Fimela.com, Jakarta Sebagian besar faktor risiko demensia sama sekali di luar kendali, seperti usia dan genetika. Tapi ada bukti ilmiah yang berkembang, mengatakan bahwa ada langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko mengembangkan kondisi tersebut.
BACA JUGA
Advertisement
Sebuah studi besar yang baru saja diterbitkan di jurnal Nature Communications menunjukkan 1 cara pencegahan yang relatif mudah, yaitu tidur berkualitas tinggi yang cukup, terutama untuk orang-orang berusia 50-an dan 60-an. Studi ini diikuti hampir 8.000 peserta di Inggris selama 25 tahun, menemukan bahwa orang yang tidur teratur selama 6 jam atau kurang di usia paruh baya memiliki risiko 30% lebih tinggi terkena demensia, dibandingkan mereka yang tidur 7 jam atau lebih per malam.
Sebenarnya studi ini bukan yang pertama menarik hubungan antara kuantitas dan kualitas tidur dengan demensia, tapi ini adalah yang terbesar. Selama tidur, otak diizinkan untuk membersihkan racun dan itu termasuk beta-amiloid.
Beta-amiloid adalah protein otak yang dapat menggumpal dan seringkali merupakan ciri khas penyakit Alzheimer. Selain itu, tidur sangat penting untuk mengkonsolidasikan ingatan.
Advertisement
Tidur bisa mencegah demensia
Gangguan tidur bisa menyebabkan peradangan dan penyumbatan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di otak. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit merekomendasikan orang dewasa berusia 18 sampai 60 tahun tidur 7 jam atau lebih per malam, orang dewasa berusia 61 sampai 64 tahun harus tidur 7 sampai 9 jam, sedangkan mereka yang berusia 65 tahun ke atas harus menargetkan tidur 7 atau 8 jam.
Untuk meningkatkan kualitas tidur, ada banyak hal yang bisa dilakukan, seperti menghindari alkohol. Alkohol cenderung menyebabkan gangguan tidur dan mengurangi total waktu tidur.
Selain itu, hindari juga kafein setidaknya 8 jam sebelum tidur. Kafein dan alkohol dapat mengurangi jumlah tidur yang dimiliki orang sepanjang malam.
Tidur bisa mencegah demensia
Perubahan lain yang relatif sederhana, meskipun tidak mudah adalah menghindari elektronik di malam hari. Layar ponsel dan laptop memancarkan cahaya biru, yang dapat mengganggu tidur.
Jika kamu tidak bisa mengabaikan ponsel sepenuhnya sebelum tidur, coba sesuaikan cahayanya di pengaturan atau gunakan ponsel untuk mendengarkan meditasi atau suara yang bisa memicu tidur.
Kamu juga harus mencoba berolahraga secara teratur. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang konsisten di pagi atau sore hari dapat meningkatkan kualitas tidur secara signifikan.
Olahraga juga dapat mengurangi risiko seseorang terkena demensia sekitar 30%. Seperti halnya pencegahan penyakit, perubahan yang sehat dapat berdampak pada tubuh dan pikiran dalam banyak cara yang berbeda, tapi saling terkait.
#Elevate Women