Fimela.com, Jakarta Selalu ada cerita, pengalaman, dan kesan tersendiri yang dirasakan tiap kali bulan Ramadan datang. Bahkan ada kisah-kisah yang tak pernah terlupakan karena terjadi pada bulan suci ini. Tiap orang pun punya cara sendiri dalam memaknai bulan Ramadan. Tulisan kiriman Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Berbagi Cerita tentang Indahnya Ramadan di Share Your Stories Bulan April ini pun menghadirkan makna dan pelajaran tersendiri.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Inneke Yudhowati
Entah dari mana aku akan memulai berkata-kata untuk mengeluarkan segala perasaan yang sudah lama terpendam judul di atas setidaknya bisa mewakilkan kalimat demi kalimat yang akan aku susu. Aku rindu keponakanku tapi tidak bisa bertemu semudah dulu.
Biasanya sebulan sekali kalian berkunjung ke rumah karena rutinitas kesibukan. Aku kangen canda dan teriakan kalian.
Terakhir ketemu tiga Ramadan yang silam saat Ditta kelas 4 SD dan Irsyad kelas 3 SD. Anak-anak pintar dengan prestasi sekolah yang membanggakan.
Masih teringat saat lebaran tiba kalian datang memamerkan baju dan sepatu baru, "Minal Aidin wal Waidzin, Bude."
Kalian berlari menghampiri aku. Kubalas ucapannya dan tak lupa kutawarkan kue lebaran hasil karyaku. Dengan lahapnya kalian memakan satu per satu kuenya sampai ludes. Kalian merengek menangis minta dibuatkan kuenya lagi. Kusodorkan kue lain yang tak kalah enaknya, kalian tidak mau, hanya minta kue yang aku buat. Bersyukur aku masih punya sisa bahan kuenya, langsung aku buatkan.
Advertisement
Kebersamaan saat Itu
Sesekali Ditta dan Irsyad datang menanyakan apakah kuenya sudah jadi. Akhirnya kuminta keduanya membantu membuat kuenya meski prosesnya harus mundur karena diselingi dengan kelakuan lucu keduanya saling berebut adonan, berebut alat, masing-masing ingin menjadi yang terbaik setelah kuenya jadi.
Kalian minta izin padaku, "Bude, boleh ya kuenya Ditta bawa untuk di rumah." Setelah kubolehkan, keduanya bersorak gembira sambil berlari-lari.
Tak kusangka itulah lebaran terakhir aku bertemu keponakanku. Tahun berikutnya ada masalah dengan kedua orangtuanya. Kedua keponakanku ikut salah satu orang tuanya ke Sumatera. Bermacam cara damai sudah dicoba untuk kedua orangtuanya, tapi masing-masing ego dalam mengatasi masalah yang melanda, dalam hal ini ada anak yang dirugikan, dipaksa untuk memahami situasi keluarga.
Untuk Ditta dan Irsyad,
Mungkin saat ini kalian sudah duduk dibangku SMP, meskipun sekolah saat ini belajar dengan daring. Tetap menjadi anak pintar, sayang keluarga.
Satu hal yang bude minta, jangan pernah meninggalkan salat 5 waktu.
Inshaa Allah panjang umur, sehat, dan ada rezeki kita bisa bertemu. Apalagi di bulan Ramadan ini, doa-doa terbaik kita pasti akan dijabah Allah Subhanahu Wa'Taalla.
Sehat selalu untuk kalian berdua, apalagi di masa pandemi ini.
Jarak boleh memisahkan kita, kalian tetap ada di hati bude, keponakanku yang cantik dan ganteng.
#ElevateWomen