Fimela.com, Jakarta Selalu ada cerita, pengalaman, dan kesan tersendiri yang dirasakan tiap kali bulan Ramadan datang. Bahkan ada kisah-kisah yang tak pernah terlupakan karena terjadi pada bulan suci ini. Tiap orang pun punya cara sendiri dalam memaknai bulan Ramadan. Tulisan kiriman Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Berbagi Cerita tentang Indahnya Ramadan di Share Your Stories Bulan April ini pun menghadirkan makna dan pelajaran tersendiri.
BACA JUGA
Advertisement
***
Oleh: Mutiara Diah
Ramadan adalah bulan suci yang sangat dinantikan oleh umat muslim di dunia ini, tidak terkecuali dengan diriku. Bulan Ramadan mempunyai makna tersendiri bagiku karena di bulan ini aku dapat memaksimalkan ibadahku meskipun kita semua tahu bahwa saat ini Indonesia sedang berduka.
Tidak hanya Indonesia melainkan semua negara yang ada di dunia ini sedang berduka akibat pandemi virus corona. Tentunya tidak ada yang merasa siap dengan kedatangan virus corona ini setahun yang lalu. Virus corona tiba-tiba muncul dan langsung menyerang seluruh rakyat Indonesia.
Dalam waktu sekejap sudah banyak orang yang terinfeksi bahkan menjadi korban akibat serangan virus corona. Hal ini juga yang membuatku merasa prihatin, di tengah kebahagiaan menyambut bulan suci Ramadan kita juga harus berjuang melawan virus corona ini. Mau tidak mau kita harus bisa bersahabat dengan virus corona ini. Namun, tanpa kita sadari, ternyata virus corona ini memberikan dampak positif kepada kehidupan kita. Hal yang paling berimbas secara signifikan adalah kebiasaan hidup kita.
Kebiasaan hidup yang dimulai dari kebiasaan mencuci tangan yang dulunya menjadi hal remeh nyatanya sekarang menjadi penyelamat kita terhadap virus corona. Selain itu, kebiasaan berolahraga juga dapat meningkatkan imunitas tubuh sehingga kita juga dapat terhindar dari virus corona.
Imunitas penting bagi tubuh guna melindungi diri kita dari paparan penyakit baik virus, kuman, dan bakteri yang bisa ada di makanan, minuman, bahkan udara yang kita hirup. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan imunitas tubuh adalah dengan berolahraga secara teratur. Olahraga yang baik tentunya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan diri, tidak perlu berlebihan karena efeknya dapat sebaliknya bagi tubuh jika tidak sesuai kemampuan kita. Olahraga juga dapat dilakukan ketika puasa seperti saat ini tentunya disesuaikan dengan kemampuan tadi.
Advertisement
Bersepeda
Olahraga ringan seperti joging di depan rumah, yoga atau meditasi, dan bersepeda di sekitar kompleks tentunya sudah cukup untuk dilakukan ketika bulan puasa. Hal ini seperti yang aku lakukan saat ini, sudah dua hari menjalani puasa Alhamdulillah tubuh terasa bugar dan fit meskipun dengan berolahraga. Karena nyatanya olahraga dapat membantu dalam metabolisme tubuh sehingga regulasi dalam tubuh dapat kembali baru sehingga semangat dalam menjalani hari-hari.
Biasanya aku melakukan olahraga bersepeda setelah melakukan salat subuh berjamaah di rumah, sekitar pukul setengah enam pagi. Ini juga menjadi salah satu cara untuk teman-teman yang sering merasa ngantuk ketika sahur dan memutuskan melanjutkan tidur setelah salat subuh. Hal ini salah ya teman-teman alias tidak baik untuk dilakukan apalagi jadi kebiasaan selama satu bulan.
Maka dari itu, salah satu caranya dengan menyibukkan diri di pagi hari misalnya dengan bersepeda. Selanjutnya aku biasanya bersepeda dengan jarak tempuh 20 kilometer tetapi saat tidak puasa ya. Kalau saat puasa cukup 8 kilometer saja, biasanya aku hanya memutar kompleks rumah.
Jangan lupa, sebelum melakukan aktivitas olahraga apa pun bisa melakukan peregangan terlebih dahulu agar otot tidak kaku dan tegang sehingga otot merasa siap untuk melakukan olahraga. Hal ini juga bisa mencegah kita dari terkilir, sprain, dan strain.
Kemudian, pastikan juga alat olahraga kamu aman ya kalau menggunakan sepeda bisa dicek dahulu seperti ban sepedanya apakah aman atau ada kebocoran. Jangan sampai saat kita sudah mengayuh cukup jauh kita baru sadar ternyata ada yang tidak beres di alat olahraga kita. Selanjutnya, selama pandemi ini jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan yaitu menggunakan masker, sarung tangan sepeda, membawa handsanitizer, terapkan jaga jarak, membawa alat minum pribadi, dan jangan menyentuh area mata, hidung, dan mulut.
Kemudian setelah persiapan sudah cukup kita bisa melakukan perjalanan dengan tetap memperhatikan kemampuan diri, terutama di bulan Ramadan. Untuk aku pribadi, meskipun aku menerapkan target jarak tempuh bersepeda namun jika tubuh dirasa sudah lelah aku memilih untuk beristirahat dan kembali pulang tidak melanjutkan target. Hal ini dilakukan demi keselamatan diri agar hari-hari selanjutnya tetap dapat bersepeda kembali.
Ada satu kutipan dari aku untuk teman-teman.
"Cintai semua hal yang positif, lakukan sesuatu hal yang kamu suka. Hidupmu adalah hakmu. Kebahagiaanmu adalah kewajibanmu. Dan membahagiakan dirimu adalah tanggung jawabmu."
#ElevateWomen