kebiasaan itu dipupuk sejak kecil. Berdasarkan sebuah riset, ditemukan sebanyak 80 persen masyarakat Indonesia jarang makan sayur. Salah satu alasan mengapa sejumlah orang tidak suka sayur adalah karena rasanya yang dianggap kurang nikmat.
Padahal, WHO sendiri menyarankan agar mengonsumsi sayuran minimal 400 gram perhari. Hal ini kemudian yang menjadi perhatian Fitriani Rahmah, Founder dari Serasa Salad Bar yang ingin mendorong masyarakat Indonesia agar gemar makan sayur.
Serasa adalah bisnis lokal berbasis di Bandung yang berkomitmen untuk menciptakan pengalaman salad yang menggugah selera dengan dressing gurih buatan sendiri. Berawal dari keresahannya yang melihat banyak orang tidak suka makan sayur, Fitriani dan adiknya akhirnya mendirikan Serasa Salad Bar pada April tahun 2015 silam.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Menciptakan pengalaman makan sayur yang menyenangkan
Mereka berdua pertama kali memasarkan produk Serasa secara online. Tren makan sayur yang belum berkembang menjadi tantangan yang kerap kali mereka hadapi.
Fitriani menyadari, untuk mengubah pandangan masyarakat akan makan sayur, dibutuhkan inovasi menciptakan pengalaman makan sayur yang menyenangkan. Akhirnya, ia meluncurkan Homemade Dressing yang dapat dipadukan dengan olahan sayur yang segar.
“Jadi salah satu perhatian kita adalah menciptakan homemade dressing yang masing-masing rasanya otentik dan sudah dicampurkan dengan berbagai macam real food yang cita rasanya bisa mengubah pandangan seseorang tentang makan sayuran,” kata Fitriani dalam webinar (07/05/2021).
Salah satu pengalaman berkesan yang diceritakannya adalah ketika ia mencoba trial error ke teman-teman dan saudaranya yang sama sekali tidak menyukai sayur, bahkan enggan menyentuhnya sedikitpun.
Tetapi ternyata, dengan sayuran yang segar dan dressing yang lezat bisa mengubah mindset tersebut. Teman-temannya kini bahkan gemar dan menjadikan sayuran sebagai makanan sehari-hari mereka.
“Dari situlah, kami menjadi optimis untuk memasarkan Serasa Salad Bar ke masyarakat Indonesia,” terang dia.
Berkolaborasi dengan para petani lokal dan artisan
Memiliki visi menjadikan makan sayur yang menyenangkan, Serasa Salad Bar juga turut bekerja sama dengan para petani dan artisan lokal. Hal inilah yang kemudian menjadi value terbesar dari Serasa Salad Bar.
Menurut Fitriani, untuk menggerakan masyarakat agar mau makan sayur adalah dengan cara menggaet komunitas. “Jadi dari situ kami bekerja sama langsung dengan para petani lokal dan artisan untuk menyediakan alternatif olahan sayuran yang lezat dan segar langsung dari pertanian,” kata Fitriani.
Sementara, untuk menjaga produk tetap segar sampai ke tangan konsumen, seluruh produk Serasa dibuat berdasarkan pesanan. “Jadi saat pesanan masuk, di saat itu juga kita baru buat dan kirim ke konsumen,” sambungnya.
Berdasarkan data dari Tokopedia, selama pandemi Serasa Salad Bar mengalami peningkatan penjualan. Bahkan meningkat hingga 17 kali lipat dari sebelumnya.
Agar bisa bertahan di tengah pandemi, menurut Fitriani penting bagi para pelaku usaha untuk selalu beradaptasi dan melakukan inovasi baru. “Dari pandemi, kami melihat tren yang dimana orang saling kirim makanan. Akhirnya kami menyediakan paket mix and share yang dimana orang bisa menikmati makanan sehat itu secara bersama-sama di rumah. Jadi kami melihat banyak tren yang berubah dan mencoba beradaptasi dengan hal itu.” kata dia.
Selain Bandung, kini Serasa Salad Bar telah memiliki cabang di dua kota lainnya, yakni Jakarta dan Bekasi. Beberapa produk yang tersedia dan populer di antaranya Fresh Salad, Healthy Drinks, dan Home Dressing yang bisa dipesan langsung secara offline ataupun online melalui media sosialnya dan e-commerce seperti Tokopedia.
Penulis: Hilda Irach
#Elevate Women